Cerita Kapten PSS Sleman Jual Beras Saat Liga 1 Setop

CNN Indonesia
Rabu, 11 Nov 2020 20:00 WIB
Kapten PSS Sleman, Bagus Nirwanto, sempat berjualan beras guna menyambung hidup di saat Liga 1 berhenti.
Ilustrasi pemain sepak bola. (Istockphoto/FOTOKITA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cerita haru datang dari kapten PSS Sleman, Bagus Nirwanto, saat Liga 1 2020 berhenti selama pandemi Covid-19. Pemain belakang Elang Jawa itu sempat menjual beras untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya.

PSSI terpaksa menghentikan gelaran Liga 1 2020 yang baru memasuki pekan ketiga pada Maret lalu akibat Covid-19.

Seiring dengan dihentikannya kompetisi, PSSI juga mengeluarkan Surat Keputusan nomor SKEP/48/III/2020 yang dirilis pada 27 Maret 2020. Dalam SK tersebut PSSI mempersilakan klub untuk memotong gaji pemain dan pelatih sebesar 75 persen mulai Maret hingga Juni 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi itu mempersulit kondisi pemain yang tidak memiliki penghasilan lain di luar sepak bola. Termasuk yang dirasakan Bagus.

Penghasilan yang menurun drastis membuat Bagus harus memutar otak supaya bisa mendapatkan penghasilan lain di luar sepak bola.

Pesepak bola Persebaya Muhammad Hidayat (tengah) berebut bola dengan pesepak bola PSS Sleman Mohammad Bagus Nirwanto (kiri) saat pertandingan Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (29/10/2019). Persebaya kalah melawan PSS Sleman dengan skor akhir 2-3. ANTARA FOTO/Moch Asim/pd.Bagus Nirwanto (kiri) kala beraksi membela PSS Sleman di Liga 1 2019. (ANTARA FOTO/Moch Asim/pd)

"Waktu pandemi libur lima bulan pertama, saya sempat jualan beras. Usaha jual beras kemarin sebenarnya buat coba-coba saja. Tapi sekarang sudah tidak lagi," kata Bagus kepada CNNIndonesia.com, Rabu (11/11).

Namun, jualan beras hanya dilakoninya selama lima bulan pertama. Setelah itu tidak ada usaha lain yang dilakukan Bagus untuk menambah pemasukan.

Saat ini istri Bagus masih bekerja sebagai staf di kantor Kelurahan Jati, Sidoarjo, sementara pemain yang punya sapaan Munyeng itu hanya bisa menunggu kepastian dan berharap Liga 1 bakal segera digelar.

"Setiap hari saya latihan mandiri di rumah dan juga menjaga anak saat istri saya bekerja," ujarnya.

"Ya sudah sekarang cuma bisa berharap gaji dari klub yang tinggal beberapa persen lagi. Dampak Liga 1 dihentikan ini sangat besar, kami berharap secepatnya bisa kembali dimulai," pintanya.

Tak Ada Kompetisi, Pemain Kuras Tabungan

Sementara itu, eks gelandang Persija Jakarta, Asri Akbar punya cerita lain tentang kehidupan pesepakbola tanpa kompetisi di tengah pandemi Covid-19. Ia saat ini mengaku bergantung pada sisa-sisa uang gaji yang ditabungnya.

Asri pun memikirkan kondisi rekan-rekannya sesama pesepakbola yang hanya mendapatkan penghasilan dari sepakbola seperti dirinya.

Banner Live Streaming MotoGP 2020

"Jadi kondisi ini sangat mempengaruhi kebutuhan hidup kami ke depan. Betul-betul hanya berharap dari sepak bola. Saya masih beruntung masih ada tabungan, tapi bagaimana dengan yang lain yang tidak ada tabungan pasti harus berpikir cepat buat menyambung hidup."

"Saya tentunya juga tidak bisa mengandalkan tabungan saja, lama kelamaan akan habis. Semoga liga cepat normal, kalau tidak tentu saya harus cari pekerjaan atau usaha yang menghasilkan uang untuk menyambung hidup," ungkap Asri Akbar.

Saat ini Asri mengaku belum terpikir untuk membuka usaha. Sebab rencananya ia baru akan memulai usaha setelah pensiun dari sepak bola.

"Kalau sebelum zaman pandemi saya biasa pemasukan lain dari tarkam juga. Tapi sekarang tarkam juga susah," katanya.

Saat ini, Asri berkesempatan untuk mengikuti kursus kepelatihan Lisensi C AFC yang digelar di Bali mulai 1-16 November 2020. Ia mendapatkan beasiswa dari program yang merupakan kerja sama antara Kemenpora dan PSSI tersebut.

"Ini memang saya persiapkan, nanti setelah pensiun saya ada rezeki melatih alhamdulillah. Kalau tidak melatih setidaknya ada ilmu buat anak-anak di kampung saya," tutupnya.

(ttf/jal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER