Putra Permata Tegar Idaman
Putra Permata Tegar Idaman
Menggemari bulutangkis dan mengagumi Roberto Baggio sejak kecil. Pernah bekerja di harian Top Skor dan Jakarta Globe. Kini menjadi penulis di kanal olahraga CNN Indonesia

Markis Kido Pergi dan Jejak yang Abadi

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Selasa, 15 Jun 2021 11:55 WIB
Markis Kido adalah salah satu manusia langka penuh prestasi di Indonesia. Kido berhak angkuh, tapi dia tidak melakukannya.
Markis Kido memberi banyak kenangan indah bagi pecinta bulutangkis Indonesia. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia --

"Meski keluar pelatnas, saya masih rutin latihan. Bahkan Sabtu dan Minggu saya latihan. Tapi Senin dan Selasanya libur," ucap Markis Kido sambil tertawa kepada sejumlah wartawan beberapa tahun silam.

Markis Kido adalah salah satu manusia langka penuh prestasi di Indonesia. Ia merupakan peraih medali emas Olimpiade yang saat ini baru dimiliki oleh tujuh wakil Indonesia dan total 11 orang.

Selain emas Olimpiade, berderet gelar bergengsi sudah dimenangi Markis Kido. Juara dunia, juara Asian Games, juara SEA Games dan belasan gelar super series pernah disandangnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan sederet gelar itu, Markis Kido punya hak dan wajar jika menepuk dada sekerasnya, mengangkat kepala setinggi-tingginya, dan berjalan seangkuh-angkuhnya.

Namun hal itu tidak dia lakukan.

Markis Kido tetap pada pembawaannya sebagai sosok yang penuh canda dan tawa. Rendah hati dan bersahaja.

---

Beijing, 16 Agustus 2008

Markis Kido bersama Hendra Setiawan sedang bertarung di arena perang yang disetujui oleh semua negara, yaitu Olimpiade.

Markis Kido (R) and Hendra Setiawan of Indonesia celebrate with their gold medals in the men's badminton doubles event of the 2008 Beijing Olympic Games in Beijing on August 16, 2008.  Kido and Setiawan beat Cai Yun and Fu Haifeng of China 12-21, 21-11, 21-16.       AFP PHOTO/GOH CHAI HIN (Photo by GOH CHAI HIN / AFP)Markis Kido meraih banyak prestasi bersama Hendra Setiawan. (AFP PHOTO/GOH CHAI HIN)

Di punggung Kido tertulis nama Indonesia. Sebuah kebanggaan sekaligus beban berat.

Selama ini bulutangkis selalu jadi tumpuan untuk meneruskan tradisi emas Olimpiade bagi Indonesia. Di 2008 beban itu disandang oleh Kido dan Hendra.

Final Olimpiade 2008 di Beijing adalah salah satu final paling berkesan dan layak dikenang dalam sejarah olahraga Indonesia.

Di seberang Kido/Hendra, Cai Yun/Fu Haifeng asal China berdiri mengadang. Mereka didorong oleh ribuan teriakan dukungan tuan rumah. Tambah lagi gim pertama sudah mereka menangi.

Banner Euro 2020

Namun Kido/Hendra bisa menjawab beban sekaligus kebanggaan sebagai wakil Indonesia. Lewat perjuangan maha berat, Kido/Hendra bisa mengatasi tekanan kuat tersebut.

Pendukung Indonesia, baik yang punya kesempatan hadir di arena maupun di layar kaca, dibuat tegang hingga tak pernah bisa duduk dengan tenang.

Di gim terakhir, Kido/Hendra sudah mendapat match point pada angka 20-12. Dalam sistem rally point, selisih delapan angka pada match point itu adalah jumlah yang sangat besar.

Namun pada situasi itu permainan Kido/Hendra seolah sempat menghilang. Kesalahan demi kesalahan dilakukan. Poin demi poin lawan bertambah. Satu, dua, tiga, empat poin bertambah untuk lawan. Skor berubah menjadi 20-16 dalam sekejap.

Terlebih di skor 15 untuk Cai/Fu, Kido/Hendra sudah sempat berteriak 'menang', ternyata shuttlecock dinyatakan masuk di dalam lapangan.

