Liverpool musim ini bisa dibilang apes. Badai cedera yang silih berganti menerpa, terutama lini belakang. Virgil Van Dijk dan Joe Gomez hingga hari ini belum kembali dari ruang perawatan, demikian pula dengan Joel Matip yang cedera, pulih, tapi cedera lagi.
Di skuad Liverpool, sejatinya ada bek-bek muda semacam Rhys Williams dan Nathaniel Philips, namun belum sepenuhnya dipercaya Klopp. Sementara dua bek baru Ozan Kabak dan Ben Davies yang datang di bursa transfer musim dingin ini butuh waktu untuk nyetel dengan permainan tim.
Tentu saja krisis lini belakang mengikis lini tengah Liverpool. Klopp beberapa kali memaksa dua gelandangnya, Fabinho dan Jordan Henderson bermain sebagai bek tengah. Parahnya lagi Fabinho juga kerap cedera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah, Klopp masih punya Thiago Alcantara, Gini Wijnaldum, Alex Oxlade-Chamberlain, Curtis Jones, James Milner, dan Naby Keita. Nama terakhir masih dalam pemulihan cedera.
Komposisinya, Klopp di laga-laga terakhir kerap memainkan Thiago, Wijnaldum, serta Jones atau Milner. Trio lini tengah tersebut sejauh ini tak mampu memberi perubahan ke arah positif. Yang ada mereka justru minim kreativitas, kalah bertenaga, dan kepayahan dalam membantu Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Sadio Mane di lini depan.
![]() |
Dengan segala keterbatasan itu, Klopp juga masih mengandalkan pakem 4-3-3 dengan gaya gegenpressing dan agresivitas saat menyerang. Masalahnya semua itu luntur ketika bertemu dengan tim-tim yang punya pertahanan kuat atau cenderung bermain ultra-defensif.
Saat kalah 0-1 dari Burnley dan Brighton, terlihat jelas bagaimana mereka menemui kebuntuan di depan. Alih-alih menciptakan peluang, mereka justru kesulitan menembus pertahanan lawan.
Pun begitu ketika menghadapi Man City dan Leicester, Liverpool tak berkutik. Lini tengah mereka tak mampu mengkreasi bola ketika menyerang dan kewalahan ketika diserang.
Lihat juga:Liga Inggris Mendadak Tak Menarik |
Dengan kondisi itu, Klopp rasa-rasanya perlu mengubah pakem dan gaya bermain saat melawat ke Leipzig. Tak harus melulu agresif, tapi perlu dibarengi kreativitas dan kekuatan di lini belakang.
Klopp saat ini perlu membuat pertahanan mereka kuat. Berkaca pada Pep Guardiola yang mampu mengubah strategi dan gaya bermain Man City yang kini lebih mementingkan pertahanan kuat diiringi keluwesan lini tengah, tapi tetap membuat Raheem Sterling cs sangar di kotak penalti lawan.
Jika tidak ada perubahan pakem dari Klopp, bukan tidak mungkin Liverpool tak bisa bangkit lagi setelah terjatuh.
(jal)