ANALISIS

Liga Inggris Mendadak Tak Menarik

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Selasa, 16 Feb 2021 07:38 WIB
Liga Inggris yang menunjukkan persaingan sengit di awal musim mendadak tak lagi menarik setelah memasuki pertengahan Februari.
Manchester City kini sudah unggul tujuh angka atas Manchester United dan Leicester City. (AP/Rui Vieira)
Jakarta, CNN Indonesia --

Liga Inggris yang menunjukkan persaingan sengit di awal musim mendadak tak lagi menarik begitu kompetisi memasuki pertengahan Februari, terutama setelah berakhirnya pekan ke-24. Manchester City kini sulit dikejar dan punya tabungan poin yang cukup besar atas para pesaing.

Musim lalu Liga Inggris berjalan membosankan dan tak menarik karena Liverpool sangat dominan. Hal tersebut membuat mayoritas tak ada yang berani menjagokan tim lain untuk jadi juara Liga Inggris di luar Liverpool.


Dalam perjalanan musim ini, sejumlah tim sempat merasakan jadi pemuncak klasemen. Liverpool, Manchester United, Everton, Leicester City, Tottenham Hotspur, dan Manchester City pernah duduk di atas.Setelah momen tersebut, sempat ada harapan bahwa Liga Inggris musim ini berjalan sengit dan kompetitif. Bukan hanya kompetitif seperti musim 2018/2019 ketika Manchester City dan Liverpool bersaing ketat hingga meraih 98 dan 97 poin, melainkan pertarungan massal yang melibatkan banyak tim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Everton's Gylfi Sigurdsson reacts following the English League Cup quarterfinal soccer match between Everton and Manchester United at Goodison Park, Liverpool, England, Wednesday, Dec. 23, 2020. (AP Photo/Nick Potts,Pool)Everton bahkan sempat jadi pemuncak klasemen Liga Inggris selama beberapa pekan. (AP/Nick Potts)

Pergeseran pucuk klasemen yang sering terjadi membuat Liga Inggris musim ini sempat jadi sulit diprediksi. Tim yang terpuruk bisa naik dan tim yang di papan atas bisa tiba-tiba meluncur ke bawah.

Selisih poin yang tipis antara penghuni empat besar yang diisi bergantian pun menjadi indikasi Liga Inggris mungkin bakal terus sengit dan tak bisa ditebak hingga pekan-pekan akhir.

Namun ternyata keseruan dan kemeriahan itu mendadak senyap seiring bergulirnya Liga Inggris dalam dua bulan terakhir.

Manchester City menyodok ke atas dan hal tersebut tidak diimbangi oleh respons bagus tim-tim pesaing.

Dalam waktu singkat, Manchester City kini punya keunggulan tujuh angka atas Manchester United dan Leicester City. Hal tersebut masih ditambah sisa satu laga lebih banyak yang berarti 'The Citizens' punya peluang memperlebar selisih poin menjadi 10 angka.

Manchester City's head coach Pep Guardiola, right, congratulates his players after the English League Cup semifinal soccer match between Manchester United and Manchester City at Old Trafford in Manchester, England, Wednesday, Jan. 6, 2021. (Peter Powell/Pool via AP)Pep Guardiola sudah menemukan formula yang pas sehingga Man City bisa solid di Liga Inggris dalam dua bulan terakhir. (AP/Peter Powell)

Manchester City Tak Lagi Alami Pasang Surut

Usai mengalami kesulitan akibat ketiadaan ujung tombak Sergio Aguero yang cedera plus Gabriel Jesus yang tak bisa menjawab kepercayaan, Pep Guardiola akhirnya sukses menemukan formula tepat yang membawa Man City terus berlari kencang di jalur kemenangan.

Total 'The Citizens' sejauh ini sudah mencatat 11 kemenangan beruntun di Liga Inggris plus 15 laga tak terkalahkan dengan rincian 13 kemenangan dan dua hasil imbang.

Dengan membaca gerak Liga Inggris musim ini yang penuh hasil mengejutkan, keberhasilan Man City bisa berlari kencang dan kini makin menjauh dari kejaran adalah karena mereka tak lagi terlibat dalam pusaran pasang-surut seperti halnya tim-tim lain.

Ketika Manchester United hanya meraih satu poin dalam duel lawan West Bromwich dan Sheffield United, saat Liverpool tiba-tiba kalah tiga kali beruntun di Anfield, Man City terus melaju meraup tiga poin dengan rakus.

Manchester United's Harry Maguire, left, argues with referee Craig Pawson during the English Premier League soccer match between West Bromwich Albion and Manchester United at the Hawthorns stadium in West Bromwich, England, Sunday, Feb. 14, 2021. (Nick Potts/Pool Photo via AP)Manchester United yang sempat memimpin klasemen malah melakukan kesalahan. (AP/Nick Potts)

Saat Chelsea tiba-tiba limbung dan berujung pemecatan Frank Lampard, Guardiola justru makin menemukan solusi untuk membentuk tim inti dan rotasi dengan materi pemain yang ada dalam skuadnya.

Saat Leicester, Everton, dan Tottenham Hotspur belum sepenuhnya bisa diharapkan jadi kuda hitam, Man City tak lagi pusing dalam hal pemilihan formasi pemain.

Kehadiran John Stones dan Ruben Dias di lini belakang jelas jadi pembeda bagi Manchester City musim ini. Man City yang selama ini dikenal sebagai tim ofensif berubah jadi tim dengan pertahanan terbaik.

Di lini tengah, Ilkay Gundogan tengah menikmati momen terbaiknya di Man City. Ia bisa tampil subur dan jadi bagian penting 'The Citizens', bahkan ketika Kevin De Bruyne berhalangan main.

Di lini depan, Guardiola sudah bisa melihat Man City kembali tampil subur tanpa Aguero. Ia memainkan false nine dengan beberapa kali memasang Phil Foden di lini depan.

[Gambas:Video CNN]



Man City Sukses di Pertengahan Jalur Neraka

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER