Jakarta, CNN Indonesia --
Manchester United pernah melalui masa-masa sulit sepanjang sejarah klub. Salah satu masa itu terjadi saat mereka turun kasta di akhir musim 1973/1974.
Cerita soal MU turun kasta sebenarnya bukan hal baru. The Red Devils sudah pernah merasakan momen pahit itu beberapa kali.
Namun, kegagalan mereka bertahan di kompetisi elite Liga Inggris tahun 1974 jadi yang paling mengejutkan. Hal ini dikarenakan enam tahun sebelumnya The Red Devils baru saja ditahbiskan sebagai tim penguasa Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, setahun sebelumnya MU keluar sebagai juara Divisi Utama Liga Inggris. Gelar yang diraih saat itu jadi yang ketujuh buat MU.
MU sedang menjalani fase yang menyenangkan hingga akhirnya harus rela menerima kenyataan pahit yaitu turun kasta.
Keputusan manajemen mendatangkan Sir Matt Busby tahun 1945 berujung rentetan gelar untuk klub. MU meraih lima gelar Divisi Utama di era Busby.
Generasi yang dikenal dengan sebutan 'Busby Babes' juga jadi penguasa Eropa untuk pertama kali tahun 1968 setelah mengalahkan wakil Portugal, Benfica 4-1.
Masa keemasan itu tidak bertahan lama. Posisi Busby yang digantikan Tommy Docherty tahun 1972 turut menandai berakhirnya sebuah era yang membuat MU ditakuti di kompetisi domestik maupun Eropa.
Momen MU degradasi pada 27 April 1974 juga terasa menyakitkan. MU dipaksa turun kasta setelah kalah dari rival sekota, Manchester City dan gol yang membuat lawan menang dicetak Denis Law.
[Gambas:Video CNN]Law bukan sosok sembarangan bagi fan MU. Ia merupakan kunci di balik kesuksesan The Red Devils menjadi penguasa Liga Inggris dan juga Eropa bersama Bobby Charlton dan George Best.
Law bermain selama 11 tahun dengan seragam MU dan mencetak 237 gol. Namun, usia pemain berjuluk The King yang kian menua membuatnya dilepas secara cuma-cuma.
Law tidak merayakan gol yang dicetak ke gawang MU. Meskipun saat itu, salah satu legenda MU tersebut dicemooh oleh fan setelah membawa Man City keluar sebagai pemenang di laga yang membuat tuan rumah terdegradasi.
Kepada ESPN, Law mengaku gol yang dicetaknya itu membuat ia depresi karena membobol gawang tim yang telah memberikan banyak gelar untuknya. Bahkan, hingga saat ini Law enggan mengingat momen tak menyenangkan tersebut.
"Saya tidak bisa mengingatnya. Saya benar-benar tidak bisa mengingatnya," ucap Law saat ditanya gol ke gawang MU seperti dilansir Independent.
Di musim tersebut MU mengakhiri kiprah mereka dengan menempati posisi ke-21 dari 22 tim peserta Divisi Utama. Tim yang bermarkas di Old Trafford turun kasta bersama Southampton dan Norwich City.
MU hanya mengoleksi 32 poin dari 42 pertandingan yang mereka lakoni.
(jal/har)