Yamaha Kehabisan Napas di Maraton MotoGP 2020

CNN Indonesia
Senin, 16 Nov 2020 10:26 WIB
Yamaha tampil agresif di awal MotoGP 2020 namun kemudian seolah kehabisan napas di akhir musim sehingga kalah dalam perburuan juara.
Kebahagiaan Yamaha di awal musim berakhir mengecewakan. (AP/David Clares)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bila MotoGP 2020 diibaratkan maraton, Yamaha adalah pelari yang langsung mempesona dan lari cepat di awal untuk kemudian kehabisan napas di saat akhir.

Yamaha memulai musim dengan impresif. Maverick Vinales dari pabrikan Yamaha dan Fabio Quartararo yang membela Petronas Yamaha berhasil finis 1-2 di MotoGP Spanyol dan MotoGP Andalusia. Belum lagi sukses Valentino Rossi berdiri di podium ketiga pada MotoGP Andalusia.

Di MotoGP Ceko, Yamaha juga unjuk gigi lewat sukses Franco Morbidelli jadi runner up.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kondisi Marc Marquez mengalami cedera panjang, Yamaha jelas dijagokan memiliki pembalap juara dunia di MotoGP 2020. Pembicaraan seolah hanya berkisar siapa yang bakal jadi juara dunia, Quartararo, Vinales, atau Rossi.

Valentino Rossi sebelum balapan MotoGP Eropa 2020.Valentino Rossi sempat masuk bursa juara di awal musim bersama Vinales dan Quartararo. (Dorna Sports)

Nama Suzuki jelas tak dilirik karena Alex Rins dan Joan Mir mencatat start yang buruk di tiga seri awal. Alex Rins baru mencatat 19 poin sedangkan Joan Mir baru membukukan 11 poin.

Seiring waktu berjalan, ketika Andrea Dovizioso dan Joan Mir mulai mengintai persaingan di papan atas, pembalap Yamaha justru mulai menunjukkan inkonsistensi.

Trio pembalap Yamaha yang dijagokan untuk juara dunia satu per satu mulai rontok. Rossi adalah pembalap Yamaha pertama yang keluar dari persaingan. Tiga kali gagal finis beruntun plus positif corona membuat Rossi tak sanggup mengikuti persaingan.

Maverick Vinales, meski secara matematika masih mengikuti pertarungan sampai akhir, telah tersisih seiring kebiasaannya melempem di hari balapan meski tampil bagus di sesi latihan bebas.

Quartararo adalah harapan terakhir Yamaha yang musnah. Tabungan poin di awal musim cukup membuat Quartararo bisa bertahan di atas meski ia terus tampil buruk sejak menjadi juara di MotoGP Catalunya.

Tabungan poin miliknya akhirnya tergerus dan disusul Joan Mir usai MotoGP Aragon. Bukan memberikan serangan balasan, Quartararo malah tampil gugup dan dua kali kecelakaan di dua seri terakhir.

Banner gif video highlights MotoGP

Situasi makin ironis bagi Yamaha karena Franco Morbidelli yang menggunakan motor 2019 justru jadi pembalap Yamaha paling konsisten lewat dua kemenangan di tiga seri terakhir. Morbidelli bahkan kini duduk di peringkat kedua, mengungguli Vinales dan Quartararo yang berada di peringkat keempat dan kelima.

Total ada tujuh gelar juara seri MotoGP yang dimenangkan pembalap dengan motor Yamaha musim ini, berbanding hanya total dua kemenangan yang diperoleh Alex Rins dan Joan Mir.

Di tengah situasi yang menyedihkan, nasib tragis Yamaha musim ini dilengkapi oleh sanksi pengurangan poin di klasemen konstruktor dan tim. Hal itu membuat Petronas Yamaha dan pabrikan Yamaha sudah kehilangan kesempatan memenangkan gelar juara dunia tim. Selain itu, Yamaha juga kesulitan mendapatkan gelar juara dunia konstruktor karena saat ini tertinggal 13 angka.

(ptr/jal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER