PSSI dan PT LIB mengaku tak tahu standar jumlah kasus harian Covid-19 yang bisa membuat kompetisi digelar. Pada Oktober 2020, kompetisi musim 2020 terpaksa resmi diakhiri karena kasus Covid-19 saat itu di atas 4.000.
Namun, pada Maret 2021, pemerintah memberi izin turnamen Piala Menpora 2021. Padahal, ketika itu angka kasus harian virus Covid-19 ini di atas 6.000.
"Standar angka kasus Covid-19 bukan ranah kami, apakah di angka 10 ribu atau 5 ribu untuk bisa menggelar kompetisi. Tapi kami akan terus komunikasi dengan BNPB. Kemungkinan ketika mulai landai," ucap Sujarno dengan nada suara rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang bisa disimak dari situasi tersebut adalah grafik yang tergambar dalam situasi Covid-19 di Indonesia. Sejak pandemi Covid-19 melanda, dalam beberapa hari terakhir seringkali terjadi pemecahan rekor penambahan kasus positif Covid-19 tertinggi.
Belum lagi fakta bahwa banyak rumah sakit dengan keterisian tempat tidur yang makin penuh oleh pasien Covid-19. Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini terbilang situasi terburuk sejak Maret 2020.
Sedangkan lampu hijau yang sempat diberikan tak lepas dari situasi Covid-19 yang sempat mulai terkendali beriringan dengan pelaksanaan Piala Menpora. Namun kehadiran varian delta yang presentase penularannya lebih cepat, membuat lampu hijau kompetisi itu untuk sementara ditarik kembali.
Liga basket nasional, IBL sudah lebih dulu menyelesaikan kompetisi ketika lampu hijau untuk menggelar kompetisi diberikan. Kini, Liga 1 harus kembali bersabar menanti situasi pandemi Covid-19 di Indonesia lebih terkendali.
Bukan hanya sepak bola yang terdampak, namun banyak aspek lainnya termasuk munculnya keraguan untuk pelaksanaan sekolah tatap muka dan juga pembatasan operasional sejumlah fasilitas publik seperti mall serta peraturan kerja dengan skema Work from Home (WFH).
Dalam beberapa hari ke depan, PSSI dan PT LIB akan bertemu secara virtual dengan klub Liga 1 dan Liga 2. Selain untuk mengabarkan penundaan liga, mereka ingin menjadikan Euro 2020 dan Copa Amerika 2021 sebagai argumen pelaksanaan liga.
"Kami belajar dari Piala Eropa 2020. Apakah ga ada yang kena? Ada juga yang kena, tetapi tertangani dengan baik. Kami belajar dari Piala Eropa untuk seperti itu. Kami akan berusaha jangan sampai sepak bola menjadi klaster baru," kata Sujarno.
"Minimal, seharusnya kita [Indonesia] bisa menggelar kompetisi atau event olahraga tanpa penonton, agar [industri olahraga Indonesia] tidak terlalu ketinggalan dengan negara-negara Eropa atau Amerika," ujar Sujarno.
Diketahui, Liga 1 2020 terpaksa dibatalkan sejak pekan ketiga bergulir atau pada Maret tahun lalu karena merebaknya pandemi Covid-19.
![]() |
PSSI dan PT LIB berulang kali mencoba mengajukan jadwal lanjutan kompetisi 2020 namun kerap ditolak. Angka penyebaran virus yang tinggi jadi sebabnya.
Skenario memulai musim baru, yakni Liga 1 2021, juga terus mengalami penundaan. Tujuannya untuk meminimalisir risiko penyebaran virus corona.
Meski demikian, sepak bola Indonesia memang tak bisa dibandingkan dengan liga-liga elite Eropa atau bahkan turnamen akbar sekelas Euro 2020 yang akhirnya ditunda hingga 2021.
Baca juga:Liga 1 2021 Resmi Ditunda |
Di sejumlah negara maju Eropa seperti Inggris, Italia, Spanyol, atau bahkan Prancis, sepak bola sudah menjadi industri. Banyak hal yang dipertaruhkan jika roda kompetisi tak diputar.
Tak dimungkiri, sepak bola masih sebatas hiburan di Indonesia. Fanatisme suporter kita memang tak kalah heboh, namun sepak bola Indonesia belum benar-benar menjadi sebuah industri.
Pemilik klub kerap merugi dan para pemain jadi korban keterlambatan gaji. Belum lagi pengaturan jadwal yang amburadul dan kerap bentrok dengan kalender Timnas Indonesia.
Kini pemain dan klub serta semua yang terlibat dalam pelaksanaan Liga 1 2021/2022 hanya bisa berdoa situasi pandemi Covid-19 di Indonesia bisa kembali mereda, sehingga harapan menggelar pertandingan sepak bola bisa kembali terlaksana.
(jun)