Strategi rotasi pemain Timnas Indonesia U-19 yang diterapkan pelatih Shin Tae Yong bisa mendatangkan keuntungan tapi juga kerugian.
Rotasi pemain mampu membangun mental bertanding tim secara merata. Gap di antara pemain utama dan pelapis juga bisa terkikis lewat jam terbang di lapangan.
Lihat juga:Timnas Indonesia U-19 Lupa Cara Menang |
Itulah yang sedang dibenahi Shin Tae Yong selama pemusatan latihan di Kroasia sejak 30 Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shin Tae Yong memang sering melakukan rotasi pemain di sepanjang pemusatan latihan di Kroasia. Itu dilakukan untuk menemukan skuad inti sekaligus menambah jam terbang kepada para pemain yang minim durasi tampil.
Pada laga uji coba melawan Makedonia Utara jilid dua misalnya. Sedikitnya ada empat pemain yang coba dirotasi Shin Tae Yong.
![]() |
Bagas Kaffa yang pada pertemuan pertama lawan Makedonia turun sebagai starter, coba digantikan Bayu Fiqri. Sementara Komang Teguh menggantikan Rizky Ridho di babak pertama. Komang coba dipasangkan dengan Elkan Baggott yang tetap dipercaya main di menit awal.
Di lini depan, Shin Tae Yong memberikan kesempatan kepada M Bahril untuk turun sebagai starter menggantikan Braif Fatari yang cedera. Jack Brown yang gemilang menggantikan Braif di laga pertama, tetap disimpan di bangku cadangan.
Jika mengacu hasil akhir, rotasi Shin Tae Yong tak berbuah manis. Indonesia harus puas bermain imbang tanpa gol di pertemuan kedua meski sebelumnya tampil perkasa dengan kemenangan 4-1.
Shin Tae Yong mencoba melakukan perubahan di babak kedua dengan memasukkan Bagas Kaffa, Rizky Ridho, serta Jack Brown. Mochamad Supriadi juga coba dimainkan untuk menambah daya gedor, namun Indonesia tak berhasil meraih kemenangan.
Hasil akhir di serangkaian laga uji coba di Kroasia memang tidak menjadi tujuan utama Shin Tae Yong. Pelatih asal Korea Selatan itu ingin memupuk mental bertanding dan etos kerja keras kepada para pemain Indonesia.
Sejauh ini, rencana Shin Tae Yong untuk membangun etos kerja cukup berhasil. Para pemain Indonesia tetap berupaya tampil ngotot meski gagal meraih kemenangan.
Kerangka tim inti tampaknya sudah dikantongi. Namun, tak dimungkiri masih ada gap kualitas antarpemain ketika rotasi dilakukan. Itu terbukti ketika Timnas U-19 vs Makedonia jilid dua berakhir imbang tanpa gol.
Artinya, rotasi bisa jadi keuntungan untuk mengasah mental bertanding seluruh pemain namun tak bisa menjamin hasil akhir dengan kemenangan.
(jun/jal)