Liverpool di musim ini tidak saja kewalahan dan kalah melawan tim-tim besar Liga Inggris, tetapi juga tim-tim papan bawah. Lebih dari itu, permasalahan Liverpool tidak saja pada kelemahan di lini belakang, tetapi juga terpuruknya performa kiper Alisson Becker.
Alisson yang dalam dua musim sebelumnya jadi salah salah satu kekuatan The Reds, kini menjelma jadi titik lemah Mohamed Salah dan kawan-kawan.
Setelah blunder yang berujung dua gol untuk Man City hingga akhirnya Liverpool 1-4, saat melawan Leicester Alisson tanpa komunikasi keluar dari gawang dan menabrak pemain baru Ozan Kabak. The Reds hancur 1-3 di markas The Foxes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komunikasi antarpemain merupakan hal dasar dalam sepak bola. Tragisnya, itu terjadi pada pemain seperti Alisson yang pernah menyandang kiper termahal dunia dan tim sekelas Liverpool yang juga juara bertahan Premier League.
Liverpool perlu bangkit. Kalau bangun dari keterpurukan ini saja Liverpool sulit, mendominasi Liga Inggris seperti yang pernah dilakukan Manchester United hanya sekadar mimpi.
Jika Liverpool benar-benar 'lempar handuk' dalam perburuan gelar juara Liga Inggris musim ini, satu-satunya peluang tersisa meraih trofi hanya di Liga Champions yang digelar pekan depan.
Hanya saja, melihat performa Liverpool yang menurun drastis di musim ini, tentu akan sulit bersaing dengan RB Leipzig yang saat ini menempati peringkat kedua klasemen Liga Jerman dan meraih kemenangan dalam tiga laga terakhir.
Setelah melawan Leizpig di Liga Champions, pada Selasa (16/2) waktu setempat, Liverpool akan dikembalikan pada kenangan buruk di musim ini, yaitu melawan Everton. Pertandingan di mana mereka kehilangan Van Dijk lalu terpuruk hingga saat ini.
Everton bukan saja akan memberikan memori buruk, tim asuhan Carlo Ancelotti itu juga sedang dalam tren bagus setelah tidak terkalahkan dalam tiga laga terakhir di semua ajang.
Sheffield United, tim juru kunci yang akan jadi lawan Liverpool setelah Everton juga berpotensi menambah penderitaan mereka. Publik masih ingat, dalam kondisi terpuruk, Sheffield bisa memberikan kekalahan 1-2 kepada Manchester United yang ketika itu jadi pemuncak klasemen.
Saat ini Liverpool tidak saja perlu mengevaluasi strategi maupun komposisi tim untuk laga-laga berikutnya, tetapi juga keajaiban Tuhan. Tanpa keajaiban itu, Liverpool bisa mengakhiri musim tanpa trofi.
(har)