Jamu Timnas U-19, Kroasia Diasuh Pelatih Kontroversial

CNN Indonesia
Selasa, 08 Sep 2020 12:00 WIB
Timnas Kroasia U-19 diasuh pelatih kontroversial, Josip Simunic, saat menghadapi Timnas Indonesia U-19.
Josip Simunic pernah menjadi pemain timnas Kroasia. (AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pelatih Timnas Kroasia U-19 Josip Simunic, yang akan menghadapi Timnas Indonesia U-19, memiliki jejak kontroversial semasa masih menjadi pemain skuad Vatreni.

Sebelum menangani Timnas Kroasia U-19, Simunic tak asing dengan atmosfer di tim nasional. Pemain yang pernah membela beberapa kesebelasan di Bundesliga Jerman itu sudah menjadi bagian timnas Kroasia sejak 2001.

Simunic menjadi salah satu pemain dengan caps terbanyak. Pria kelahiran Australia itu mengoleksi 105 penampilan selama 12 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam tahun-tahun aktif membela timnas Kroasia, kontroversi tak lepas dari karier Simunic.

Pada Piala Dunia 2006, Simunic mendapat sorotan karena mendapat tiga kartu kuning dalam laga Kroasia melawan Australia. Setelah mendapat kartu kuning pada menit ke-61, Simunic kemudian mendapat kartu kuning pada pengujung waktu normal.

GIF Banner Promo Testimoni

Wasit Graham Poll ketika itu tidak langsung mengeluarkan kartu merah, Simunic pun tak keluar dari lapangan. Pada menit tambahan, Simunic kemudian melakukan tekel yang kembali berujung dengan kartu kuning. Kali ini Simunic benar-benar keluar dari lapangan.

FIFA mencatat tiga kartu kuning untuk Simunic dalam laporan pertandingan, namun kemudian menghapus catatan kartu kuning kedua yang diterima pada menit ke-90.

Setahun berselang dalam otobiografinya, Poll menyatakan kejadian tersebut merupakan kelalaiannya dalam bertugas. Ketika kartu kuning kedua untuk Simunic, Poll justru mencatatkan nama Craig Moore yang mengenakan jersey bernomor 3 seperti Simunic. Wasit asal Inggris itu mengaku salah mencatat lantaran aksen Australia yang dimiliki Simunic.

Selain masalah tiga kartu kuning di Piala Dunia 2006, Simunic juga pernah tersangkut kasus yang dikaitkan dengan simpati kepada neo-Nazi lantaran sebuah salam yang dilakukan setelah laga Kroasia vs Islandia pada 2013.

Kasus tersebut berbuntut larangan bertanding oleh FIFA dan hukuman denda. Kantor pengacara negara Kroasia pun turut memberi hukuman denda karena insiden tersebut.

(nva/jal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER