Pertandingan Liverpool dengan Crystal Palace di pekan ke-31 Liga Inggris di Stadion Anfield akan mengingatkan The Reds pada sosok gelandang Philippe Coutinho.
Dikutip dari Liverpool Echo, analis sepak bola David Hughes mengatakan laga melawan Palace bisa mengembalikan ingatan publik pada Coutinho.
Kali terakhir Liverpool kalah di Anfield di Liga Inggris saat melawan Palace pada April 2017. Dalam laga tersebut, satu-satunya gol tim asuhan Jurgen Klopp dicetak Coutinho dari tendangan bebas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, The Reds harus mengakhiri pertandingan tanpa meraih poin setelah mantan pemain mereka Christian Benteke mencetak dua gol untuk Palace.
Menurut David Hughes, ketika itu Liverpool sangat bergantung pada Coutinho. Minimnya kreativitas membuat Merseyside Merah sulit bersaing dalam perebutan gelar.
"Ini sedikit mengingatkan saya pada era Philippe Coutinho di Liverpool yang menggunakan 4-3-3, di mana ada ketergantungan pada satu pemain, dan pemain itu target dari semua penguasaan bola," ujar Hughes.
"Dia hampir selalu mendapatkan bola dan rasanya seperti bilang, 'berikan bola padanya'. Jika Anda tetap diam, itu akan menggagalkan ancaman terbesar mereka," ucap Hughes menambahkan.
Menurut Hughes, sebelum Coutinho meninggalkan Liverpool pada 2018, juara bertahan Liga Champions itu sangat bertumpu pada kualitas mantan pemain Inter Milan tersebut, termasuk ketika melawan tim-tim yang lebih lemah seperti Palace.
Pada masa-masa itu kreativitas Coutinho sangat diandalkan untuk menciptakan momen ajaib dan memecah kebuntuan.
Akan tetapi, setelah Coutinho pindah ke Barcelona. Jurgen Klopp mendapatkan jalan lain untuk menciptakan permainan yang lebih atraktif.
Selain melalui Sadio Mane dan Mohamed Salah, Klopp juga bisa mengandalkan Andy Robertson serta Trent-Alexander Arnold dalam menciptakan variasi serangan.
(sry/jun)