Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih
San Antonio Spurs Gregg Popovich kecewa dengan sikap
Donald Trump yang tidak memberikan reaksi positif terhadap gelombang demonstrasi yang dilancarkan seiring kematian George Floyd.
Popovich menganggap ketidakmampuan Trump menunjukkan reaksi yang tepat atas tragedi yang menimpa Floyd dan demonstrasi yang terjadi setelahnya membuat suasana saat ini belum terkendali.
"Sungguh luar biasa. Bila Trump punya otak, bahkan bila 99 persen selalu berpikir sinis, dia akan keluar dan berkata sesuatu untuk menyatukan orang-orang."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun dia tidak peduli terhadap ide untuk kembali menyatukan masyarakat. Betapa gilanya dia. Semua harus selalu tentang dirinya. Semua harus tentang hal-hal yang menguntungkan dirinya secara pribadi. Tidak pernah tentang kepentingan bersama," ucap Popovich dikutip dari
My San Antonio.
 Gregg Popovich kecewa dengan sikap Donald Trump. (AP Photo/Ng Han Guan) |
Menurut Popovich, Trump sejatinya hanya perlu menampilkan aksi sederhana untuk menunjukkan bahwa ia peduli terhadap masalah ini.
"Sudah jelas apa yang harus ia lakukan. Kita butuh presiden yang keluar dan berkata 'Black Lives Matter'. Hanya berkata tiga kata itu. Namun dia tidak mau dan tidak bisa melakukannya."
"Dia adalah penghancur. Dia akan memakan kalian hidup-hidup demi tujuannya. Saya terkejut kita memiliki pemimpin yang tak bisa berkata 'Black Lives Matter'. Itulah mengapa ia sembunyi di bunker Gedung Putih. Dia adalah pengecut. Dia menciptakan suasana ini dan lari seperti anak sekolah. Sejatinya, saya rasa langkah terbaik adalah mengabaikan dirinya," ucap Popovich.
Popovich mengatakan demonstrasi yang dilakukan sejauh ini merupakan puncak dari penumpukan kasus-kasus ketidakadilan yang menimpa warga kulit hitam Amerika Serikat.
"Hal yang mengganggu saya adalah kita semua melihat kekerasan dan perlakuan rasial para polisi, kita semua melihatnya sebelumnya dan tidak ada yang berubah. Itulah mengapa protes atas aksi ini begitu meledak."
"Tanpa kepemimpinan dan pemahaman terhadap masalah yang terjadi, tidak akan ada perubahan. Kaum kulit putih Amerika menghindari menghadapi masalah ini selamanya karena kita punya keistimewaan untuk mampu menghindari hal itu. Hal ini yang juga harus berubah," ucap Popovich.
(ptr)
[Gambas:Video CNN]