Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menyebut pihaknya saat ini hanya bisa membantu memfasilitasi pembalap Indonesia yang tampil di Moto3 dan Moto2. Meski tak menutup kemungkinan fasilitas juga diberikan kepada pembalap yang tampil di MotoGP.
Menurut Gatot, Kemenpora sebagai fasilitator untuk pembalap di Moto2 maupun Moto3 sudah pernah dilakukan sejak era Imam Nahrawi menjadi Menpora. Begitu juga saat ini, ketika Menpora dipimpin Zainudin Amali, politikus Partai Golkar.
"Untuk kali ini kami pun tetap akan memberikan support untuk Moto2, Moto3 dan kemungkinan untuk MotoGP. Tetapi di sisi lain, kami juga harus jujur ngomong di depan, bahwa kami harus sadar diri jangan sampai dianggap PHP [pemberi harapan palsu]," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena terus terang event di depan kami sudah terkavling-kavling, sehingga at least kalau hanya memberikan endorsement support saja kami support tapi kalau masalah realitanya terkait financial support kami belum bisa menjanjikan apapun, kami belum bisa ke sana," kata Gatot kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/10).
Pemerintah melalui Kemenpora pernah punya pengalaman ketika membantu Rio Haryanto, pembalap Formula 1 pertama dari Indonesia pada 2016 lalu. Kala itu, Kemenpora memfasilitasi Rio untuk mendapatkan sponsor dan biaya supaya bisa tampil di balapan jet darat.
Untuk bisa mendapatkan fasilitas dari Kemenpora seorang pembalap, lanjut Gatot, harus lebih dulu berkoordinasi dengan federasinya dalam hal ini Ikatan Motorsport Indonesia (IMI). Kemudian IMI yang akan meneruskan untuk meminta Kemenpora memfasilitasi.
"Kami belum ke sana [membantu mencarikan sponsor] karena terus terang kepada siapapun yang akan berlaga itu kami minta berkoordinasi dulu dengan pihak federasinya. Kami tidak mau, istilah sepak bolanya, merapat ke pemain tanpa ada request dari federasinya. [yang sekarang] Ini kan belum ada request," ujarnya.
Gatot menegaskan yang perlu diluruskan adalah Kemenpora tidak bisa bergerak memberikan fasilitas jika belum ada permintaan. Ia tidak ingin Kemenpora terperangkap offside baik dari sisi aturan negara maupun aturan di Federasi Motosport Internasional (FIM).
Sebab, lanjut Gatot, masing-masing federasi internasional cabang olahraga (cabor) memiliki regulasi dan aturan tersendiri. Hal itu yang membuat ada batasan di mana posisi pemerintah bisa masuk.
"Kedua, bahwasannya nanti ada request dari IMI, kami juga tidak bisa otomatis membantu. Kami akan lihat dulu, ini konteksnya profesional atau amatir, ini harus clear. Karena konteks ini nanti akan ada pemeriksaan. Kalau kami salah, dari pemeriksa akan bertanya kenapa kami mudah sekali memfasilitasi?" ungkap Gatot.
Meski begitu, Gatot menyebut pemerintah dalam hal ini Kemenpora serius untuk membantu para pembalap yang membawa nama Indonesia secara profesional di ajang internasional. Seperti usaha yang dilakukan untuk membantu Rio kala itu.
"Kami akan back up, modelnya seperti Rio Haryanto dulu. Kami melakukan fasilitasi kepada sebuah perusahaan dan membukakan pintu untuk memperoleh sponsor dan bantuan," sebutnya.
Sebelumnya, Indonesia rencananya bakal membangun Tim Moto2 yang akan berlaga ketika Indonesia menjadi tuan rumah balapan MotoGP 2021 mendatang. Rencana itu juga telah disampaikan langsung Ketua Tim MotoGP Indonesia, Rapsel Ali kepada Menpora Zainudin, Jumat (9/10).
Tim tersebut nantinya akan diberi nama Indonesia Racing Team. Sementara untuk pembalap yang akan direkrut salah satunya yakni Dimas Ekky Pratama, pembalap yang pernah mencicipi aspal Moto2 pada 2019 lalu.
(osc/ttf/jun)