BWF meresmikan kejuaraan beregu campuran dengan memberinya nama Sudirman Cup, mengacu pada tokoh badminton Indonesia bernama Dick Sudirman.
Dick Sudirman, dikutip dari BWF, punya peran panjang dan penting dalam badminton, baik di Indonesia maupun dunia. Selain jadi salah satu ketua umum PBSI yang punya peran penting di awal kejayaan Indonesia, momen penting Sudirman ada pada proses damai dua badan badminton dunia.
Di akhir era 70-an, badan badminton dunia terpecah dua menjadi International Badminton Federation (IBF) dan World Badminton Federation (WBF) dan keduanya menjalankan rangkaian turnamen masing-masing. Perpecahan ini dianggap membahayakan bagi misi badminton untuk dipertandingkan di Olimpiade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sudirman yang punya rekan baik di kedua lembaga tersebut berhasil menginisiasi pertemuan kedua belah pihak di Bandung pada 28 Mei 1979. Pertemuan tersebut jadi awal yang bagus karena dua tahun kemudian kedua badan badminton dunia kembali bersatu.
Setelah Sudirman meninggal dunia pada 1986, Suharso Suhandinata mengirim surat pada Presiden IBF Arthur Jones untuk menggelar kompetisi demi mengenang jasa Dick Sudirman. Proposal Suharso Suhandinata dibawa ke sidang IBF dan akhirya diterima.
Nama 'Sudirman' disematkan dalam kejuaraan beregu campuran. Pembuatan Piala Sudirman dilakukan di Bandung dengan ciri khas Candi Borobudur ada di bagian atas trofi.
Edisi perdana Piala Sudirman digelar pada 1989. Saat itu Indonesia menjadi juara usai mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2. Setelah itu, Piala Sudirman digelar dua tahun sekali pada tahun ganjil.
Untuk edisi 2021, BWF baru saja mengumumkan penundaan Piala Sudirman seiring sejumlah perubahan jadwal seri turnamen BWF. BWF belum mengumumkan tanggal baru untuk pelaksanaan piala Sudirman.