Pengamat: Liga 1 2020 Bergantung Pilihan Kebijakan Pemerintah

CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2020 01:00 WIB
Pelaksanaan lanjutan Liga 1 2020 tak lepas dari pilihan kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
Liga 1 2020 direncanakan berlanjut pada Februari. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pelaksanaan lanjutan Liga 1 2020 tak lepas dari pilihan kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.

Sembilan bulan Liga 1 2020 harus terhenti dengan nasib yang tak pasti akibat pandemi Covid-19. PSSI dan LIB sebagai pelaksana kompetisi tentu jadi pihak yang bertanggung jawab atas hal tersebut.

Menurut pengamat sepak bola, M. Kusnaeni, bukan hanya PSSI dan LIB yang memegang kendali penuh dalam situasi pandemi melainkan juga sejumlah pihak lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk bisa memastikan kompetisi Liga 1 bisa kembali dilanjutkan, banyak hal yang juga menjadi bahan pertimbangan. Kusnaeni menyatakan penyelenggara dalam hal ini PSSI dan LIB harus mendapatkan izin keramaian untuk bisa menggulirkan Liga 1 dari pihak kepolisian dan BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) yang saat ini sudah dibubarkan Presiden yang semula memberikan pengawasan aspek profesional.

Situasi pandemi Covid-19 juga membuat lebih banyak faktor pertimbangan yang harus dimiliki penyelenggara, seperti masukan dari Satgas Penanganan Covid-19. Sehingga, jika izin-izin tersebut salah satunya tidak didapatkan penyelenggara, Liga 1 otomatis tidak akan bergulir.

Pesepak bola Persik Kediri Nikola Asceric (kiri) menggiring bola dibayang-bayangi pesepak bola Persiraja Banda Aceh Luis Irsandi (kanan) saat pertandingan Liga 1 2020 di stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (14/3/2020). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.Liga 1 2020 baru memasuki pekan ketiga saat berhenti karena pandemi corona. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

"Ini mau tidak mau menjadi situasi yang harus diambil federasi (PSSI karena peraturan undang-undang seperti itu). Sebenarnya situasi ini lebih kepada pilihan kebijakan yang diambil pemerintah," ucap Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com, Rabu (9/12).

Negara-negara lain di dunia, lanjut Kusnaeni, juga belum bisa menanggulangi pandemi Covid-19 sepenuhnya, termasuk negara-negara Eropa. Namun kompetisi sepak bola tetap jalan sekalipun situasi Covid-19 masuk gelombang kedua bahkan ketiga.

Begitu juga dengan negara tetangga Indonesia, Malaysia, Singapura maupun Vietnam. Dengan perhatian penuh negara dalam penanggulangan pandemi Covid-19, liga domestik tetap berjalan. Menurut Kusnaeni, pilihan kebijakan sebuah negara tidak bisa mengubah fakta kegiatan olahraga bisa jalan berdampingan dengan pandemi.

"Ketika pemerintah memutuskan untuk memprioritaskan satu hal dan meminta yang lain ditunda itu kan pilihan kebijakan. Itu berpulang ke negara masing-masing. Artinya pilihan kebijakannya kegiatan olahraga bisa berdampingan dengan penanganan pandemi," ungkapnya.

Musim kompetisi Liga 1 2020 dimulai 29 Februari lalu. Baru masuk pekan ketiga, Liga 1 2020 harus dihentikan karena pandemi Covid-19.

Rencana untuk kembali menggulirkan kompetisi di 1 Oktober 2020 juga gagal terlaksana karena LIB tidak mendapatkan izin keramaian dari pihak kepolisian. Rencana baru dibuat yakni melanjutkan kompetisi musim 2020 di Februari 2021.

GIF Banner Promo Testimoni

"Menurut saya, situasi ini masih panjang. Februari juga belum dijamin liga bisa bergulir. Selain kondisi situasi terkini, pendekatan stakeholder sepak bola dalam melihat kompetisi ini harus sama lebih dulu."

"Selain kebijakan pemerintah belum terlalu berpihak kepada perkembangan industri olahraga, para pemegang otoritas keolahragaan nasional juga kurang piawai dalam melobi dan meyakinkan pemerintah soal pentingnya keberlangsungan kegiatan olahraga di tengah pandemi," terang Kusnaeni.

Kusnaeni menyebut masyarakat akhirnya bisa melihat bahwa dalam kondisi ini tercermin posisi olahraga dalam sebuah negara.

"Terlihat jelas dalam kondisi ini Indonesia belum memprioritaskan olahraga dalam berbagai aspek kebijakan. Bukan hanya sekadar menyelenggarakan event monumental, tapi juga kegiatan yang bisa memberikan mandat luas dan signifikan bagi masyarakat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari atau lebih menyangkut hajat hidup orang banyak," ungkap Kusnaeni.

(ttf/ptr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER