WAWANCARA EKSKLUSIF

Sutan Zico: Menolak Menyerah Usai Dicoret Shin Tae Yong

CNN Indonesia
Rabu, 12 Agu 2020 19:36 WIB
Sutan Zico masih merasa aneh dan diperlakukan tidak adil karena dicoret Shin Tae Yong dari TC Timnas Indonesia U-19.
Sutan Zico enggan menyerah setelah dicoret Shin Tae Yong. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sutan Zico masih merasa aneh dan diperlakukan tidak adil karena dicoret Shin Tae Yong dari daftar pemain yang mengikuti pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia U-19. Namun, Zico enggan patah arang dan bertekad kembali lebih kuat.

Zico merasa kecewa tetapi ia enggan larut dalam kekecewaan tersebut. Pemain Persija Jakarta itu bertekad membuktikan kepada Shin Tae Yong telah salah mencoretnya.

Berikut wawancara khusus CNNIndonesia.com dengan Sutan Zico:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa respons Zico ketika tahu dicoret dari TC Timnas Indonesia U-19?

Kecewa sebenernya sih, kecewa banget. Saya baru latihan tiga kali, itu juga belum masuk ke latihan strategi, baru latihan lapangan jogging masih latihan ringan. Setelah dipanggil, datang, kami dikarantina dulu. Terus tiba-tiba ada pencoretan ya saya kaget, aneh menurut saya.

Buat saya tidak adil pencoretannya. Menilainya dari mana? Kalau ada game dibagi dua tim dan kalau saya main jelek enggak masalah. Ini baru latihan kok. Tapi namanya pelatih beda-beda seleranya. Aneh pelatih menilai dari mana untuk pencoretan itu.

Pertandingan antara timnas Indonesia U-19 melawan timnas Timor Leste U-19 pada laga babak kualifikasi grup K Piala Asia U-19 2020 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu, 6 November 2019. Timnas Indonesia U-19 menang dengan skor 3-1. CNN Indonesia/Bisma SeptalismaSutan Zico kecewa dicoret Shin Tae Yong dari TC Timnas Indonesia U-19. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Saya dapat kabar pencoretan itu hari Minggu (9/8). Setelah latihan pagi, ada free time saya pilih pulang ke rumah. Di rumah dapat kabar kalau saya dicoret, lalu saya pulang lagi ke hotel. Ambil barang terus pulang lagi ke rumah.

Apa yang Zico lakukan setelah dicoret dari Timnas Indonesia U-19?

Sekarang saya pulang ke rumah di Bogor. Masih latihan sendiri di rumah. Minggu depan baru saya ke Persija untuk latihan.

Tanggapan orang tua sendiri bagaimana?

Diam saja. Mereka kaget juga, kok bisa dicoret, menilainya dari mana. Aneh. Orang tua saya juga sama kayak saya, menurut mereka pencoretannya tidak adil.

Shin Tae Yong bilang pemain yang dicoret dilarang berkecil hati karena masih berpeluang dipanggil lagi. Bagaimana tanggapan Zico?

Excited lah pastinya. Harus membuktikan lagi kalau saya bisa masuk skuat Timnas U-19. Geregetan karena merasa saya layak untuk dipertahankan.

Banyak komentar negatif pascapencoretan Zico dari TC Timnas Indonesia U-19. Bagaimana merespons ini?

Postingan saya terakhir itu ramai banget. Banyak yang kasih komentar positif, tapi sepertinya banyak yang negatif juga. Tapi saya sih enggak anggap apa-apa komentar mereka. Soalnya, mereka enggak ngerasain apa yang saya alami.

Silakan saja berkomentar, saya juga enggak pernah balas. Diajarin juga sama Coach Fakhri [Husaini] tidak boleh baper [bawa perasaan] sama netizen.

Pesepak bola Sutan Zico berlatih usai mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 secara virtual di kediamannya di Desa Tlajung Udik, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020). Sebanyak 44 pesepak bola menjalani pemusatan latihan Timnas U-19 yang dipimpin pelatih Shin Tae-yong melalui aplikasi layanan konferensi video sebagai persiapan dalam menghadapi Piala AFC U-19 2020 dan Piala Dunia U-20 2021. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.Sutan Zico bertekad kembali menembus skuad Timnas Indonesia U-19 kembali. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Zico juga masuk dalam program Garuda Select di Inggris. Seperti apa pengalaman selama di sana?

Status saya waktu itu pemain Timnas U-16, tapi tetap harus bersaing karena banyak pemain bagus juga dari Elite Pro Academy. Waktu itu saya enggak kepikiran lolos juga tapi alhamdulillah akhirnya saya lolos juga.

Itu pertama kali saya ke Inggris, ya senang. Tapi sebelumnya kan saya sudah pernah ke Swedia dan Jerman. Jadi sedikit banyak sudah tahu bagaimana kondisi di Eropa.

Saya tetap harus adaptasi, tapi tidak terlalu susah, tidak kaget. Cuacanya hampir sama dengan Jerman dan Swedia. Hampir sebulan saya adaptasi setelah itu biasa saja.

