Jakarta, CNN Indonesia --
Newcastle United selangkah lagi jadi klub kaya raya baru di
Liga Inggris. Klub yang bermarkas di St James' Park itu tinggal menunggu waktu untuk dipimpin putra mahkota kerajaan Arab Saudi, Mohammad bin Salman.
Pemeriksaan kelayakan untuk investor baru sedang berjalan dan diperkirakan rampung 30 April 2020. Setelah proses ini dilewati maka resmi pula transaksi kepemilikan klub senilai 300 juta poundsterling dari Mike Ashley berpindah tangan ke Mohammad bin Salman.
Di luar proses akuisisi dan pro kontra terkait calon pemilik anyar, Newcastle mendadak ramai diperbincangkan belakangan ini. The Magpies dikaitkan dengan nama para pelatih dan pemain top yang disebut masuk daftar incaran pada bursa transfer musim depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelatih yang dikabarkan jadi incaran Newcastle tidak sembarangan, seperti Mauricio Pochettino (mantan pelatih Tottenham Hotspur) hingga Massimiliano Allegri (eks pelatih Juventus).
Nama-nama pemain yang dikaitkan dengan Newcastle juga tidak kalah mentereng. Mulai dari Edinson Cavani (Paris Saint-Germain), Antoine Griezmann (Barcelona), Kalidou Koulibaly (Napoli), dan Nabil Fekir (Real Betis).
 Edinson Cavani termasuk salah satu target buruan Newcastle United. (Sebastien SALOM-GOMIS / AFP) |
Kedatangan Pochettino atau Allegri dan para pemain di atas tidak diragukan akan membuat Newcastle menjadi tim yang lebih baik ketimbang saat ini. Newcastle bisa naik level dari sekadar tim yang meramaikan zona papan tengah Liga Inggris.
Namun yang perlu disadari adalah kedatangan pemilik baru yang kaya raya tidak otomatis akan membuat sebuah tim sukses. Artinya tidak akan semudah membalikkan telapak tangan buat Newcastle untuk mengangkat trofi yang terakhir kali diraih musim 1926/1927 silam atau bersaing di zona papan atas seperti awal 2000-an.
Manchester City butuh tiga tahun untuk merasakan gelar Liga Inggris perdana sejak diakuisisi Abu Dhabi United Grup pada 2008.
Gelontoran uang dari Sheikh Mansour selaku pemilik klub membuat pihak klub leluasa untuk membeli pemain dengan harga mahal. Termasuk Robinho yang diboyong dari Real Madrid dengan nilai transfer 32,5 juta poundsterling di tahun tersebut.
Di musim berikutnya, Man City bahkan menghabiskan dana lebih dari 100 juta poundsterling untuk membangun kekuatan tim. Faktanya gelar Liga Inggris belum juga berhasil diboyong ke Stadion Etihad.
 Manchester City butuh waktu untuk meraih gelar Liga Inggris sejak diambil alih oleh Sheikh Mansour. (AP Photo/Rui Vieira) |
Pada musim 2011/2012, Man City akhirnya meraih gelar ketiga mereka di kompetisi kasta tertinggi. Di tahun itu pula pihak klub merekrut mantan Direktur Teknik Barcelona Txiki Begiristain.
Begiristain adalah 'otak' di belakang layar sukses Man City. Begiristain pula yang membuat Guardiola mau menjajal kerasnya persaingan di Liga Inggris.
Begiristain adalah yang sosok yang mempercayai Guardiola yang minim pengalaman untuk melatih Barcelona. Kepercayaan itu dibayar Guardiola dengan permainan tiki-taka yang memberikan 14 gelar hanya dalam waktu empat tahun.
Hal serupa juga terjadi di Chelsea sejak diakusisi Roman Abramovich. The Blues memang hanya butuh satu musim ini mengunci gelar Liga Inggris seiring kedatangan Jose Mourinho.
Namun dalam kurun waktu satu dekade sejak 2007-2017, ada sosok bernama Michael Emenalo yang menempati posisi Direktur Teknik. Emenalo berperan penting dalam keberhasilan Chelsea mendatangkan pemain macam Eden Hazard, Thibaut Courtois, Kevin De Bruyne, hingga Romelu Lukaku.
Emenalo berperan penting dalam sukses tim London Barat meraih tiga gelar Liga Inggris, Piala FA, Piala Liga, Liga Europa, dan Liga Champions.
Tata kelola manajemen yang bagus membuat Man City dan Chelsea masih langgeng menghuni zona papan atas Liga Inggris.
Satu yang pasti, Newcastle juga tidak akan bisa leluasa belanja jor-joran untuk membeli pemain berlabel bintang seperti yang dilakukan Chelsea dan Man City di masa lalu. Hal ini karena keberadaan aturan Financial Fair Play (FFP) yang mengikat setiap klub di Liga Inggris.
Liga Primer selaku pengelola kompetisi membatasi kerugian tiap klub di angka 105 juta euro dalam waktu tiga tahun. Jika aturan ini dilanggar maka ada beragam hukuman mulai dari denda, pengurangan poin, dan embargo transfer.
[Gambas:Video CNN] (har)