Eks Ketua BTN: Tata Kelola Beres, Baru Bicara Target Timnas

CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2020 17:44 WIB
Pemain Timnas Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum bertanding dengan Timnas Malaysia saat laga perdana Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Tata kelola Timnas Indonesia diperlukan untuk menentukan target. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Eks Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Iman Arif mengatakan PSSI tidak perlu melakukan pemecatan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong untuk merespons polemik yang terjadi.

Opsi memecat Shin Tae Yong dipastikan Iman Arif bakal membuat PSSI merugi. Terlebih Indonesia bakal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 yang waktunya kurang dari setahun lagi.

"Terlalu cepat kalau harus ada opsi pemecatan. Program belum dijalankan, hasilnya belum kelihatan. Rugi pasti dan bisa jadi preseden buruk PSSI buat pelatih-pelatih lain di dunia yang mau ke Indonesia."

"Lebih baik alur komunikasi, koordinasi dan manajemen dibenahi. Tata kelola dibereskan dulu, baru bicara target. Kalau target tidak tercapai, evaluasi, tidak langsung dipecat," ucap Iman Arif kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menyapa wartawan saat seleksi pemain Timnas Indonesia U-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (13/1/2020). Sebanyak 51 pesepak bola hadir mengikuti seleksi pemain Timnas U-19 yang kemudian akan dipilih 30 nama untuk mengikuti pemusatan latihan di Thailand. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong berpolemik dengan PSSI. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Iman Arif setuju dengan pernyataan suporter Timnas Indonesia yang menyebut prestasi Skuad Garuda ibarat api jauh dari panggang. Kalau manajemen dan tata kelola saja amburadul, ujar Iman Arif, bagaimana Timnas Indonesia bisa mencetak prestasi.

Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Timnas Indonesia dianggap Iman Arif sebagai rencana kerja jangka pendek karena Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Sementara, Timnas bukan proyek jangka pendek dan membutuhkan rencana kerja bertarget selama periode kepemimpinan PSSI.

Target dibuat langsung Ketua Umum PSSI yang dijabarkan oleh Exco di kepengurusan dan diterjemahkan melalui badan khusus yang menangani Timnas Indonesia.

Banner Live Streaming MotoGP 2020

"Timnas itu lebih bagus diurus badan khusus yang masuk struktur resmi di federasi. Sebab Timnas sifatnya jangka panjang. Kemudian dikelola profesional yang kompeten dan memiliki target dalam jangka waktu yang jelas," ujar Iman Arif.

Badan yang mengurusi Timnas Indonesia, disebut Iman Arif, juga harus memiliki struktur manajemen yang jelas dan sistematis serta bertanggung jawab langsung ke Ketua Umum PSSI beserta Exco.

Badan tersebut juga memiliki wewenang khusus untuk mengurus anggaran, kebutuhan yang terkait Timnas, seperti pengelolaan lapangan latihan dan pertandingan, pengadaan bola latihan sampai ke sponsor.

Iman Arif menganggap struktur Satgas Timnas Indonesia saat ini tumpang tindih. Komite Tetap PSSI yang mengurusi Timnas, Direktur Teknik (Dirtek), sampai Plt Sekjen masuk bagian struktur Satgas yang dibentuk pertengahan Mei lalu.

[Gambas:Video CNN]

"Ini orang-orang yang ada di Satgas juga ada di PSSI jadi tumpang tindih. Kalau tumpang tindih jadi menimbulkan conflict of interest. Tata kelola juga sistemnya berdasarkan jangka pendek, anggarannya per proyek. Kenapa tidak dibentuk BTN saja sekalian?" ujar Iman Arif.

Iman mencontohkan ketika ia menjabat sebagai Ketua BTN di era 2011-2012, tugasnya adalah fokus mengelola Timnas Indonesia di semua level usia. Termasuk mengakomodir seleksi pelatih berdasarkan kandidat yang diberikan PSSI dan disesuaikan dengan target dan kondisi keuangan yang dimiliki federasi.

Secara teknis, selain pelatih, BTN membuat rencana program termasuk agenda turnamen yang akan diikuti. Selain itu BTN mencari lawan uji coba, dan mengawasi supaya program yang dilakukan pelatih di lapangan berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat.

"Dulu BTN dikelola secara profesional, digaji dan bertanggung jawab langsung ke Exco, Ketum dan Sekjen. Tiap tahun target itu di evaluasi, hasilnya dijelaskan ke pelatih. Wewenang yang diberikan kami kelola dengan tanggung jawab. Dulu rapi sistemnya," ujar Iman Arif.

Untuk bisa mencapai prestasi yang diharapkan, PSSI disebut Iman Arif wajib membenahi struktur organisasi lebih dulu. Urusan teknis menyoal pelatih dan sistem kepelatihan fokus dipegang badan yang bertanggung jawab.

"Sekarang pelatih merasa gerah, mungkin karena terlalu banyak yang berbicara. Dirtek hanya merancang teknis, membuat manual latihan dan pembinaan dengan program jangka panjang. Dirtek tidak bersentuhan langsung dengan pelatih di setiap level. Urusan pelatih komunikasi dan koordinasinya ya lewat badan Timnas itu, kalau dulu BTN," ucap Iman Arif.

(har/ttf/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER