4. Lini Tengah yang Kuat
Kuartet Kroos, Ilkay Gundogan, Robin Gosens dan Joshua Kimmich menjadi pilihan pelatih Joachim Low di pertandingan pertama. Sementara di pertandingan kedua ada opsi memainkan Leon Goretzka.
Kemampuan fisik dan kinerja Goretzka bakal mendukung daya dobrak Gundogan sekaligus visi bermain Kroos. Pemain Bayern Munchen itu bisa menjadi pemutus serangan Bruno Fernandes dan kawan-kawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5. Sejarah
Jerman memiliki catatan head to head yang lebih bagus ketimbang Portugal. Dari 18 laga, Jerman baru kalah tiga kali. Kemenangan terakhir Portugal terjadi pada Piala Eropa 2000.
Setelah itu dalam empat pertemuan, yang kebetulan terjadi di Piala Dunia dan Piala Eropa, sang pemilik tiga trofi Henry Delaunay selalu tampil jadi pemenang.
6. Serangan Balik
Ketika menghadapi Hungaria, yang mengandalkan serangan balik, lini pertahanan Portugal cukup kerepotan. Bahkan gawang Rui Patricio bobol, namun kemudian gol Hungaria dianulir karena offside.
Kendati memiliki lini pertahanan yang digalang pemain senior Pepe dan bek top Ruben Dias, komunikasi di lini belakang Portugal masih belum sempurna. Akan lebih buruk seandainya gelandang-gelandang Portugal lebih sibuk membongkar pertahanan lawan dan melupakan tanggung jawab dalam membantu pertahanan.
7. Ronaldo
Bak dua sisi mata uang, Ronaldo bisa menghadirkan suka juga malapetaka. Sang megabintang dikenal begitu ekspresif ketika menampilkan gestur kecewa, seperti yang ditampilkan ketika Diogo Jota gagal mengeksekusi peluang saat melawan Hungaria.
Dengan kondisi seperti itu, pemain-pemain Portugal bisa saja diliputi rasa bingung dan waswas di atas lapangan ketika membuat keputusan apakah harus terus menerus memberi bola kepada Ronaldo atau berkreasi tanpa sang kapten.
(nva/sry)