Kiper Timnas Inggris di Piala Dunia 1986, Peter Shilton mengenang Diego Maradona yang wafat pada Rabu (25/11) malam. Saat berhadapan dengan Argentina di perempat final Piala Dunia 1986, dia punya momen yang tak bisa dilupakan, gol Tangan Tuhan.
Meski dipecundangi dengan gol tabu Maradona, namun Shilton tak ragu menyebut El Pibe de Oro atau Si Anak Emas sebagai pemain terhebat yang pernah dihadapi.
Dia pun sedih atas kepergian sang 'Dewa' Argentina yang dikabarkan meninggal dunia karena serangan jantung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hidup saya telah lama dikaitkan dengan Diego Maradona, bukan dengan cara yang saya inginkan. Tapi saya sedih mendengar kematiannya di usia yang begitu muda. Dia tidak diragukan lagi adalah pemain terhebat yang pernah saya hadapi dan pikiran saya tertuju pada keluarganya," kata Shilton diktuip dari Daily Mail.
![]() |
Bertahun-tahun setelah kejadian itu, Shilton mengaku sudah beberapa kali bertemu dengan Maradona dalam sejumlah momen di ruangan yang sama. Dia berharap Maradona meminta maaf dalam kesempatan-kesempatan itu.
"Yang tidak saya sukai adalah dia tidak pernah meminta maaf. Tidak pernah pada tahap apapun dia mengatakan dia telah curang dan bahwa dia ingin meminta maaf. Sebagai gantinya, dia menggunakan kalimat 'Hand of God'. Itu tidak benar," ucapnya.
"Pendekatan saya terhadap hal itu selalu sama, bahwa saya akan senang jika dia akan meminta maaf. Saya akan menjabat tangannya. Tetapi saya tidak pernah melihat indikasi apapun yang kemungkinan besar akan terjadi," ujar Shilton.
Lebih jauh kiper yang membela Southampton pada 1982-1987 itu di satu sisi memuji gol kedua Maradona. Hanya tiga menit setelah gol Tangan Tuhan itu, Maradona menari-nari dengan bola di kakinya.
Dia melewati empat pemain dari tengah lapangan dan mengecoh Shilton sebelum mencor bola ke dalam gawang.
"Itu adalah gol yang hebat kami tidak ragu. Tapi tanpa gol pertama dia tidak akan mencetak gol kedua," ujarnya.
Dua gol Maradona itu hanya mampu dibalas sekali oleh Gary Lineker sembilan menit waktu normal berakhir. Inggris kalah dan gagal lolos ke semifinal, sementara Argentina bersama Maradona terus melenggang ke final dan keluar sebagai kampiun Piala Dunia 1986.
"Saya ingat suasana ruang ganti kami setelah pertandingan. Itu sangat sunyi," kata Shilton.
(osc/nva)