Jika Ole Gunnar Solskjaer mengklaim permainan serangan balik telah menjadi gen Manchester United, AS Roma di bawah asuhan Paulo Fonseca lebih menyukai gaya permainan berbasis penguasaan bola.
"Memang benar Manchester United sangat berbahaya dalam serangan balik, tapi kami harus menyadari itu akan sangat sulit jika kami pergi ke Manchester dan hanya bertahan," kata Fonseca dikutip dari laman klub Manchester United.
"Kami perlu menjaga bola dan menyulitkan mereka. Tim harus menunjukkan karakter dan tidak bertahan terlalu dalam," ujar Fonseca menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Whoscored, Roma mencatatkan rata-rata penguasaan bola 50,8% di Liga Europa dengan passing sukses mencapai 83,7%.
Angka ini tidak jauh berbeda dengan statistik Roma di Liga Italia dengan catatan penguasaan bola 51,5% dan passing sukses 84,4%.
Roma pun menjadi tim terbaik keenam dari sisi penguasaan bola di Liga Italia.
Namun, keunggulan permainan penguasaan bola saja tak cukup menjadi senjata bagi Roma untuk bisa mengatasi Manchester United.
Roma perlu menunjukkan permainan yang konsisten agar tidak terpuruk di Old Trafford. Sampai dengan saat ini, Serigala Roma itu masih bermasalah dengan grafik penampilan yang naik-turun.
![]() |
Giallorossi kini hanya memenangkan satu dari lima pertandingan terakhir mereka. Ketajaman striker andalan Roma Edin Dzeko juga terus menurun setelah tak pernah mencetak gol dalam 13 pertandingan terakhir di Liga Italia.
Melihat kondisi tersebut, penguasaan bola saja tidak cukup bagi Roma untuk bisa meraih hasil terbaik di Old Trafford. Selain penguasaan bola, Giallorossi harus menampilkan permainan yang efektif dan lebih tajam dalam melancarkan serangan.
Roma juga harus bisa memaksimalkan peran mantan gelandang Manchester United Henrikh Mkhitaryan yang terbukti memiliki kecerdikan dan ketajaman. Mkhitaryan kini telah mencatatkan 11 gol dan 11 assist dalam 39 pertandingan musim ini.
Lihat juga:Momen Manchester United Bantai AS Roma 7-1 |
Mkhitaryan pernah berseragam Manchester United pada periode 2016-2018. Selama dua tahun di Old Trafford, dia sukses mempersembahkan gelar Liga Europa dan Piala Liga Inggris.
Selepas pengabdiannya di Man United, Mkhitaryan menghabiskan dua musim bermain untuk klub Inggris lainnya, Arsenal. Dia kemudian dipinjamkan ke AS Roma pada 2019 dan diikat permanen setahun berikutnya.