Jakarta, CNN Indonesia -- Bek
Liverpool,
Virgil Van Dijk, pernah mengalami pengalaman nyaris meninggal ketika baru menjalani karier sebagai pesepak bola profesional.
Pada usia 20 Van Dijk bergabung dengan Groningen yang merupakan salah satu kontestan liga sepak bola teratas di Belanda. Hampir setahun menjalani kontrak bersama klub tersebut, Van Dijk mengalami sakit.
Kondisinya tak jelas sampai akhirnya sang ibu datang dan membawanya ke rumah sakit. Diagnosis dokter menyatakan usus buntunya pecah dan menyebabkan radang pada usus buntu dan dinding perut, serta infeksi ginjal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter pun melakukan operasi darurat untuk menyelamatkan nyawa Van Dijk. Setelah operasi Van Dijk tak lantas pulih begitu saja.
 Virgil Van Dijk menjadi andalan Liverpool di lini belakang. (AP/Ian Walton)
|
"Saya masih ingat berbaring di ranjang itu. Satu-satunya hal yang bisa saya lihat adalah tabung yang menjuntai dari diri saya. Tubuh saya hancur dan saya tak bisa melakukan apa-apa. Hidup saya berada dalam risiko.," kata Van Dijk dikutip dari
ESPN.
"Ibu saya dan saya berdoa dan mendiskusikan berbagai skenario yang mungkin terjadi. Pada suatu saat saya harus menandatangani beberapa dokumen, semacam bukti. Jika saya mati, sebagian uang saya akan menjadi milik ibu. Tentu tak ada yang mau berbicara soal itu, tetapi kami harus melakukannya," sambung bek timnas Belanda itu.
Setelah sembuh, Van Dijk mampu kembali bermain dan menjadi salah satu pemain yang tampil reguler untuk Groningen. Sempat ditolak klub besar Belanda seperti Ajax, Van Dijk kemudian memilih bergabung bersama Celtic di Skotlandia dan bermain di Southampton sebelum menjadi pilar lini belakang Liverpool.
Menurut mantan bek timnas Belanda, Jaap Stam, Van Dijk tidak dianggap sebagai calon pemain besar di negaranya sendiri. Kemampuan adaptasi dan menimba ilmu di Celtic dan Southampton kemudian menjadikan pemilik
runner up Ballon d'Or 2019 itu sebagai bek kokoh dengan kemampuan memainkan bola.
[Gambas:Video CNN] (nva)