Kaka, Bintang yang Menjual Jiwa Demi Milan Tercinta

CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2020 07:08 WIB
AC Milan's Brazilian forward Kaka celebrates with teammates after scoring during the Italian serie A football match AC Milan vs Chievo Verona, on March 29, 2014 in San Siro stadium in Milan. AFP PHOTO / OLIVIER MORIN (Photo by Olivier MORIN / AFP)
Kaka berat hati meninggalkan AC Milan menuju Real Madrid. (Olivier MORIN / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kaka sangat mencintai kehidupannya di AC Milan. Namun ia akhirnya terpaksa hengkang ke Real Madrid pada 2009. Saat itulah, Kaka dan Milan sama-sama mengalami kemunduran.

Kaka adalah motor permainan Milan di era 2000-an. Keputusan Milan membeli Kaka dari Sao Paolo pada 2003 berbuah manis. Kaka bisa langsung masuk dalam pola permainan Milan di era Carlo Ancelotti.

Kaka bisa menggantikan peran Rui Costa yang saat ini sudah berumur. Dengan usia yang lebih enerjik, Kaka bisa membuat permainan Milan lebih bertenaga. Sebagai gelandang serang, Kaka bisa menyajikan kombinasi apik bersama Clarence Seedorf, Gennaro Gattuso, dan Andrea Pirlo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lini depan Milan yang mengandalkan Andriy Shevchenko dan Filippo Inzaghi juga dimudahkan dengan kehadiran Kaka yang sering melakukan tusukan dan menyeruak ke lini depan.

Sebagai gelandang serang, Kaka terbilang tampil tajam. Ia mampu mencetak lebih dari 15 gol di tiap musimnya sejak 2005-2009. Kemampuan individu Kaka juga membuatnya dianugerahi Pemain Terbaik Dunia 2007 saat ia berhasil mengantar Milan juara Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Kaka, Bintang yang Menjual Jiwa Demi Milan TercintaKaka berhasil bersinar dan mencuri perhatian sejak direkrut oleh AC Milan. (FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

Perpisahan Kaka dengan Milan adalah sebuah perpisahan yang menyedihkan. Kaka selalu menegaskan bahwa ia mencintai Milan dan tidak ingin meninggalkan klub tersebut.

Namun kondisi finansial Milan mengharuskan Rossoneri melego bintang asal Brasil tersebut ke Real Madrid. Kaka pun akhirnya hengkang ke Real Madrid dengan berat hati meskipun Los Blancos adalah satu-satunya klub yang ingin dituju Kaka bila ia hengkang dari Milan.

"Milan di era itu tidak punya niat untuk menjual pemain, kecuali pemain tersebut menginginkan hal itu, seperti halnya kasus Shevchenko ke Chelsea."

"Namun kasus saya berbeda. Untuk pertama kali, Milan membuka pintu dan masuk tawaran dari Manchester City di bulan Januari. Sebenarnya saya ingin bertahan, namun karena Milan membuka diri menjual saya, saya lalu menetapkan syarat bahwa saya hanya akan meninggalkan Milan untuk bergabung dengan Real Madrid," ucap Kaka.

Kaka pergi ke Real Madrid di usia 27 tahun yang sering dikatakan sebagai usia emas seorang pesepakbola. Kaka datang bersamaan dengan kehadiran Cristiano Ronaldo sehingga Los Blancos disebut tengah memulai proyek 'Los Galacticos 2' dengan mendatangkan dua pemain termahal di dunia.
Kaka, Bintang yang Menjual Jiwa Demi Milan TercintaKaka masuk proyek Los Galacticos 2 Real Madrid. (DANI POZO / AFP)

Namun Kaka akhirnya tidak pernah benar-benar tampil menggigit bersama Los Blancos. Tidak seperti Ronaldo yang langsung meroket sebagai mesin gol Real Madrid, harapan melihat Kaka sebagai jenderal permainan Real Madrid dihalangi oleh cedera parah yang beberapa kali menerpa Kaka.

Kaka tidak bahagia di Real Madrid. Ia menghabiskan tahun-tahun emasnya sebagai pesepakbola dengan catatan performa yang menurun.

Kaka Pergi Tanda Awal Milan Meredup Sebagai Raksasa Eropa

Adriano Galliani mengaku penjualan Kaka adalah demi motif keseimbangan finansial. Keputusan ini diprotes oleh Paolo Maldini yang baru saja pensiun di musim tersebut. Maldini menganggap aneh langkah Milan menjual Kaka yang tidak pernah mengutarakan niat hengkang.

Salah satu keberanian Milan menjual Kaka bisa jadi lantaran mereka memiliki Ronaldinho di skuat saat itu, plus masih ada Clarence Seedorf, Andrea Pirlo, dan Gennaro Gattuso. Namun Ronaldinho di Milan adalah Ronaldinho yang sudah melewati performa puncak sehingga tak bisa diharapkan jadi motor permainan tim.

Kaka, Bintang yang Menjual Jiwa Demi Milan Tercinta
Selepas kepergian Kaka, Milan memang sempat jadi juara Serie A di musim 2010/2011 namun mereka kesulitan untuk bersaing dan berbicara banyak di Eropa.

Milan juga makin meninggalkan identitas sebagai klub besar yang bisa dengan mudah membeli pemain-pemain bintang di seluruh penjuru dunia. Sejumlah bintang memang datang, namun biasanya mereka berlabel gagal atau bermasalah di klub sebelumnya seperti Zlatan Ibrahimovic yang tak cocok dengan Barcelona, hingga Mario Balotelli dan Fernando Torres.
Kaka, Bintang yang Menjual Jiwa Demi Milan TercintaKaka sempat kembali ke AC Milan namun magisnya sudah hilang. (Olivier MORIN / AFP)

Pemain-pemain bintang seangkatan Kaka seperti Andrea Pirlo juga tak dipertahankan Milan dan jadi salah satu blunder terbesar dengan membiarkan pergi ke Juventus yang akhirnya memulai dominasi. Sedangkan beberapa pemain lain seperti Gattuso dan Alessandro Nesta akhirnya pensiun.

Kaka akhirnya kembali ke Milan di 2013 namun sihirnya seolah sudah sirna. Magis Kaka benar-benar tak lagi bisa membangkitkan kekuatan Milan ke level terbaik yang pernah dicapai bersama Kaka beberapa tahun sebelumnya.

Hal itu juga disebabkan ia tak lagi dikelilingi rekan-rekan hebat yang pernah ia miliki di sisinya. Kaka akhirnya hanya bertahan satu musim di Milan sebelum akhirnya memutuskan hijrah ke MLS.

Sedangkan Milan yang ditinggalkan, makin lama makin terjerembab dengan deretan pemain-pemain kelas dua yang sulit dipercaya bisa membela Milan bila Rossoneri menerapkan kualitas ketat didukung finansial kuat seperti dekade sebelumnya.

Selamat ulang tahun, Kaka!

[Gambas:Video CNN]

(jal/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER