Kondisi berbeda dirasakan Chelsea. Secara teknis dan nonteknis, The Blues lebih baik dibandingkan dengan Real Madrid.
Pada pertandingan terakhir, Chelsea sukses mengalahkan West Ham United 1-0 yang jadi rival utama mereka dalam perebutan posisi empat besar Liga Inggris.
Selain itu, Chelsea juga punya rapor laga tandang di Liga Champions musim ini yang sangat impresif karena selalu menang dalam empat pertandingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di leg pertama semifinal nanti, Chelsea tidak saja mengharapkan kemenangan, tetapi juga melanjutkan tren menundukkan tim-tim asal Spanyol.
Di Liga Champions 2020/2021 Chelsea sudah dua kali bertemu wakil Spanyol. Melawan Sevilla di fase grup dan bertemu Atletico Madrid di babak 16 besar.
Menariknya, Thomas Pulisic dan kawan-kawan tidak menelan kekalahan saat bertemu dua wakil Spanyol tersebut. Di Grup E, Chelsea diimbangi Sevilla 0-0 di kandang, lalu menang telak 4-0 di kandang lawan.
Hasil lebih baik terjadi di babak 16 besar. Setelah menang 1-0 di Wanda Metropolitano, klub asal London itu menang 2-0 di Stamford Bridge.
![]() |
Rapor apik itu bisa jadi modal bagi Chelsea melawan Madrid yang dinilai memiliki tradisi juara di Liga Champions.
Selain rapor di musim ini, Chelsea juga punya catatan bagus melawan Madrid di Eropa. Pertandingan nanti sebenarnya jadi pertemuan pertama bagi Chelsea dan Madrid di kompetisi Eropa sejak tahun 2000.
Terakhir kali Chelsea melawan Madrid di Piala Super Eropa musim 1998/1999. Ketika itu Chelsea menang 1-0 berkat gol Gustavo Poyet.
Sebelum duel di Piala Super Eropa itu, Chelsea dua kali melawan Madrid di Piala Winners 1970/1971. Dari dua laga itu, Chelsea menang satu kali (2-1) dan sekali imbang.
Di luar statistik di atas, kekuatan Chelsea juga lebih lengkap dibandingkan dengan Madrid. Pada leg pertama, hanya gelandang Mateo Kovacic yang akan absen bersama Chelsea.
Komposisi pemain Chelsea di musim ini lebih merata. Setiap sektor juga memiliki kans mencetak gol. Ketika lini serang seperti Kai Havertz, Timo Werner, atau Olivier Giroud tengah buntu, Chelsea bisa mengandalkan Mason Mount, Pulisic, hingga Ben Chillwell.
Pelatih Thomas Tuchel juga memiliki taktik yang lebih fleksibel di Chelsea. Arsitek asal Jerman itu tidak melulu memainkan Werner di depan atau Havertz di lini tengah.
Sebagai variasi dari strategi bermain, Tuchel bisa memainkan Havertz di depan dan menempatkan Werner sedikit ke belakang. Fleksibilitas itu yang bisa jadi ancaman sebenarnya bagi Madrid. Karena serangan dan peluang gol bagi tim tamu bisa datang dari lini mana saja.