Alasan Atlet Catur Harus Digembleng Sejak Anak-anak

CNN Indonesia
Jumat, 26 Mar 2021 19:42 WIB
Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) menjelaskan alasan terkait pembinaan catur harus dilakukan sedini mungkin.
Irene Sukandar jadi WGM pertama di Indonesia. (detikcom/Rengga Sancaya)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) menjelaskan alasan terkait pembinaan catur harus dilakukan sedini mungkin.

Indonesia saat ini sedikitnya memiliki 64 pecatur terbaik yang memiliki gelar dan ranking di FIDE atau Federasi Catur Dunia. Hasil ini tak lepas dari pembinaan yang dilakukan Percasi.

Kepala Bidang Pembinaan dan Peningkatan Prestasi (Kabid Binpres) Kristianus Liem mengatakan hampir semua pecatur Indonesia memulai kariernya sejak usia 7-10 tahun. Meskipun, diakui ada juga yang memulai kariernya di usia 13 tahun seperti Chelsie Monica Ignesias Sihite.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kristianus tak menampik jika citra olahraga catur kerap kali dikaitkan dengan permainan orangtua. Anak-anak, apalagi yang masih usia 5-10 tahun dulunya masih jarang sekali diperkenalkan dengan olahraga permainan otak tersebut.

Namun, sesuai perkembangan zaman, catur juga diyakini bisa membantu meningkatkan nilai kognitif pada anak. Sejak saat itu, para orang tua mulai memperkenalkan anaknya dengan olahraga catur.

"Bahkan di seluruh dunia catur menjadi bagian dari pelajaran ekstrakulikuler sehingga olahraga catur kemudian mengalami perkembangan yang cukup pesat. Indikatornya adalah di World Youth Chess Championship dan di World School Chess Championship di mana pesertanya cukup membludak," ujar Kristianus kepada CNNIndonesia.com, Jumat (26/3).

"Meskipun kalau World School itu levelnya amatir, tapi Indonesia sendiri sering tampil dan keluar sebagai juara dunia di level ini. Kami sering disambut khususnya sama Diknas karena kan mereka bawa nama pelajar ya," imbuhnya.

Banner Live Streaming MotoGP 2021

Pembinaan catur sejak dini bukan tanpa alasan. Menurut Kristianus, ada target tinggi yang menjadi gol dari Percasi atas prestasi para atlet catur yang menjadi naungannya.

Misalnya Irene Kharisma yang memulai kariernya di olahraga catur sejak berusia 7 tahun. Di usianya yang ke-11, PB Percasi kemudian mulai membinanya lebih intensif termasuk memberikan kesempatan kepada Irene tampil di event nasional dan internasional.

"Di usia Irene yang kami melihat dia punya potensi untuk menjadi Women Grand Master [WGM]. Saat usianya masih 11 tahun itu juga dia menjadi juara di Kejuaraan Dunia Catur Remaja di bawah 12 tahun, namanya World Youth Chess Championship 2008 di Hakidiki, Yunani," katanya.

Turnamen Catur Japfa Grand Master Internasional 2015 digelar di Hotel Kartika Chandra Jakarta. Pada hari keenam, Senin, 20042015 yang hanya memainkan satu babak 8, Irene Kharisma Sukandar ditantang yuniornya Muhammad Lutfi Ali.Irene Kharisma Sukandar masuk pelatnas catur sejak usia tujuh tahun. (detikcom/Rengga Sancaya)

Percasi pernah membuat program bernama Dream Team Catur Indonesia untuk mencari atlet berbakat untuk membawa harum nama Indonesia di kancah internasional. Pada pelaksanaan program pertamanya tahun 1997, Percasi mampu menjadikan Susanto Megaranto sebagai seorang Grand Master.

Selain Susanto, ada beberapa nama yang juga punya rating dan gelar di FIDE. Hanya saja, gelar yang diraih tidak setinggi Susanto atau hanya Internasional Master maupun Fide Master.

Kemudian Percasi merekrut Chelsie untuk bisa menjadi pelapis Irene yang sudah menyandang gelar Women Grand Master. Sayangnya, banyak faktor yang akhirnya membuat Chelsie sampai saat ini gelarnya masih bertengger di Woman Internasional Master atau satu level di bawah Woman Grand Master milik Irene Kharisma.

Menurut Kristianus, pembinaan bakat seseorang menjadi pecatur paling bagus dimulai sejak usia 7-8 tahun. Belajar dari pengalaman, lanjutnya, setelah menginjak dewasa banyak persoalan yang tidak bisa kendalikan dan hal itu membuat fokus dan konsentrasi pecatur jadi hilang sehingga target tidak tercapai.

susanto megarantoSusanto Megaranto Grand Master termuda Indonesia. (Rengga Sancaya/ Detikcom)

"Misalnya ada salah satu atlet wanita, dia itu masalahnya karena perasaan anak muda, jatuh cinta sehingga kadang itu membuat dia kehilangan konsentrasi dan fokus saat pertandingan. Hasilnya dia tidak bisa maksimal dalam meraih gelarnya. Jadi semakin dewasa itu akan semakin sulit untuk meraih gelar sebenarnya," jelas Kristianus.

"Irene, Medina Warda Aulia, Susanto Megaranto itu meraih gelar Grand Master ketika usianya 16 tahun. Sementara atlet tersebut fokusnya berkurang karena masalah percintaan," imbuhnya.

Lebih lanjut Kristianus mengatakan berdasarkan data yang dimiliki PB Percasi, untuk bisa menjadikan seorang pecatur meraih gelar Grand Master, butuh 5-6 tahun sejak bakat caturnya mulai kelihatan saat tampil di turnamen.