Awalnya berat karena kita juga adaptasi cuaca dingin, angin kencang di sana. Setelah sebulan adaptasi, itu sudah terbiasa. Yang susah itu waktu awal-awal friendly match waktu itu salju, jadi agak kaget juga.

Apa momen paling berkesan selama Anda berada di Inggris?

Semua berkesan buat saya karena di sana bareng sama temen-temen juga. Tapi waktu itu saya dapat kesempatan nonton Chlesea lawan Manchester City pada final FA di Stadion Wembley. Itu pertama kali nonton langsung. Pertama kali nonton pemain bintang, biasanya nonton di televisi.

Bicara soal Timnas Indonesia U-16. Seperti apa kondisi tim saat menjuarai Piala AFF U-16 2018?

Komunikasi sama teman-teman di tim sangat bagus karena itu dibutuhkan supaya chemistry antarpemain dapat. Jadi komunikasi harus bagus di dalam dan di luar lapangan.

Pesepak bola Indonesia U-19 Sutan Diego Armando Zico (kiri) berebut bola dengan pesepak bola China U-19 Mohemaiti Naibijiang (kanan) dan pejaga gawang Zihaq Huang (tengah) saat laga uji coba di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/10/2019).  Indonesia menang atas China dengan skor 3-1. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/ama.Sutan Zico saat ini memperkuat Persija Jakarta U-19. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Akhirnya usaha keras, perjuangan selama ini tidak sia-sia. Coach Fakhri [Husaini] juga waktu itu bilang di Piala AFF U-16, Indonesia sudah lama tidak juara. Jadi itu makin buat saya dan teman-teman di tim termotivasi. Apalagi mainnya di Indonesia ditonton banyak orang yang berharap kami menang dan bisa jadi juara.

Waktu itu sebelum pertandingan, di grup whatsapp pemain kami saling menyemangati satu sama lain. Kami bulatkan tekad untuk buktikan kalau kita bisa.

Kedekatan antarpemain di Timnas Indonesia U-16 sampai ke U-19 seperti apa?

Pemain di Timnas Indonesia U-16 itu buat saya sudah seperti saudara, kayak adik-kakak. Kami saling jaga komunikasi setiap hari, bercanda, video call. Kami sangat dekat.

Kalau saya paling dekat sama Rendy Juliansyah, Brylian Aldama, Bagas Kaffa, Bagus Kahfi dan Amanar [Abdillah]. Ya kita sering bercanda, ngobrol, suka iseng juga.

David Maulana jadi pemain yang paling mengayomi pemain lain, karena dia kapten, dia tegas juga. Kalau yang paling iseng, paling jahil, saya lah. Tidak ada yang marah karena sudah tahu karakter saya.

Sosok Fakhri Husaini di mata Anda?

Coach Fakhri itu hebat. Beliau bisa jadi ayah buat anak-anak, pemain. Sering kasih motivasi, kasih masukan. Kalau diajak bercanda juga enak, ya itu seperti sosok ayah.

Saya sempat sedih karena setelah kami lolos ke Piala Asia U-19 sama Coach Fakhri, selanjutnya kami tidak sama Coach Fakhri lagi. Sama Coach Fakhri sudah tahu chemistry-nya, karakternya maunya bagaimana di lapangan. Kalau sekarang dengan Shin Tae Yong kan harus adaptasi ulang, cari tahu maunya pelatih yang sekarang bagaimana.

Saya masih komunikasi sama coach Fakhri. Ada grup whatsapp juga yang sama coach Fakhri, tapi paling seringnya chat pribadi, tanya kabar saja.

Banner Live Streaming MotoGP 2020

Waktu saya dicoret dari TC Timnas U-19 kemarin juga sempat kontak sama Coach Fakhri. Beliau bilang saya harus tetap semangat, kasih motivasi kasih masukan. Dia bilang jadikan ini pembelajaran.

Siapa pesepak bola lokal yang jadi idola dan role model buat Anda?

Boaz Solossa. Saya suka permainannya, suka nonton juga di televisi. Kalau di Persija saya suka Bepe, Bambang Pamungkas. Karena sama-sama posisi striker, saya juga suka sama permainannya.

Saya mau jadi the next Boaz, the next Bepe di Indonesia. Amin.

Terakhir, apa arti Persija buat Anda?

Saya masuk Persija dari 2018, karena memang saya kalau mau masuk klub maunya Persija. Buat saya Persija itu tim kebanggaan juga. Jakarta kota kelahiran saya juga.

Saya pernah jadi The Jakmania juga waktu kecil. Waktu umur 9-10 tahun saya suka nonton Persija main di GBK sama bapak-ibu dan keluarga.

Persija sebuah kebanggaan, saya pernah jadi The Jakmania jadi waktu saya bisa masuk Persija seperti mimpi jadi kenyataan. Dari nonton jadi ditonton.

[Gambas:Video CNN]

(ttf/jal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER