Konflik internal Barcelona tak kunjung pulih meski Lionel Messi memutuskan bertahan. Kini, La Pulga dikabarkan terlibat cekcok dengan Gerard Pique.
Atmosfer ruang ganti Barcelona berubah drastis di awal musim 2020/2021. Apalagi kalau bukan Messi yang jadi pangkal persoalan.
Lihat juga:Barcelona yang Terus Ditimpa Masalah |
Rencana Messi meninggalkan Barcelona di bursa transfer ternyata masih membekas di benak pemain lain. Terutama bagi Pique, salah satu pemain senior yang juga punya pengaruh besar di ruang ganti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Messi sejatinya tidak salah. Ia hanya manusia biasa yang ingin mengikuti suara hati. Memilih untuk pergi ketika sudah tak kerasan lagi di Camp Nou. Ia juga sudah kenyang juara di sana.
Namun, Messi tak berdaya meladeni ancaman klub yang ingin menuntutnya ke pengadilan jika ngotot pergi. Messi terpaksa manut dan memutuskan bertahan setahun lagi, sesuai kontrak.
![]() |
Mudah ditebak, situasi ini membuat Messi dan pemain lain kikuk. Ibarat pasangan suami-isteri yang nyaris cerai tapi dipaksa bersatu di pengadilan, bukan dari hati.
Cinta Messi kepada Barcelona tentu tak akan berubah sampai kapanpun. Sebab, klub Catalan inilah yang memolesnya jadi pemain terhebat di jagat raya, jika merujuk koleksi enam trofi Ballon d'Or.
Akan tetapi, Messi tak bisa membohongi diri sendiri. Ia sudah teramat muak kepada manajemen Barcelona yang dipimpin Josep Bartomeu termasuk menjegal kepergian Messi dengan cara tak elok.
Bisa dibilang, Messi sudah setengah hati mengenakan seragam Barcelona. Situasi inilah yang memicu kemurkaan Pique. Ia tak sudi Messi masih menjabat kapten.
Sejak awal Pique memang tak mendukung rencana kepergian Messi. Bek asal Spanyol itu juga tidak memberikan dukungan ketika Barcelona berencana membawa Messi ke meja hijau.
![]() |
Messi pun kecewa dengan sikap abai Pique. Di sinilah letak permasalahan keretakan hubungan mereka. Para pemain senior lain seperti Jordi Alba dan Sergio Busquets juga satu barisan dengan Pique.
La Pulga terkesan sendirian menjalani polemik ini. Terlebih sahabat karibnya Luis Suarez didepak klub dan akhirnya melanjutkan karier di Atletico Madrid.
Dengan segala polemik yang terjadi, pelatih anyar Ronald Koeman ternyata masih mempertahankan Messi sebagai kapten tim. Hal ini membuat Pique makin kesal dengan Messi. Sudah hampir hengkang, masih juga dipilih jadi pemimpin tim.
Tak dimungkiri lagi Pique sebenarnya punya mimpi sekaligus ambisi mengenakan bak kapten Barcelona di lengan. Wajar saja karena ia lahir dan besar di Barcelona.
Pique bahkan sempat berharap jadi kapten setelah Andres Iniesta pensiun pada 2018. Namun, pelatih Barcelona saat itu menjatuhkan pilihan kepada Messi.
Diaro Gol bahkan mengklaim, perselisihan antara Messi dan Pique sudah berlangsung sejak hari itu. Bak api dalam sekam, kemarahan Pique kepada Messi makin membara saat ini.
Pique merupakan kapten ketiga Barcelona setelah Messi dan Sergio Busquets. Pique mungkin bakal terima bila Koeman memilih juniornya, Busquets, menggantikan jabatan Messi.
Namun, Pique sekali lagi harus merelakan ban kapten kepada Messi yang cepat atau lambat bakal meninggalkan Barcelona.
Masalah jadi bertambah rumit karena manajemen Barcelona tengah berupaya melakukan pemotongan gaji jilid kedua lantaran finansial tim belum membaik di masa pandemi virus corona.
Tugas kapten tim adalah penyambung lidah pemain dan petinggi klub. Nah, Messi sendiri berada di posisi yang tak ideal. Ia sedang bermasalah dengan rekan setim dan juga tak punya hubungan bagus dengan manajemen.
![]() |
Pique dan Messi mau tak mau harus duduk bersama kali ini. Sebab taruhannya adalah persoalan perut orang banyak. Pemain harus satu suara membuat sikap atau opsi lain untuk membantu menyeimbangkan ekonomi klub.
Para pemain senior atau berstatus bintang mau tak mau harus berkorban. Jika tidak, perampingan staf bisa terjadi. Gaji para pemain muda yang belum seberapa juga bisa disunat.
Dalam laporan Marca, perwakilan pemain dan pelatih diminta hadir dalam pertemuan dengan dewan klub dalam waktu dekat. Masalahnya sang kapten, Messi, sedang menjalani tugas negara di ajang internasional.
Lihat juga:Viral Ronaldo Marah-marah ke Wasit |
Di sinilah peran penting Pique. Ia harus merendahkan hati berbicara dengan Messi untuk membahas masalah rencana pemotongan gaji.
Mantan pemain Manchester United itu juga mesti bersedia jadi perwakilan pemain untuk berbicara dengan petinggi klub di kala Messi berhalangan hadir karena membela timnas Argentina.
Terlepas dari persoalan pemotongan gaji, Pique juga harus berdamai dengan Messi demi kepentingan Barcelona. Jika Pique mau melakukan itu semua, sebenarnya ia telah melakukan tugas sebagai kapten sejati Azulgrana.
(ptr)