Jakarta, CNN Indonesia --
Lifter nasional, Eko Yuli Irawan tak masalah jika pelepasan kontingen Indonesia menuju Olimpiade Tokyo 2020 oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 5 Juli 2021 berlangsung secara daring.
Biasanya, kontingen yang akan berangkat ke Olimpiade lebih dulu menjalani ritual pelepasan oleh Presiden di Istana Negara. Hal itu sebagai bentuk perhatian presiden sekaligus penghargaan buat atlet yang telah bekerja keras untuk bisa lolos dan tampil di ajang multievent olahraga terbesar di dunia tersebut.
Namun, Eko Yuli menyadari bahwa dalam situasi dan kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini tak begitu kondusif untuk menggelar pelepasan atlet Olimpiade. Terlebih, per hari ini, Kamis (1/7), presiden telah menetapkan PPKM Darurat di Jawa dan Bali mulai 3 hingga 20 Juli 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pastikan kalau ke Istana semua mau tidak mau harus di swab dulu di kondisi begini. Kalau negatif kan bersih semua jadi bisa buat pegangan dan jaga-jaga juga sampai berangkat nanti. Kalau mau dilepas langsung juga tidak apa-apa, peserta Olimpiade juga kan tidak banyak. Jadi sebenarnya bisa jaga jarak, kaya kemarin waktu foto menteri-menteri yang dilantik," kata Eko Yuli kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/7).
"Prokes di Istana pasti ketat dan pasti juga tidak menimbulkan kerumunan, karena jumlahnya tidak banyak jadi bisa gampang diatur jaraknya dan tidak akan makan tempat kalau memang maunya langsung. Tapi kalau mau online saja juga tidak apa-apa. Pelepasan kan hanya simbolik saja sebenarnya, intinya doa dan dukungan."
Menurutnya, begitu pulang dari Olimpiade Tokyo 2020, para atlet pun masih berkesempatan bertemu presiden. Sebab itu, peraih medali perak Olimpiade 2016 ini menilai pelepasan kontingen atlet Indonesia secara tatap muka bukan hal yang mendesak.
"Kalau ketemu presiden, nanti pulang dapat medali juga bisa ketemu. Pelepasan tidak terlalu urgent. Kami ikut saja maunya bagaimana. Pada saat ini kami kan juga harus jaga kondisi supaya tidak kena [Covid-19], tidak sakit. Apalagi virus yang sekarang lebih gampang menular. Takutnya pas mau berangkat, kena [terpapar Covid-19]," sebutnya.
Bersambung ke halaman berikutnya....
Sebelumnya, Komite Olimpiade Indonesia (NOC) menyebut tengah mematangkan konsep pengukuhan dan pelepasan Tim Indonesia dalam situasi PPKM Darurat. Saat ini NOC masih berkoordinasi dengan Kemenpora terkait pelaksanannya.
Pengukuhan dan pelepasan Tim Indonesia yang dipimpin Chef de Mission Rosan P Roeslani ini rencananya berlangsung pada 5 Juli mendatang. Tanggal ini diambil mengingat Tim Bulutangkis Indonesia akan berangkat lebih dulu untuk menjalani training camp di Kumamoto, Jepang.
Sekjen NOC Indonesia, Ferry Kono mengatakan rencananya pengukuhan kontingen akan dilakukan oleh Menpora Zainudin Amali. Selanjutnya, jika Presiden RI (Joko Widodo) berkenan, NOC berharap orang nomor satu di Indonesia itu bisa melepas kontingen Indonesia namun tetap akan menghargai keputusan apa pun dari Presiden, mengingat situasi Jakarta dan sekitarnya saat ini terkait Covid-19.
"Apa pun konsepnya, terpenting tidak mengurangi esensi pengukuhan dan pelepasan yakni Kontingen Indonesia meminta doa restu dari Presiden dan seluruh masyarakat Indonesia untuk atlet-atlet yang akan tampil di Tokyo sehingga motivasi mereka bisa bertambah untuk menembus limit yang mereka miliki," jelas Ferry Kono.
Di sisi lain, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, pelepasan atlet Olimpiade merupakan tugas National Olympic Committee (NOC). Namun, Kemenpora menyarankan agar kegiatan ini lebih baiknya digelar secara daring atau online.
"Jadi saya sarankan online. Kan, tidak mengurangi kehikmatan. Karena kondisi seperti ini, kami tidak tega juga. Surat sudah dikirim Senin (28/6) lalu ke Istana, tapi kami tak tega dengan presiden, mau minta, tapi dengan kondisi ini enggak ada keberanian. Ini pertimbangannya demi keselamatan dan kesehatan atlet juga," ucap Gatot.
Dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat ini, Gatot pesimistis pelepasan 28 kontingen atlet Olimpiade Tokyo 2020 dengan tatap muka bisa terlaksana.
Malah, Gatot berharap presiden punya waktu untuk melakukan pelepasan secara daring pada 5 Juli 2021. Ini jadi harapan besar karena presiden beserta jajarannya sedang super sibuk menangani penyebaran Covid-19 yang tinggi.
"Olimpiade ini sangat penting karena hanya terjadi empat tahun sekali, tetapi kami juga paham karena ini ada kepentingan lain yang jauh lebih penting lagi. Kalau datang fisik saya katakan kecil kemungkinannya. Kalau online hadir ya bagus, tapi kalaupun enggak tetap bagus. Dalam konteks masih ada urgensi lain. Kami tidak ingin nanti jadi sorotan, ini kok nganu apa. Kesehatan nomor satu," tutupnya.
[Gambas:Video CNN]