Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu klub papan atas
Liga Belanda, FC Utrecht, diklaim akan menempuh jalur hukum sebagai upaya menggugat keputusan Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda (
KNVB) yang membatalkan Eredivisie sebagai imbas pandemi
virus corona.
KNVB membatalkan Liga Belanda musim ini karena wabah Covid-19 yang berkepanjangan. Pembatalan itu membuat Eredivisie 2019/2020 tanpa juara dan juga degradasi.
Meski demikian, Utrecht yang berada di peringkat keenam klasemen sebelum kompetisi dihentikan karena corona tidak senang dengan pembatalan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihentikannya Eredivisie tidak saja membuat kompetisi itu tanpa juara dan degradasi, tetapi juga memunculkan persoalan tentang wakil dari Belanda yang akan bermain di Eropa musim depan.
Dikutip dari
Daily Mail, dalam keputusannya KNVB akan mengalokasikan tiket-tiket ke turnamen di Eropa berdasarkan posisi klasemen saat liga dihentikan. Dengan begitu, Utrecht yang ada di posisi keenam gagal mendapatkan kesempatan ke Liga Europa lewat kualifikasi.
Di klasemen, Utrecht tertinggal tiga poin di belakang Willem II yang ada di posisi kelima sekaligus peringkat terakhir dalam mendapatkan tiket ke Eropa. Namun, klub berjulukan Utreg itu memiliki jumlah pertandingan lebih sedikit dibanding Willem II.
[Gambas:Video CNN]Sebelum Liga Belanda dihentikan, Utrecht baru bermain 25 kali, sedangkan Willem II sudah tampil dalam 26 pertandingan. Jumlah produktivitas dan selisih gol Utrecht juga jauh lebih bagus dibandingkan dengan Willem II. Fakta itu yang membuat Utrecht akan menentang keputusan KNVB.
Pemilik Utrecht, Frans van Seumeren mengatakan kepada RTV Utrecht, bahwa pihaknya akan menggunakan semua pengacara guna membatalkan keputusan KNVB tersebut.
Nasib Utrecht tidak jauh berbeda dengan AZ Alkmaar yang berada di posisi kedua di bawah Ajax Amsterdam. AZ memiliki poin sama dengan Ajax, 56, namun kalah selisih gol. Dengan posisi tersebut, AZ akan tampil dari babak kedua kualifikasi Liga Champions, sedangkan Ajax di babak ketiga kualifikasi.
Cambuur Leeuwarden yang menjadi kampiun di Eerste Divisie, atau di bawah Eredivisie, juga geram dengan kebijakan KNVB tersebut. Pembatalan liga membuat Cambuur gagal promosi ke Eredivisie.
"Saya tidak bisa memahaminya. Rasanya sangat tidak adil," ucap Direktur Cambuur, Ard de Graaf.
(sry)