Instruksi dari pelatih Sigit Pamungkas yang didampingi Christian Hadinata terus terdengar. Kido dan Hendra terus saling memberikan dukungan.

Kido Markis (L) and Hendra Setiawan of Indonesia  play against China's Fu Haifeng and Cai Yun in their men's doble gold medal match of the badminton event during the 2008 Beijing Olympic at the Beijing University of Technology Gymnasium on August 16, 2008. Markis and Setiawan defeated Cai and Fu by 12-21, 21-11, 21-16. AFP PHOTO/Indranil MUKHERJEE (Photo by INDRANIL MUKHERJEE / AFP)Markis Kido merayakan kemenangan di final Olimpiade 2008. (AFP PHOTO/Indranil MUKHERJEE)

Sedangkan ratusan jutaan orang Indonesia larut dalam ketegangan, kecemasan, doa dan pengharapan.

Pada kesempatan berikutnya, Kido terus melakukan serangan lewat smes-smes keras dari belakang. Serangan Kido akhirnya diselesaikan dengan penempatan shuttlecock oleh Hendra yang masuk di dalam lapangan.

Kido melempar raket ke udara sambil berteriak. Hendra juga meluapkan kegembiraan.

Sigit Pamungkas berlari masuk ke lapangan. Ketiganya berpelukan sambil berguling di lapangan. Tradisi emas berlanjut dan Indonesia Raya pun berkumandang.

---

Dalam kariernya sebagai pebulutangkis, Markis Kido mengalami pasang-surut sekaligus menghadapi sejumlah masalah. Namun saat berhadapan dengan media, Kido cenderung tetap jadi sosok yang terbuka.

Banner Testimoni

Pada 2010 saat Kido/Hendra sudah keluar dari pelatnas dan jadi pemain profesional, ada satu momen ketika saya meliput mereka di Sirkuit Nasional di Pekanbaru.

Sebagai juara Olimpiade, Kido/Hendra 'turun gunung' main di Sirnas dan hal itu sudah barang tentu membuat mereka jadi magnet besar sepanjang gelaran turnamen. Saat itu saya juga butuh cerita Kido/Hendra yang baru saja merintis karier profesional, sesuatu yang belum terlalu lazim saat itu.

Pada satu hari di turnamen tersebut, saya melipir ke toilet setelah meliput satu pertandingan. Ternyata di sana ada Kido dan Hendra, sedang bersiap jelang pertandingan.

Karena di luar toilet mereka sudah ditunggu banyak penggemar, akhirnya saya memotret pose mereka berdua di dalam toilet sambil melakukan wawancara dengan singkat. Benar saja, begitu keluar mereka sudah disambut hangat penggemar dan tak bakal ada kesempatan wawancara bagi saya andai momen di toilet itu terlewat.

Di 2010 itu pula Kido/Hendra bisa memberi pembuktian mereka belum habis meski di luar pelatnas dengan raihan emas Asian Games 2010.

Keramahan Kido pada media juga tak hanya terjadi saat ia berada di atas puncak dunia. Saat kariernya mulai menurun, ia bisa menanggapi situasi dengan tetap santai dan ceria.

---

Melihat Markis Kido di lapangan, hal yang paling terasa adalah semangat juang dan energi yang meluap-luap. Pembawaannya yang santai di luar lapangan tidak terlihat ketika ia sudah berdiri di arena pertempuran.

Melihat Markis Kido berteriak, rasanya darah penonton akan ikut bergejolak.

Melihat Markis Kido dengan tubuh mungilnya tak kenal lelah melontarkan jumping smash, sebagai penonton, akan merasa terbawa gairah dan punya keyakinan besar bahwa Indonesia bisa menang.

Kutipan Banksy yang beredar viral di internet tentang kematian berbunyi:

"They say you die twice. One time when you stop breathing and a second time, a bit later on, when somebody says your name for the last time."

Markis Kido telah meninggalkan kita semua. Namun selama bulutangkis dipertandingkan di dunia, nama Markis Kido bakal tetap disebut sebagai bagian emas dalam sejarah olahraga Indonesia.

Markis Kido telah pergi, namun jejaknya bakal abadi.

Selamat Jalan, Markis Kido..
Terima kasih untuk segalanya...

[Gambas:Video CNN]

(har)
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER