Kasus mantan atlet voli putri Indonesia Aprilia Manganang dihubungkan dengan kasus atlet lari Afrika Selatan, Caster Semenya. Namun, kasus Aprilia dengan Semenya adalah dua hal yang berbeda.
Aprilia yang sempat berkarier sebagai atlet voli putri dan memperkuat timnas voli putri Indonesia di sejumlah ajang internasional, dinyatakan sebagai laki-laki.
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan Aprilia, yang saat ini berstatus anggota TNI, mengalami kelainan medis yang disebut hipospadia, yakni kelainan bentuk kelamin yang kerap dialami bayi laki-laki saat dilahirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dilakukan pemeriksaan di RS Angkatan Darat Wolter Monginsidi Manado dan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Aprilia dinyatakan sebagai laki-laki. Dalam pemeriksaan tidak ditemukan organ internal perempuan di tubuh Aprilia dan hanya memiliki organ internal laki-laki.
![]() |
"Hormonal juga begitu, hormon normal, testosteronnya juga diukur sehingga secara faktual dan ilmiah kami yakin Manganang lebih miliki hormonal kategori normal laki-laki," kata Andika dalam konferensi pers, Selasa (9/3).
Jika status gender Aprilia menjadi masalah karena penyakit hipospadia, lain halnya dengan Semenya. Peraih medali emas nomor 800 meter putri di Olimpiade 2021 dan 2016 itu terlahir sebagai perempuan.
Namun, status Semenya dipermasalahkan karena atlet 30 tahun itu memiliki pola kromosom XY laki-laki dan tingkat kadar testosteron yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata perempuan biasa.
Status Semenya kali pertama menjadi masalah usai menjadi juara dunia nomor 800 meter pada 2009. Ketika itu Semenya menjadi juara setelah mengalahkan rekor pribadi hingga 4 detik yang diciptakan di Kejuaraan Afrika Junior satu bulan sebelumnya.
Lihat juga:Capello: Dosa Ronaldo Tak Bisa Dimaafkan |
Dalam perjalanan usai statusnya dipertanyakan pada 2009, Semenya sukses mendominasi nomor 800 meter putri, termasuk menyabet dua medali emas Olimpiade dan dua kejuaraan dunia pada 2011 dan 2017.