Euro 2020 (Euro 2021) memasuki fase paling akhir atau partai final dengan mempertemukan Italia melawan 'tuan rumah' Inggris, Senin (12/7) dini hari WIB.
Italia sampai ke final setelah melewati banyak kerikil dalam perjalanan mereka. Skuad asuhan Roberto Mancini yang tidak masuk urutan teratas bursa calon juara bisa menahan semua rasa sakit itu untuk bisa sampai ke final.
Italia menderita karena melalui jalan penuh liku usai lolos dari fase grup. Giorgio Chiellini dan kawan-kawan nyaris disingkirkan Austria, diuji oleh tim nomor satu dunia yakni Belgia, dan dibuat kepayahan melawan permainan ofensif Spanyol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Italia mampu memberi bukti di laga-laga sulit tersebut. Bukti yang memperlihatkan Italia, tim yang minim pemain bintang di Euro 2020 memiliki karakter pemenang dan bisa beradaptasi dengan situasi apapun.
Italia jelas tak diunggulkan saat bersua Belgia di perempat final. Tetapi racikan taktik Mancini membuat Belgia yang diperkuat generasi emas mereka tak berkutik.
![]() |
Di semifinal, Italia memperlihatkan wajah yang berbeda. Juara Euro 1968 itu menanggalkan cap sebagai tim yang dominan dalam penguasaan bola bersama Mancini sejak fase grup.
Italia menyadari penguasaan bola sudah ada dalam DNA Spanyol. Alhasil, Italia kalah jauh dari segi penguasaan bola dengan 35 persen berbanding 65 persen.
Meski demikian, Italia tetap tampil tenang dan tidak panik dengan dominasi yang diperlihatkan Spanyol. Pada akhirnya, Italia bisa menang dengan adu penalti.
Kemampuan anak asuh Mancini beradaptasi dengan beragam situasi pertandingan ini bisa menjebak Inggris. Apalagi, The Three Lions seperti sebuah tim yang begitu sempurna di Euro 2020.
Inggris bisa meraih hasil optimal terlepas dari apapun strategi yang diterapkan oleh GarethSouthgate. Harry Kane dan kawan-kawan
begitu fleksibel bermain dengan formasi 4-2-3-1 atau 3-5-2.
Taktik 4-2-3-1 lebih sering dipakai Inggris, termasuk saat menghancurkan Ukraina 4-0, dalam perjalanan mereka sampai ke final. Di luar itu, para pemain Inggris juga fasih saat harus beradaptasi dengan pola 3-5-2 saat bersua Jerman dan di babak perpanjangan waktu ketika mengalahkan Denmark.
Inggris dianggap tak punya kelemahan sebagai sebuah tim. Duet Harry Maguire dan John Stones begitu solid di lini belakang, duo Declan Rice dan Kalvin Philips jaminan ketangguhan lini tengah, dan Kane sedang dalam performa terbaiknya berkat torehan empat gol di Euro 2020.
Baca lanjutan analisisi Italia vs Inggris pada final Euro 2020 di halaman kedua >>>