Susy Susanti memberi indikasi bakal menolak jika ditawari kembali mengisi posisi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) oleh Ketua Umum Agung Firman Sampurna.
Susi menilai Agung pasti memiliki pilihan dan kriteria sendiri dalam memilih sosok yang tepat untuk mengisi Kabid Binpres PBSI.
"Belum ada omongan [tawaran menjadi Kabid Binpres]. Pasti sudah ada pilihan Pak Agung. Siapa yang akan dipilih, ada porto folionya. Kalau seandainya saya ditunjuk lagi, belum tahu. Saya tidak bisa komentar. Saya lepas dulu lah kan hampir selama empat tahun saya ngurusin PBSI," kata Susi kepada CNNIndonesia.com, Senin (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapapun yang dipilih pasti yang terbaik menurut Pak Agung. Saya dukung, yang penting PBSI terus bisa berprestasi lagi."
Susi menyatakan siapapun yang masuk di kepengurusan PBSI 2020-2024 harus berkompeten. Hal ini lantaran ada ekspektasi tinggi yang digantungkan masyarakat Indonesia terhadap prestasi atlet bulutangkis Indonesia.
Peraih medali emas Olimpiade 1992 itu juga mengatakan Kabid Binpres PBSI harus memahami dan mengerti tentang bulutangkis. Sosok Kabid Binpres juga harus punya kompetensi, pengetahuan tentang prestasi dunia di BWF serta bisa membangun relasi yang baik dengan pemerintah.
"Namanya Kabid Binpres, pasti tugasnya bertanggung jawab pada prestasi bulutangkis Indonesia. Kemudian pembinaannya seperti apa. Jadi lebih dititikberatkan pada prestasi atlet di luar negeri karena di pelatnas. Kalau prestasi nasional ya kasih ke Pengprov atau klub saja cukup," ujarnya.
"Harus bisa juga mengayomi pelatih dan atlet, harus bisa jadi contoh. Yang penting tidak hanya mengerti bagian luar saja. Mau mantan atlet atau tidak itu pilihan Pak Agung yang tahu maunya bagaimana," ungkap Susy.
Mengacu pengalaman empat tahun terakhir, Susy mengaku hal paling menjadi Kabid Binpres yakni ketika pemain Indonesia kalah di ajang internasional. Tak hanya bertanggung jawab kepada pemerintah, tetapi juga kepada netizen dan pencinta bulutangkis.
"Pengalaman saya kalau kalah disidang enggak tanggung-tanggung. Netizen lebih parah, kedua dipanggil Kemenpora, wartawan, disidang juga pertanggung jawaban kenapa begini, kenapa begitu," katanya.
Di periode kepengurusan Wiranto, lanjut Susi, Indonesia berhasil meraih 161 gelar selama empat tahun. Ia berharap di kepengurusan baru, jumlah gelar yang diraih bisa lebih banyak.
"Di kepengurusan Pak Wiranto kami menang 161 gelar, pengurus baru kalau bisa 175 atau 200. Di beberapa sektor kan Indonesia masih kurang," ia menuturkan.
Sementara itu, Agung mengatakan akan menyeleksi sosok yang tepat menempati Kabid Binpres PBSI untuk empat tahun ke depan. Sejumlah opsi nama-nama sudah dikumpulkan dan akan dipelajari terlebih dahulu.
Dari sejumlah nama tersebut, Agung mengungkapkan beberapa di antaranya ada yang berasal dari manta atlet. Selain itu, ada juga yang berasal dari pengurus aktif di PBSI periode sebelumnya dan beberapa nama lain.
"Sudah ada beberapa nama, nanti akan kami lakukan profiling dengan cepat untuk siap nanti didorong maju sebagai Kabid Binpres," kata Agung Firman yang resmi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PBSI pada Jumat (6/11).
"Nanti kami akan pertimbangkan mana yang kurang lebih terbaik. Siapapun yang dipilih harus menyediakan waktu untuk sepenuhnya berkontribusi di sini."
(jal)