Statistic WhoScored menunjukkan, pertahanan Portugal lebih sering ditembus Hungaria di babak kedua. Sementara itu, Jerman juga lebih mengendurkan serangan pada 45 menit kedua.
Guna bisa membobol gawang Portugal, Jerman tidak boleh lagi mengendurkan serangan. Selain itu, mereka juga bisa mengandalkan tembakan-tembakan baik dari dalam maupun kotak penalti.
Hungaria, sebagai tim yang tidak diunggulkan sudah membuktikan, mereka bisa membongkar pertahanan Portugal, meskipun gagal mencetak gol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di babak pertama, Hungaria hanya melepaskan 1 tendangan ke gawang, namun di babak kedua mereka menambah empat tendangan lagi, dengan 2 di antaranya on target.
Serangan lewat permainan terbuka Hungaria juga menjadi 4 kali serangan, dibandingkan dengan babak pertama yang tanpa permainan terbuka.
Melihat statistik tersebut, lini pertahanan Portugal bisa jadi makanan empuk bagi lini depan Jerman yang diisi pemain-pemain berkualitas.
![]() |
Terlebih lagi, Portugal masih mengandalkan bek tengah senior Pepe yang berusia 38. Dengan usia senja itu, Pepe tidak lagi bisa bergerak
Akan tetapi, tidak saja mengandalkan kemampuan pemain depan, Die Mannschaft juga membutuhkan kreativitas pemain gelandang.
Saat melawan Prancis, duet Ilkay Gundogan dan Toni Kroos kalah kreatif dibandingkan dengan Paul Pogba dan N'Golo Kante yang bermain lebih spartan dan eksplosif.
Melihat komposisi yang ada, pelatih Joachim Low bisa mengubah komposisi starter saat melawan Portugal nanti.
Jika Low ingin tetap memainkan tiga bek tengah dengan mengandalkan dua wingback dfalam formasi 3-4-2-1, posisi gelandang bertahan bisa diisi Joshua Kimmich atau Emre Can.
Dengan skema semacam itu, Gundogan bisa didorong sedikit ke depan guna mengatur ritme permainan Jerman bersama Toni Kroos.
Menjadi gelandang tengah akan membuat Gundogan memiliki lebih banyak ruang dalam membantu serangan. Statistik menunjukkan, Gundogan lebih produktif di Manchester City pada musim lalu saat berposisi sebagai central midfielder, 13 gol dalam 34 permainan.
Kondisi berbeda dimiliki Gundogan ketika menjadi gelandang bertahan yang hanya mengemas 1 gol dalam 6 pertandingan, atau 2 gol dalam 5 pertandingan saat dimainkan sebagai gelandang serang.
Salah satu keuntungan Gundogan menjadi central midfielder adalah, mantan pemain Borussia Dortmund itu bisa jadi pemecah kebuntuan ketika lini depan mandek.