Conor McGregor bakal duel lawan Dustin Poirier di UFC 264. Laga ini bakal jadi pertaruhan untuk menyelamatkan harga dirinya yang sudah hancur.
McGregor tidak akan mungkin kehilangan magnetnya sebagai petarung dengan karakter kuat. Terbukti, meski kalah dari Khabib Nurmagomedov di 2018, ia masih laris jadi buruan banyak petarung.
Mungkin hanya Khabib yang enggan melawan McGregor. Di luar itu, banyak petarung yang antre melawan petarung Irlandia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan petarung-petarung kelas welter pun tak kalah antusias menyambut McGregor andai ia serius dan benar-benar ingin naik kelas.
Setelah kalah dari Dustin Poirier di awal 2021, reputasi McGregor terbukti belum habis. Masih banyak yang ingin menghadapinya termasuk Michael Chandler dan Charles Oliveira.
Poirier adalah bukti nyata godaan duel lawan McGregor begitu kuat. Ia mengabaikan kesempatan duel perebutan gelar demi bisa trilogi lawan McGregor.
![]() |
Dari sisi ekonomi, laga lawan McGregor lebih menguntungkan bagi Poirier. Keuntungan ekonomi ini pula yang jadi bidikan banyak petarung penantang di luar sana.
Terlepas dari sisi ekonomi, McGregor adalah seorang juara sejati di dalam hatinya.
Ia tentu tak mau terus menerus berada di arena UFC andai hanya sekadar dijadikan 'mesin ATM', baik oleh UFC dan penantangnya. Apalagi, McGregor selalu bermulut besar dan gemar berkoar-koar.
Sebagai juara sejati, McGregor ingin kembali dilihat di tempat tertinggi sebagai pemenang, bukan sekadar petarung pencetak uang. Terlebih, uang bukan lagi sesuatu yang membanggakan bagi McGregor karena saat ini ia sudah punya segalanya.
Dari sisi kompetisi, harga diri McGregor sejatinya sudah hancur. Ia kalah dua kali beruntun dari Khabib dan Poirier di kelas ringan.
Tak hanya itu, ia juga kalah dari Floyd Mayweather saat sesumbar bisa menang atas petinju tak terkalahkan tersebut.
Tidak ada kebanggaan yang tersisa dalam diri McGregor. Karena itu duel lawan Poirier bisa jadi penentu masa depan McGregor.
Bila kembali kalah dari Poirier, sulit melihat McGregor memutuskan bertahan di UFC hanya sekadar seperti badut pertunjukan.
McGregor mengaku sudah siap untuk duel lawan Poirier kali ini. Kekalahan di bulan Januari sudah dipelajari benar-benar oleh McGregor.
Di laga perdana, McGregor tidak tahan dengan tendangan ke arah kaki yang dilancarkan berulang-ulang oleh Poirier. Hal itu yang membuat ia akhirnya goyah dan kalah TKO di ronde kedua.
Belajar dari hal tersebut, McGregor mesti waspada terhadap serangan Poirier. McGregor juga harus ingat bahwa Poirier adalah tipe petarung all-round yang juga punya teknik submission sama baiknya.
Bila McGregor bisa mengalahkan Poirier, ia akan bisa kembali menepuk dada dan menganggap dirinya sebagai sang juara.
Namun andai kembali kalah di trilogi kali ini, McGregor tentu makin malu untuk terus berkoar-koar dan bermulut besar.
Baca lanjutan berita di halaman berikut>>>