Virus Corona Bisa Bikin Olahraga Nasional Mati Suri
Juprianto Alexander | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mar 2020 08:21 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Ilustrasi pertandingan Liga 1 2020. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Virus corona bisa jadi ancaman nyata bagi keberlangsungan agenda olahraga tanah air. Bukan tidak mungkin, wabah tersebut bisa bikin agenda olahraga nasional mati suri.
Sebagai contoh adalah kompetisi besar seperti Liga 1 terganggu. Gangguan yang paling ringan adalah gelaran Liga 1 atau Liga 2 tanpa penonton. Paling sial tentu kemungkinan penundaan ajang tersebut.
Fokus utama adalah keselamatan serta kesehatan atlet, ofisial maupun penonton yang terlibat ada di dalamnya.
Penyebaran virus corona sudah sampai ke Indonesia. Dua Warga Negara Indonesia (WNI) dinyatakan positif mengidap virus corona dan kini tengah ditangani secara intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Dr. Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Kedua korban corona yaitu ibu dan anak yang merupakan warga Depok, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain merusak jadwal yang sudah masuk dalam agenda besar internasional, kondisi ini juga membuat banyak pihak dirugikan. Mulai dari turnamen Indonesia Open yang rencananya bergulir mulai 16-21 Juni sampai gelaran kompetisi Liga 1 2020 yang baru dimulai pada Sabtu (29/2) lalu.
Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Achmad Budiharto berharap wabah virus corona tidak berdampak ke penyelenggaraan Indonesia Open. Sejak dini, PBSI sudah mulai berkoordinasi dengan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk meminta arahan dan rekomendasi digelarnya turnamen bulutangkis level 1000 tersebut.
Ilustrasi pertandingan Indonesia Open 2019. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
"Karena apapun yang seharusnya menjadi agenda, kami harus menjaga keselamatan dan kesehatan pemain, ofisial, penonton dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Saya berharap semoga Indonesia Open bisa berjalan sesuai jadwal tanpa kendala," kata Budi, Senin (2/3).
Tak hanya bulutangkis, kompetisi Liga 1 2020 juga bisa terkena dampaknya. Terburuk, PSSI maupun operator kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB) diprediksi bakal meniru kebijakan yang diambil Federasi Sepak Bola Thailand (FAT).
Seperti dilansir Bangkok Post, FAT telah menggelar pertemuan mendadak pada Minggu (1/3) sebagai antisipasi penyebaran virus corona lebih luas lagi. Data terbaru menyebut ada 43 kasus virus corona di Thailand yang menyebabkan satu orang meninggal dunia.
PSSI sendiri belum bisa mengambil keputusan apapun terkait penyebaran virus corona terhadap penyelenggaraan Liga 1 2020. PSSI sejauh ini sudah berkoordinasi dengan Kemenpora yang nantinya bakal diteruskan ke Kementerian Kesehatan untuk bisa memberikan arahan terkait keputusan yang seharusnya diambil PSSI maupun PBSI.
Jika akhirnya Liga 1 atau Liga 2 digelar tanpa penonton, pihak klub yang paling dirugikan. Klub-klub bisa rugi mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah, tergantung level klub.
Pekan Olahraga Nasional (PON) yang sedianya digelar pada Oktober mendatang juga bisa terkena dampak Virus Corona. Meski sejauh ini belum ada pernyataan resmi terkait hal tersebut dari pemerintah maupun Panitia Besar (PB) PON.
Penundaan atau bahkan pembatalan event-event olahraga ini dipastikan nantinya menimbulkan kerugian. Secara materi, sponsor yang telah mengeluarkan biaya untuk mendukung kegiatan bakal menjadi pihak yang paling banyak dirugikan.
Sebab, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk menyukseskan event tersebut. Dengan harapan, banyak penonton yang datang dan mampu melihat iklan produk yang ditawarkan kepada para penonton yang hadir.
Dari sisi lain, atlet pun dibuat merana. Persiapan menuju turnamen maupun kompetisi memerlukan persiapan panjang yang matang supaya atlet bisa mencapai target hasil maksimal di turnamen maupun kompetisi yang diikutinya.
Jika sebuah event olahraga dibatalkan, persiapan panjang yang telah dilakukan atlet jadi sia-sia. Segi psikis atlet pun bakal terganggu.
Selain di dalam negeri, dampak Virus Corona juga sudah membuat berbagai event olahraga dunia terganggu. Terbaru, gelaran MotoGP Qatar dibatalkan dan MotoGP Thailand terpaksa ditunda sampai Oktober mendatang.
Tak hanya itu, ajang multi event olahraga terbesar di dunia, Olimpiade 2020 Tokyo pun masih belum jelas. International Olympic Committee (IOC) disebut baru bakal membuat keputusan resmi pada akhir Mei mendatang. Indonesia saat ini, lanjut Rosan, juga masih menunggu keputusan resmi tersebut.
"Kalau saya lihatnya tentu kita harus berhati-hati. Jadi dari kita sendiri harus dipastikan. Kita harus antisipasi langkah-langkahnya seperti apa."
"Seperti yang disampaikan Ketua NOC, kita harus menjaga kesehatan atlet yang utama. IOC juga mengatakan kemungkinan apa nanti skalanya dikecilkan, atau ada beberapa cabor yang tanpa penonton, itu ada opsi-opsi itu. Kami akan tunggu," ujar Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di Olimpiade, Rosan P. Roeslani.
Olahraga Indonesia tentu berharap badai yang ditimbulkan virus corona ini cepat berlalu agar denyut olahraga Indonesia tetap terasa dan tidak menjadi 'mati suri' di tahun ini.(ptr)