Khabib Nurmagomedov telah memutuskan untuk menutup kisahnya di octagon. Khabib melakukannya usai mengalahkan Justin Gaethje di UFC 254, Minggu (25/10) dini hari WIB.
Khabib menang dengan meyakinkan. The Eagle mengalahkan Gaethje yang disebut salah satu petarung stand fight terbaik lewat submission di ronde kedua.
Lihat juga:Legenda Barcelona Ronaldinho Positif Corona |
Hasil itu mempertajam catatan menawan Khabib di pentas UFC. Kemenangan atas Gaethje jadi yang ke-29 dan tanpa tersentuh kekalahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekor itu juga berarti Khabib sempurna di UFC. Dari 29 lawan yang coba mengalahkannya, seluruhnya bisa dikalahkan oleh petarung asal Dagestan, Rusia tersebut.
"Ini adalah laga terakhir saya. Tak mungkin saya bisa ada di sini tanpa ayah saya [Abdulmanap Nurmagomedov]. Ketika UFC menghubungi saya untuk duel lawan Justin, saya berbincang pada Ibu selama tiga hari," ucapnya usai mengalahkan Gaethje.
![]() |
"Saya berjanji ini adalah pertarungan terakhir. Bila saya sudah berjanji, saya harus menepatinya. Ini adalah laga terakhir saya," kata Khabib usai menang di UFC 254.
Khabib sejatinya butuh waktu lama untuk bisa menggenggam sabuk UFC. Sejak memulai debut di UFC pada 2012, empat tahun usai terjun di dunia MMA, Khabib baru bisa jadi juara kelas ringan UFC pada 2018 ketika ia menang angka atas Al Iaquinta.
Setelah menjadi juara UFC, Khabib ternyata tidak berpikir untuk lama-lama menikmatinya. Usai dua pertarungan mempertahankan gelar juara melawan Conor McGregor dan Dustin Poirier, Khabib mulai membicarakan rencana pensiun.
Khabib menilai durasi waktunya di UFC hanya tinggal 1-2 pertarungan. Karena itu, yang perlu dilakukan ia saat ini adalah memastikan pensiun dengan tetap mempertahankan status tak terkalahkan.
"Sejujurnya saya tidak tahu. 30-0 akan terlihat bagus. 30-0 akan jadi rekor hebat, ini seperti Mayweather di MMA. Kita lihat saja nanti, saya hampir meraihnya," ujar Khabib kepada Yahoo Sports dikutip dari BJ Penn sebelum melawan Gaethje.
Meski ingin mempertahankan status tak terkalahkan, bukan berarti Khabib memilih bermain aman. Khabib terus meladeni penantang nomor satu di kelas ringan, tak terkecuali Gaethje yang baru dia kalahkan.
Sebelum kemenangan itu, Gaethje dianggap sosok petarung dengan pukulan keras dan mematikan lewat rekor 19 KO/TKO dari 22 kemenangan yang ia dapatkan. Tak sampai di situ, Gaethje juga punya bekal ilmu gulat sehingga ia punya peluang menandingi Khabib dalam ground fighting.
Namun, di octagon Khabib memperlihatkan bahwa ia masih yang terbaik. Kendati sempat kesulitan di ronde pertama, Khabib menang berkat kuncian triangle choke yang mematikan.
Gaethje tidak bisa lepas dari teknik andalan Khabib itu. Gaethje harus menerima kenyataan gagal merebut gelar yang melingkar di pinggang Khabib dan berhasil ia pertahankan hingga pensiun.
Kemenangan atas Gaethje membuat Khabib jelas sudah jadi bagian dari legenda MMA berkat keberhasilan menunjukkan dominasi dalam pertarungan ground fighting andalannya. Namanya juga bakal makin harum dan dikenang untuk waktu lebih lama.
Khabib berhenti jadi raja karena ia turun dengan sukarela dan berstatus tanpa noda. Bukan raja yang diturunkan dengan paksa karena kalah dari lawan bertarungnya.
(jal/ptr)