Profesor hukum dari Universitas La Rioja (UNIR) Spanyol, Juan Ramon Liebana, menilai posisi Lionel Messi meninggalkan Barcelona dengan status bebas transfer lebih kuat secara legal.
Kepada Marca, Liebana yang juga anggota Dewan Arbitrase La Rioja menilai Messi berpeluang besar memenangkan sengketa klausul pelepasannya atas Barcelona di pengadilan.
Lihat juga:La Liga Spanyol Menggertak, Messi Masa Bodoh |
Messi telah memberitahukan keinginannya hengkang melalui surat yang dikirimkan via layanan Burofax pada 20 Agustus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggal tersebut dipilih agar Messi bisa meninggalkan Barcelona dengan status bebas transfer sesuai klausul khusus mengenai pelepasannya di klub itu.
Dalam klausul itu, La Pulga berhak meninggalkan Barcelona tanpa biaya transfer jika pemberitahuan diajukan pada pengujung musim 2019/2020, setahun sebelum kontraknya kedaluwarsa pada 2021.
![]() |
Pihak Messi pun meyakini pengujung musim 2019/2020 jatuh pada Agustus karena situasi khusus pandemi virus corona (Covid-19).
Sementara pihak klub bersikeras bahwa akhir musim jatuh pada Juni berdasarkan siklus normal kompetisi di Eropa. Dengan demikian, Blaugrana menganggap pemberitahuan Messi untuk hengkang tanpa biaya transfer sudah tidak berlaku lagi.
Apalagi, Barcelona meyakini bahwa Messi seharusnya menyampaikan pemberitahuan secara resmi dalam rentang waktu 10 hari pertama Juni. Itu berdasarkan interpretasi klub terkait akhir musim.
Messi pun baru bisa meninggalkan Barcelona apabila klub yang ingin merekrutnya membayar 700 juta euro sesuai nilai dalam klausul pelepasan.
Namun, Liebana menilai Barcelona justru berada dalam posisi hukum yang lemah jika dalam klausul tak dijelaskan secara spesifik terkait akhir musim.
"Para pengacara Messi berpatokan bahwa kompetisi terakhir yang dimainkan Barcelona ada di Liga Champions dan berakhir pada 23 Agustus. Dengan demikian, mereka yakin bisa melakukan pemutusan kontrak secara sepihak," ujar Liebana.
Liebana pun yakin dalam klausul itu tidak disebutkan detail tanggal bagi pemain yang bersangkutan boleh memutuskan kontrak secara sepihak.
Liebana kemudian menyebut Artikel 1281 Kitab Undang-undang Perdata Spanyol: "Jika kata-kata dalam kontrak bertentangan dengan maksud yang jelas dari pihak terkait, maksud dari salah satu pihak yang berlaku."
"Jika argumen yang disodorkan para pengacara Messi bisa menghadirkan maksud yang kuat bahwa di pengujung kompetisi, dalam hal ini Liga Champions, sang pemain berhak menentukan masa depannya, pemain Argentina itu benar dalam kasus ini," ujar Liebana.
Penilaian Liebana ini pun semakin diperkuat klaim dari salah satu jurnalis Onda Cero, Alfredo Martinez, bahwa dalam klausul itu tak disebutkan tanggal yang spesifik.
"Berita terbaru! Onda Cero mendapat akses dari klausul kunci kontrak Messi dan Barcelona. "Kompensasi ini [biaya transfer] tidak berlaku ketika pemutusan kontrak sepihak dari pemain berlaku efektif pada akhir musim 2019/2020," demikian cuit Martinez dalam Twitternya.
"Dengan kata lain, tak ada tanggal spesifik berlaku bagi Messi untuk menyampaikan dia bisa pergi secara bebas transfer atau tidak, hanya disebutkan akhir musim. Sedangkan akhir musim ini secara resmi dari FIFA pada Agustus. Messi bisa pergi kemanapun dia mau," salah satu akun mengomentari cuitan Martinez.
(bac/bac)