Keberhasilan timnas Prancis meraih trofi Piala Dunia 1998 dan 2018 tak terlepas dari jasa para pemain muslim. Zinedine Zidane jadi salah satu legenda yang tak terlupakan.
Sepak bola Prancis mengalami revolusi sejak membuka lebar-lebar kesempatan kepada pemain imigran masuk akademi yang marak dibangun sejak 1972.
Lihat juga:Karier Marquez Tamat di MotoGP 2020 |
Namun, Les Bleus baru menuai keberhasilan di Piala Dunia 1998. Penampilan impresif Zidane di sepanjang turnamen jadi salah satu momen yang tak terlupakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi menawan Zidane menuai banyak pujian. Namanya paling disorot berkat dua gol kemenangan Prancis saat mengalahkan Brasil 3-0 di partai final.
Zidane menjadi salah satu pemain imigran yang tergabung di skuad Prancis kala itu. Ada Marcel Desailly, Lilian Thuram, hingga Patrick Vieira yang ikut ambil bagian.
![]() |
Namun, Zidane tercatat sebagai satu-satunya imigran muslim di skuad 1998. Ini membuktikan persatuan ras di Prancis bisa menghadirkan prestasi.
Keragaman skuad Prancis berlanjut hingga sukses juara Piala Dunia 2018. Tercatat ada 15 pemain di skuat Prancis dalam Piala Dunia 2018 yang lahir dari rahim seorang imigran.
Sementara tujuh pemain imigran di antaranya memeluk agama islam. Mereka adalah Paul Pogba, Ousmane Dembele, N'Golo Kante, Adil Rami, Djibril Sidibe, Benjamin Mendy, dan Nabil Fekir.
Lewat sepak bola Prancis dikenal sebagai negara merdeka yang penuh kebebasan. Namun, citra itu belakangan dipertanyakan karena pernyataan kontroversial dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron mengatakan kejahatan terorisme Islam harus ditindak tegas menyusul kasus pemenggalan guru sejarah Samuel Paty. Ia dibunuh karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad yang sempat memunculkan kontroversi di Prancis.
Lihat juga:Nate Diaz: Khabib 29 Menang, 1 Kali Kalah |
Macron kemudian mengeluarkan pernyataan yang dianggap menyinggung umat muslim dengan kalimat, "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia".
Republica mengabarkan Pogba telah memutuskan mundur dari timnas Prancis sebagai bentuk kekecewaan terhadap Presiden Macron.
(jun/nva)