Jakarta, CNN Indonesia -- Acara nonton bareng
Aremania dan
Bobotoh menjadi angin segar bagi iklim sepak bola Indonesia, namun belum bisa menjadi tanda perdamaian antarsuporter sepak bola Indonesia.
Salah satu pentolan suporter
Arema FC, Ahmad Ghazali, menegaskan kesediaan pendukung Singo Edan menerima fan
Persib Bandung dalam laga pekan kedua Liga 1 2020 berdasarkan pada sejarah kedua kubu yang tidak memiliki konflik.
"Kami itu tidak ada sejarah konflik dengan suporter Persib. Itu yang perlu digaris bawahi. Dengan teman-teman Persib kami komunikasi dan koordinasi sejak dulu, kami saling kunjung sejak Persib bermarkas di Siliwangi," kata Ghazali kepada CNNIndonesia.com, Rabu (11/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Ghazali yang merupakan Koordinator Tur Aremania, juga tak memungkiri jika pernah terjadi gesekan antara dua kelompok suporter tersebut.
"Pada kompetisi 2010 ketika Arema jadi juara ISL, ada sekitar 100 ribu Aremania yang datang ke Stadion GBK Senayan. Saat pulang, kendaraan kami di lempar batu di daerah Jawa Barat. Kereta Api Mata Remaja yang kami tumpangi, semua kacanya pecah. Saya ingat betul karena saya yang bawa rombongan waktu itu," kenang Ghazali.
"Selama ini saya berpikir dengan beberapa teman Aremania bahwa kami ini tidak ada sejarah keributan di masa lalu dengan Bobotoh. Maka itu, saya minta sekarang langkah kita ke depan adalah upaya menuju perdamaian. Kami ajak Polres Malang dan Panpel Arema untuk kerja sama," ucapnya.
 Aremania memadati stadion dalam sebuah laga di luar Malang. (CNN Indonesia/Nova Arifianto) |
Aremania kemudian berkomunikasi dengan Polres Malang untuk membantu proses perdamaian antarsuporter tersebut. Polres Malang kemudian mengirim undangan untuk Bobotoh dan berjanji memberi pengamanan kepada penyokong Maung Bandung ke Malang.
Perwakilan Bobotoh, termasuk salah satu tokoh Heru Joko, datang ke Polres Malang untuk berdiskusi, makan siang, dan salat Jumat. Selanjutnya 15 Bobotoh hadir pada saat laga Arema vs Persib, Minggu (8/3) sore, untuk menyaksikan pertandingan di halaman Polres Malang.
Kelompok kecil Bobotoh yang datang ke Malang itu belum diizinkan masuk ke Stadion Kanjuruhan yang menjadi markas Arema FC. Ia tak ingin proses baik yang sedang berjalan dirusak oleh segelintir oknum yang tidak menyukai adanya perdamaian.
"Akar rumput ini kan yang jadi permasalahan. Ada yang bisa menerima, ada juga yang tidak bisa. Semoga ke depannya bisa," ucapnya.
Meski sudah mencoba untuk membuka diri buat Bobotoh, Ghazali mengatakan belum bisa melakukan hal serupa untuk menerima kehadiran pendukung Persebaya kendati tetap berharap Aremania dan Bonek bisa berada di satu tribune.
"Kalau itu [menerima kedatangan Bonek] belum bisa [untuk saat ini]. Semua butuh proses, tapi nanti sejarah yang akan bicara. Tapi suatu saat tidak menutup kemungkinan itu bisa terjadi. Karena bukan sekadar damai, tapi harus diikhlaskan. Harus ada formula-formula yang harus didiskusikan, dijabarkan. Kami berusaha semoga ke depannya bisa ada perdamaian," sebut Ghazali.
Langkah Bertahap JakmaniaProses perdamaian antarsuporter dalam waktu singkat juga dinilai bukan solusi oleh Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno.
Diky percaya perdamaian atau saling kunjung antara suporter yang berkonflik selama ini masih membutuhkan proses yang panjang. Sebelum kata damai tercipta ada banyak tahapan yang harus dilakukan.
 Aksi Jakmania mendukung Persija di SUGBK. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
"Ketua The Jakmania sebelumnya, Bung Ferry, pernah buat ada tujuh langkah perdamaian. Paling pertama itu, hilangkan lagu dan ujaran kebencian antarsuporter di pertandingan.
Step by step. Itu dulu yang kami fokuskan," kata Diky melalui sambungan telepon.
"Jangan sampai proses yang masih berlangsung ini, keinginan untuk saling kunjung antarsuporter ini memicu konflik yang lebih besar lagi. Jangan sampai juga, perdamaian yang diharapkan ini jadi
legacy buat orang-orang yang punya kepentingan," sambungnya.
Diky berharap PSSI dan PT Liga Indonesia Baru turut campur dalam menciptakan perdamaian seperti pada musim 2019. Ketika itu terdapat aturan laga akan dihentikan sementara jika ada teriakan yang mengandung ujaran kebencian, namun hal tersebut tak berlangsung secara konsisten.
[Gambas:Video CNN]"Jadi banyak langkah yang harus dibereskan lebih dulu. Suporter masing-masing klub harus merapikan dulu internal masing-masing, semuanya termasuk klub yang jadi rivalnya Jakmania. Supaya komunikasi di internal bisa jelas dan terstruktur," jelasnya.
"Saling kunjung antarsuporter ini bukan jalan instan. Misalnya, kami bisa menerima suporter tim rival tapi The Jakmania sendiri ternyata masih ada ujaran kebencian ya juga tidak bisa," terang Diky.
(ttf/ptr)