Jakarta, CNN Indonesia --
Maverick Vinales menyebut alasan dirinya sempat tampil buruk bersama Yamaha di
MotoGP adalah karena banyaknya pergantian yang dilakukan.
Vinales menjalani debut di Yamaha dengan gemilang. Pada MotoGP 2017, Vinales memenangkan sejumlah seri dan sempat jadi pemimpin klasemen setelah enam seri balapan.
Namun setelah itu kesaktian Vinales dan Yamaha seolah hilang. Vinles dan Yamaha terus kesulitan hingga akhirnya terlempar dari persaingan gelar juara yang kemudian diperebutkan Marc Marquez-Andrea Dovizioso dalam tiga musim terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 2017, setelah enam balapan saya jadi pemimpin klasemen. Kemudian segalanya berubah karena kami mulai mengubah pengaturan motor terlalu banyak."
 Maverick Vinales sempat merasakan momen-momen sulit di Yamaha. (Mohd RASFAN / AFP) |
"Kami menelan kekalahan selama dua tahun dan hal itu tidak mudah bagi saya. Ketika saya balapan, saya tak sabar untuk bisa berada di depan dan memenangkan kejuaraan dunia. Sejak saya bergabung ke Yamaha, saya langsung berpikir saya bisa bertarung dalam perebutan juara dunia," kata Vinales, dalam wawancara dengan motogp, dikutip dari
Tuttomotoriweb.
Vinales lalu menunjuk MotoGP Belanda sebagai momen ketika situasi berjalan makin sulit untuk dirinya.
"Kami mencoba tiga rangka. Saya benar-benar kehilangan rasa terhadap motor dan juga tim. Saya selalu yakin bisa melakukan hal yang lebih dari itu dan situasi benar-benar sulit bagi saya," ujar Vinales.
Namun perlahan kepercayaan diri Vinales dan Yamaha sudah kembali membaik. Sejak itu, Vinales empat kali naik podium, satu kali juara seri dan tak pernah finis di bawah urutan keenam, meski sempat gagal finis di MotoGP Australia.
Performa apik itu yang membuat Yamaha memperpanjang kontrak Vinales di awal musim ini.
"Ada perubahan mental besar di pertengahan 2019. Kini kami sudah makin mengerti bagian mana yang memberikan keuntungan," ujar Vinales.
[Gambas:Video CNN] (ptr/jal)