Winger Sabah FC Saddil Ramdani berbicara mengenai Luis Milla sebagai pelatih terbaik yang pernah melatihnya di Timnas Indonesia hingga keputusan Shin Tae Yong.
Ramadan tahun ini Saddil kembali menikmati kesendirian jauh dari keluarga di Raha, Sulawesi Tenggara. Bukan karena ikut TC Timnas Indonesia di Dubai, Uni Emirat Arab, jelang persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2022, melainkan di Malaysia bersama skuad Sabah FC.
Nama Saddil tak masuk daftar 34 nama yang dipanggil Shin Tae Yong untuk Timnas Indonesia kali ini. Meski begitu, ia mengaku sudah terbiasa. Saddil tetap respek terhadap Shin Tae Yong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak dipanggil Timnas bukan berarti akhir dari segalanya bagi Saddil. Ia hanya bersyukur masih bisa bekerja dan menikmati Lebaran di negeri orang demi keluarga dan karier di sepak bola.
Bagaimana sosok Luis Milla, Shin Tae Yong, hingga pelatih Sabah FC Kurniawan Dwi Yulianto di mata Saddil? Bagaimana ia bertahan menjalani puasa tanpa orang tua di perantauan?
Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com bersama Saddil Ramdani:
Bagaimana puasa di negeri orang?
Alhamdulillah puasa lancar-lancar saja. Di sini juga suasananya bagus, saya dekat dengan orang-orang yang juga merantau di sini seperti saya.
![]() |
Kalau sahur dan buka puasa kebetulan saya di sini beli peralatan masak sendiri. Jadi lebih sering masak sendiri, mengatur makanan sendiri. Kalau makan di luar saya suka makan nasi lemak sama ikan tiga rasa saja.
Biasanya masak sayur bayam sama ikan. Bikin sayur kangkung atau sayur terong. Saya belanja sendiri ke pasar beli sayuran-sayuran itu, kalau mau makan apa, saya telepon mama buat tanya bumbu masaknya apa.
Kadang juga ada teman-teman yang kasih makanan, kasih kue ke saya buat buka puasa. Di sini sangat kekeluargaan.
Saddil tidak dipanggil Shin Tae Yong untuk gabung Timnas Indonesia, kecewa atau tidak?
Sekarang saya tidak kecewa, biasa saja. Sebenarnya ini pemanggilan ketiga untuk TC Timnas Indonesia. Waktu TC pertama saya dipanggil, tapi tidak ikut latihan karena pelatih dan manajemen bilang saya harus penyembuhan dulu.
Waktu itu yang penting saya percaya keputusan dokter dan manajemen adalah yang terbaik. Tapi sebenarnya saya baik-baik saja kok. Saya juga bertanya-tanya waktu itu kenapa tidak ikut latihan.
Tapi ya sudah tidak apa-apa, yang masuk Timnas itu pasti pilihan yang terbaik. Saya cuma sekadar mau bilang, sebagai pemain yang mau menunjukkan kemampuan, salah kalau saya dibilang sakit atau cedera. Saya sehat-sehat saja.
Sempat sedih juga di Instagram, fans saya tanya kenapa saya tidak dipanggil ke Timnas? Jangan pikir aneh-aneh sama Timnas. Jangan dianggap ada titipan atau apa, jangan begitu.
Kalau saya tidak dipanggil, saya harus sabar, harus kerja keras lagi karena masih banyak pemuda bertalenta yang berhak masuk Timnas dan pelatih pasti punya pandangan tersendiri terhadap pemain.
Saddil punya catatan bagus di Malaysia, 3 gol dan 2 asisst. Belum cukup buat Shin Tae Yong tertarik?
Saya sendiri di awal ketika dipanggil ke sini, Sabah FC, karena pelatih membutuhkan saya dan percaya sama saya. Saya juga niatnya cari klub yang membutuhkan saya.
Saya bersyukur dipanggil dan dibutuhkan di sini. Jadi saya mau bantu coach Kurniawan di sini. Sebenarnya itu saja, karena saya lihat coach Kurniawan dan manajemen sangat percaya sama saya, jadi saya sangat bersyukur dan itu memotivasi diri untuk menampilkan yang terbaik buat tim.
Kalau dari situ bisa dipanggil ke Timnas, saya bersyukur, karena semua pemain sepak bola pasti mau masuk ke Timnas. Tapi yang utama adalah bagaimana caranya bisa memberikan yang terbaik.
Kalau bisa dipanggil ke Timnas, berarti itu buah dari kerja keras saya. Saya mau bagaimana caranya orang Indonesia bisa dipandang di luar negeri, hanya itu pikiran saya.