Setelah skor 1-1, Milan otomatis hanya berharap pertandingan diselesaikan lewat adu penalti. Pasalnya, mereka tak punya kreativitas untuk mengantarkan bola ke lini depan.
Skuat Stefano Pioli hanya disibukkan untuk bertahan agar mereka masih punya asa di Coppa Italia. Kalah jumlah pemain plus kehilangan sosok Ibra yang punya kemampuan menahan bola dan mengatur ritme, Milan benar-benar tak berdaya.
Sedangkan nafsu Inter untuk memenangkan laga di waktu normal makin menggebu-gebu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dalam kondisi sulit, Tatarusanu jadi pemain terbaik Milan di pengujung pertandingan. Tatarusanu berkali-kali melakukan penyelamatan gemilang dari serbuan Inter, mulai dari Lautaro Martinez, Achraf Hakimi, hingga Lukaku.
Tetapi gempuran bertubi-tubi Inter akhirnya tak kuasa untuk terus ditahan. Tatarusanu akhirnya tak berdaya menghadapi tendangan bebas Christian Eriksen.
Eriksen mengantar bola melaju mulus masuk ke pojok kanan gawang Milan tanpa bisa dicegah oleh Tatarusanu. Skor 2-1 bertahan dan Milan harus merelakan Inter menjaga asa meraih trofi juara lewat Coppa Italia.
![]() |
Ibrahimovic jelas harus mengambil tanggung jawab penuh atas kekalahan ini. Kartu merah yang ia dapat benar-benar jadi titik balik kebangkitan Inter.
Sebagai pemain yang punya peran besar di balik kebangkitan Milan dalam satu tahun terakhir, Ibra mesti sadar bahwa itu juga berarti ia bisa denga mudah menentukan kekalahan untuk Milan.
Ibrahimovic jelas melakukan kebodohan dan membiarkan Milan berlutut di hadapan Inter untuk laga ini. Untuk perburuan Scudetto, Ibra tentu tak boleh melakukan hal yang sama agar Milan tak kembali bertekuk lutut di hadapan sang rival sekota.