"Jadi kenapa kalau mau dapat gelar Grand Master harus mulai dari kecil, karena konsentrasinya bisa diarahkan dan dikendalikan. Semakin banyak pengalamannya bermain di turnamen, akan semakin terlihat kedewasaannya. Kalau sudah jadi Grand Master biasanya sudah bisa mengendalikan emosi jadi fokus dan konsentrasinya terjaga," terangnya.

Di sisi lain, Kristianus mencontohkan Yasser Seirawan yang disebut cukup telat memulai karier caturnya di usia 16 tahun namun bisa sukses menjadi pecatur papan atas dunia. Namun empat tahun setelah memulai kariernya, Seirawan mampu menjadi juara dunia junior catur.

[Gambas:Video CNN]

Di Indonesia sendiri, sebenarnya banyak pecatur berbakat namun tidak sukses soal gelar internasional. Kebanyakan hanya mendapatkan gelar Nasional Master (NM) atau Fide Master.

Lima pecatur Indonesia saat ini masih cukup punya nama di FIDE, sebut saja Susanto Megaranto yang mengantongi rating poin 2550. Lalu juga ada Novendra Priasmoro yang memiliki ELO rating 2502 atau di bawah Susanto.

Ketiga, ada Yoseph Theolifus Taher dengan ELO rating 2455 dan menyandang gelar Internasional Master pada 2018. Keempat, Internasional Master Sean Winshand Cuhendi, 2419 poin dan terakhir Women Grand Master Irene Kharisma dengan rating 2413.

"Targetnya adalah membawa pecatur kita meraih gelar Grand Master di usia 14-16 tahun, karena itu sudah menjadi hal yang biasa. Jadi target utamanya adalah bisa menjadi juara dunia. Sebab untuk bisa masuk di ranking dunia FIDE itu juga tidak mudah."

DEWA KIPAS VS GM IRENE SUKANDAR. Tangkapan Layar Youtube Deddy Corbuziergraga catur mendapat sorotan usai drama Dewa Kipas vs Irene Sukandar. (Tangkapan Layar Youtube Deddy Corbuzier)

"Dulu Indonesia catatan terbaiknya ada di Pak Utut [Adianto] yang menduduki peringkat 36 dunia. Meskipun sama-sama punya gelar Grand Master, tapi kan ELO ratingnya beda. ELO rating itu yang bisa menempatkan pecatur ke daftar dunia," kata Kristianus.

Sistem peringkat ELO atau ELO rating adalah suatu metode untuk menghitung tingkat keterampilan (skill) relatif pemain pada permainan antara dua pemain catur. Sistem ini juga digunakan sebagai sistem peringkat untuk permainan multi-pemain (multi-player) pada beberapa jenis permainan komputer.

Untuk bisa mendapatkan ELO rating, seorang pecatur diwajibkan untuk memiliki FIDE ID atau nomor registrasi di FIDE supaya bisa ikut di turnamen resmi dari FIDE. Hanya federasi catur nasional yang merupakan anggota FIDE yang bisa mendaftarkan pecatur tersebut.

Tak hanya itu, ketika pertama kali seorang pecatur mendapatkan ELO rating FIDE juga diwajibkan membayar biaya registrasi di awal. Semakin tinggi ELO Rating seorang pecatur bisa membawanya mendapatkan gelar. Sebab, ELO Rating di FIDE menggambarkan kekuatan atlet yang sebenarnya.

Seorang pecatur bisa mendapatkan gelar FIDE Master jika minimal memiliki ELO Rating 2300. Sedangkan untuk mendapatkan gelar Internasional Master, ELO Rating minimal 2400 dan 2500 untuk gelar Grandmaster.

Buat dapat poin di ELO Rating juga dikatakan Kristianus tidak bisa sembarangan tampil di sebuah turnamen meski di bawah FIDE. Dalam aturannya, poin yang dihasilkan harus lebih banyak hasil menang ketimbang kalahnya karena jika terlalu rendah poinnya dianggap belum layak mendapatkan rating.

Chelsie MonicaFoto: Tangkapan Layar YouTube Deddy Corbuzier
Chelsie Monica berkarier mulai usia 13 tahun.

"Khusus International Master dan Grandmaster harus mencapai tiga kali Norma, yaitu Norma IM, dan Norma GM. Norma ini suatu ketentuan jumlah poin yg harus dicapai pemain dalam suatu turnamen minimal 9 babak."

"Lawan-lawannya juga minimal ada 3 IM, 7 di antaranya harus memiliki rating tertentu sesuai kategori turnamen, dan pemainnya juga minimal berasal dari tiga negara. Untuk Norma GM, syaratnya setups, harus minimal ada 3 GM, dan seterusnya," ungkapnya.

Rating yang mendapatkan gelar dijelaskan Kristianus juga harus turnamen catur standar atau klasik yang minimal satu babak di turnamen berlangsung selama 90 menit satu game-nya dengan setiap langkah minimal 30 detik. Jadi kualitas permainan cukup tergambar untuk mewakili kekuatan.

Di sisi lain, seorang pecatur juga dibatasi hanya boleh main di dua babak dalam satu hari. Jika lebih, maka ratingnya tidak akan dihitung karena dianggap dapat mengurangi mutu sesuai dengan aturan-aturan ketat yang disebutkan dengan jelas oleh FIDE.

"Memang sulit dan tidak bisa instan untuk bisa dapat ELO Rating, apalagi gelar di catur. Deddy [Corbuzier] bilang dia [Dewa Kipas] pecatur kuat itu keliru. Syarat buat pecatur kuat tidak gampang. Banyak syarat dan ketentuan ditambah kualitas turnamen yang harus bermutu dengan lawan yang diakui. Harus juga ada wasit bersertifikat internasional yang jadi saksi, yang bertanggung jawab kalau ada kecurangan-kecurangan," terang Kristianus.

(ttf/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER