Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak ada satupun sosok di
Liverpool yang saat ini lebih pusing ketimbang
Jurgen Klopp. Setidaknya untuk empat hari ke depan.
Waktu yang terhitung pendek tetapi genting buat Klopp. Dalam empat hari ke depan, Virgil van Dijk dan kawan-kawan akan bersua Bournemouth di Liga Inggris dan menjamu Atletico Madrid pada leg kedua 16 besar Liga Champions.
Sebelum melangkah ke dua laga itu, Klopp perlu melihat secara jernih tren negatif Liverpool. Liverpool yang perkasa sejak awal musim tiba-tiba dihadapkan pada serangkaian masalah dalam waktu hanya dua pekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riak-riak masalah itu mulai terlihat saat Liverpool takluk 0-1 di markas Atletico Madrid, 18 Februari lalu. Sekilas banyak pihak melihat hasil itu wajar karena Los Colchoneros adalah tim yang tangguh bersama pelatih Diego Simeone.
 Liverpool menelan tiga kekalahan dalam empat pertandingan terakhir di semua kompetisi. (AP/Ian Walton) |
Kekalahan itu pun diyakini tidak berbekas karena Liverpool lantas kembali ke jalur kemenangan di Liga Inggris. Liverpool mengalahkan West Ham United 3-2 meski gawang Alisson Becker dua kali dibobol tim tamu.
Di awal Maret, Liverpool ditantang tim penghuni zona degradasi Watford. Tim kota pelabuhan diyakini bakal menang mudah atas tim asuhan Nigel Pearson.
Fakta di lapangan Liverpool kehilangan taji. Tim tamu tidak punya solusi untuk bisa keluar dari masalah yang dihadirkan Watford, hingga akhirnya kalah telak 0-3 dari The Hornets.
Kekalahan itu membuat catatan tanpa kalah dalam 44 laga di Liga Inggris terhenti. Hasil negatif itu hanya sedikit lebih baik dari kekalahan 0-5 'Baby Liverpool' lawan Aston Villa di Piala Liga Inggris.
Tiga hari usai kalah dari Watford, Liverpool kembali tersandung saat dijamu Chelsea di babak kelima Piala FA. Tim yang bermarkas di Anfield itu kalah 0-2 dan anggan-angan meraih tiga gelar musim ini melayang.
 Liverpool gagal tidak terkalahkan di Liga Inggris usai dipecundangi Watford. (AP Photo/Alastair Grant) |
Sebelum periode buruk menghampiri, peluang The Reds meraih tiga gelar masih terbuka. Namun, dalam hitungan dua pekan, Liverpool kini hanya punya opsi Liga Inggris dan Liga Champions.
Tiga kekalahan dalam waktu dua pekan sewajarnya membuat Klopp gundah. Karena di tiga laga itu, Klopp hampir selalu memainkan skuat terbaik. Komposisi pemain yang membuat Liverpool sempat ditakuti tim manapun.
Situasi Liverpool saat ini tentu jadi beban pikiran Klopp. Termasuk saat anak asuhnya menjamu Bournemouth di Stadion Anfield, 7 Maret.
Juru racik formasi asal Jerman itu tentu ingin memainkan skuat terbaik lawan Bournemouth tanpa menepikan fakta keunggulan 22 poin atas Manchester City di klasemen sementara Liga Inggris. Akan tetapi di sisi lain, Liverpool harus mengerahkan seluruh tenaga menghadapi Atletico di Liga Champions.
[Gambas:Video CNN]Idealnya Klopp bakal sepenuhnya fokus membalas kekalahan 0-1 dari Atletico di leg pertama 16 besar Liga Champions. Hanya saja, hasil melawan Bournemouth tetap penting sebagai fondasi menatap laga hidup mati di ajang Eropa.
Klopp butuh tim utama tampil lawan Bournemouth agar peluang menang lebih besar. The Cherries pantang dianggap remeh karena tim arahan Eddie Howe butuh poin untuk keluar dari zona degradasi.
Kemenangan atas Bournemouth bukan saja membuat Liverpool kian dekat dengan gelar Liga Inggris. Hasil positif di hadapan publik sendiri juga akan mendongkrak semangat para pemain yang tengah lesu.
Dan, yang lebih penting, kemenangan pada akhir pekan nanti jadi bukti Liverpool dalam keadaan yang baik-baik saja. Periode buruk dalam dua pekan terakhir pun bisa dianggap sebagai angin lalu.
Jika Liverpool main dengan tim inti lawan Bournemouth, maka keputusan yang diambil Klopp berisiko besar. Memainkan Mohamed Salah, Roberto Firmino, Sadio Mane, Trent Alexander-Arnold, hingga Virgil van Dijk di laga 'tidak penting' bisa berdampak negatif.
Para pemain Liverpool bakal terancam kelelahan dan yang paling buruk tidak bisa main lawan Atletico karena justru cedera saat menghadapi Bournemouth. Jelas Klopp tidak ingin kehilangan salah satu di antara kelima pemain ini melawan Atletico.
Oleh karena itu, Klopp harus lebih cermat dalam menentukan komposisi pemain di dua laga tersebut. Mantan pelatih Borussia Dortmund itu tidak boleh gegabah memaksakan pemain inti untuk bermain lawan Bournemouth di saat mereka tinggal menunggu waktu mengangkat trofi Liga Inggris yang telah dinanti selama 30 tahun.
Dengan begitu, Liverpool bisa turun dengan skuat terbaik di Liga Champions. Toh, membalikkan keadaan setelah kalah 0-1 di leg pertama bukan perkara yang teramat sulit di Stadion Anfield meski sebelumnya di laga Liga Inggris Liverpool tidak meraih hasil yang diinginkan.
(ptr)