ANALISIS

UFC 254: Khabib Bisa Siksa Gaethje Lewat Standing Fight

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 19 Okt 2020 08:00 WIB
Khabib Nurmagomedov juga bisa memberikan hukuma pada Justin Gaethje lewat pertarungan standing fight di UFC 254.
Khabib juga punya potensi bahaya yang besar dalam standing fight. (Ethan Miller/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Khabib Nurmagomedov bisa saja menaklukkan Justin Gaethje dalam posisi standing fight di UFC 254 lantaran ia punya modal bagus plus fakta bahwa Gaethje juga telah dua kali roboh dalam kariernya.

Khabib menang lewat dominasi di ground fighting pada laga lawan Dustin Poirier dan Conor McGregor. Namun hal itu tak lantas menjadi bukti bahwa Khabib hanya pandai dalam melakukan takedown dan ground fighting.

Sebelum mempertahankan gelar lawan McGregor dan Poirier, bukti bahwa Khabib tidak hanya mengandalkan gulat dan ground fighting bisa diihat pada duel lawan Al Iaquinta perebutan gelar kelas ringan UFC di 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di laga tersebut, Khabib penuh percaya diri menjalani laga di posisi standing fight dan bertukar pukulan dengan Al Iaquinta.

NEW YORK, NY - APRIL 07: Khabib Nurmagomedov (R) lands a right uppercut on Al Iaquinta (L) during their UFC lightweight championship bout at UFC 223 at Barclays Center on April 7, 2018 in New York City.   Ed Mulholland/Getty Images/AFPAl Iaquinta jadi korban keganasan Khabib yang juga piawai bertukar pukulan. (Ed Mulholland/Getty Images/AFP)

Selama 25 menit, Khabib sukses menyiksa Al Iaquinta lewat pukulan-pukulan yang sesekali dikombinasikan dengan tendangan. Pukulan-pukulan Khabib bahkan sudah menodai wajah Al Iaquinta dengan darah sejak ronde ketiga.

Lantaran punya kuda-kuda yang kuat sebagai bekal dalam melakukan takedown, footwork Khabib juga terbukti ampuh dalam standing fight. Ia bisa menghindari pukulan lawan dan dengan cepat bergerak masuk ke pertahanan lawan.

Ketika Al Iaquinta sibuk bertahan dari pukulan, Khabib bisa dengan cepat melakukan takedown dan melancarkan kuncian demi kuncian.

Al Iaquinta memang berhasil bertahan dari upaya submission Khabib, beberapa kali juga karena tertolong bel ronde pertandingan berakhir.

Namun selama 25 menit, Khabib benar-benar menghadirkan siksaan bagi Al Iaquinta. Khabib memang gagal menang KO/TKO atau submission, namun ketika pertandingan berakhir, Khabib sudah percaya diri bahwa ia bakal menang angka mutlak.

Gambaran laga seperti itu yang harus diwaspadai Gaethje. Petarung asal Amerika Serikat itu tak boleh percaya diri begitu saja bahwa ia bakal unggul dominan dalam duel standing fight lawan Khabib.

Dalam dua duel lawan McGregor dan Poirier, Khabib bermain lebih efektif dan efisien karena ground fight miliknya benar-benar bisa menguras energi lawan dan tak memberikan kesempatan lawan untuk menyerang balik dengan risiko yang berbahaya.

NEW YORK, NY - APRIL 07: Khabib Nurmagomedov (L) attempts a takedown on Al Iaquinta (R) during their UFC lightweight championship bout at UFC 223 at Barclays Center on April 7, 2018 in New York City.   Ed Mulholland/Getty Images/AFPKhabib juga bisa percaya diri dalam standing fight. (Ed Mulholland/Getty Images/AFP)

Menggagalkan Takedown Khabib Tak Berarti Menang

Gaethje datang dengan penuh percaya diri di UFC 254 lantaran ia punya bekal ilmu gulat. Latar belakang itu yang membuat Gaethje diyakini tidak bakal jadi korban takedown Khabib secara mutlak karena ia bisa memberikan perlawanan.

Namun ketika pada UFC 254 nanti upaya Khabib melakukan takedown berhasil digagalkan Gaethje, bukan berarti kemenangan sudah jadi milik Gaethje. Gaethje justru harus tetap waspada penuh saat pertarungan berlangsung dalam kondisi tukar pukulan.

Di luar kehebatan dalam ground fight, Khabib telah membuktikan ia juga punya kemampuan standing fight yang apik. Berdasarkan rekor pertemuan, Khabib bahkan patut berbangga lantaran ia tak pernah menelan kekalahan sejauh ini dan ia tak pernah kesulitan menghadapi lawan yang mengandalkan standing fight.

7DETROIT, MI - DECEMBER 02: Justin Gaethje looks on during his fight with Eddie Alvarez during UFC 218 at Little Ceasars Arena on December 2, 2018 in Detroit, Michigan.   Gregory Shamus/Getty Images/AFPJustin Gaethje saat tumbang di tangan Eddie Alvarez. (AFP/Gregory Shamus)

Catatan tersebut berbeda halnya dengan Gaethje. Petarung asal Amerika Serikat itu sudah dua kali tumbang, di tangan Eddie Alvarez dan Dustin Poirier. Hal itu bisa dijadikan pegangan bagi Gaethje bahwa ia tak boleh sesumbar bakal menang mudah dalam standing fight.

Dalam dua kekalahan tersebut, Gaethje cenderung menyerang tanpa perhitungan dan terkena pukulan balik lawan. Kekalahan itu juga jadi bukti bahwa rahang Gaethje tidak cukup kuat diterpa pukulan lawan.

Bila Gaethje terus menunjukkan kepercayaan diri yang berlebihan dalam standing fight, bukan mustahil hal tersebut jadi berbahaya untuknya. Khabib bisa menghukum Gaethje lewat standing fight, bahkan sebelum Gaethje merasakan betapa berbahayanya ground fight milik Khabib.

(har)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER