Jakarta, CNN Indonesia --
Conor McGregor semakin menjauh dari hingar-bingar petarung yang layak berebut gelar kelas ringan UFC. Ia masih berharga, namun sebatas mesin ATM bagi UFC dan para penantangnya.
McGregor harus menerima kenyataan itu setelah kembali takluk dalam trilogi pertarungan melawan Dustin Poirier. Kekalahan itu jadi yang kedua yang dialami McGregor dari tiga pertarungan melawan The Diamond.
Kali ini, The Notorious kalah TKO usai ronde pertama. McGregor kalah dengan cara menyakitkan setelah pergelangan kaki patah pada pengujung ronde pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasib nahas itu dialami setelah ia salah tumpuan usai berupaya menyerang Poirier. McGregor coba melayangkan pukulan kiri yang tidak mengenai Poirier.
Saat berupaya melangkah mundur, petarung asal Irlandia salah pijakan hingga akhirnya pergelangan kaki kirinya terkilir dan patah. Laga tak langsung dihentikan karena Poirier langsung menyergap dan memukuli McGregor di sisa beberapa detik ronde pertama.
 Conor McGregor berusaha tampil agresif dalam laga lawan Dustin Poirier. (REUTERS/STEVE MARCUS) |
Ketika jeda ronde berjalan, barulah diketahui McGregor mengalami patah kaki dan tidak bisa melanjutkan pertandingan. Pertandingan pun selesai dengan Poirier yang tersenyum di sudut octagon.
Kekalahan itu jelas jadi pukulan telak buat McGregor. Ia kembali terpuruk di tengah upaya untuk menancapkan namanya sebagai petarung papan atas pascapensiunnya Khabib Nurmagomedov.
Alih-alih ingin kembali masuk dalam pusaran pertarungan petarung top kelas ringan UFC, McGregor justru makin tenggelam. Dua kekalahan dari beruntun dari Poirier seakan mempertegas taji petarung asal Irlandia itu yang memudar di octagon.
McGregor belakangan akrab dengan sebutan petarung ayam sayur di UFC. Ia begitu mudah takluk dari lawan-lawan yang dianggap memiliki kemampuan setara.
Dari lima pertarungan terakhirnya, McGregor lebih banyak menderita kekalahan. Ia kalah dua kali dari Poirier dan ditaklukkan Khabib lewat submission di UFC 229.
Sedangkan dua kemenangan diukir McGregor saat menghadapi Eddie Alvarez dan Donald Cerrone. Nama terakhir masuk kategori petarung lemah di kelas ringan UFC dan laga itu pun berlangsung di kelas welter.
Rapor McGregor di lima pertarungan terakhir memperlihatkan penurunan yang ia alami. Hal ini agaknya turut dipengaruhi antusiasme McGregor yang tidak seperti sebelumnya, masa di mana ia begitu disegani di arena UFC.
Asumsi bahwa fokus McGregor kini terganggu pada bisnisnya yang makin sukses seolah makin menemui pembenaran seiring kekalahan demi kekalahan yang ia terima.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Pesona McGregor memang belum pudar dan diyakini akan tetap kuat meski baru saja kalah dari Poirier. McGregor tetap jadi jualan utama UFC, bahkan mungkin satu-satunya yang paling menjual untuk saat ini seiring pensiunnya Khabib.
Di kelas ringan UFC, magnet McGregor melebihi petarung-petarung lain. Termasuk Poirier yang dua kali mengalahkanya, Justin Gaethje, atau pemegang sabuk juara kelas ringan Charles Oliveira.
Pesona McGregor itu pula yang membuat Poirier rela melewatkan kesempatan untuk melakoni pertarungan perebutan gelar. Poirier sadar potensi untuk mengeruk pendapatan lebih besar ada di depan mata jika menghadapi McGregor.
Dengan daya tarik sebesar itu, petarung-petarung lain tentu akan tergiur untuk melawan McGregor. Mereka mengincar uang yang bisa didapat ketimbang mengedepankan idealisme untuk berburu sabuk juara kelas ringan UFC.
Hal itu jelas bakal makin menginjak-injak harga diri McGregor ketika banyak petarung berlomba melawan dirinya hanya demi uang dalam jumlah besar dan bukan lagi melihatnya sebagai sosok juara.
Pesona McGregor yang masih besar saat ini tidak lagi diimbangi dengan kemampuan bertarung yang mumpuni di octagon. McGregor kini terlihat lemah dan lebih banyak berkoar-koar tanpa bukti konkret saat pertarungan.
 Conor McGregor tiga kali kalah dalam empat laga terakhirnya. (REUTERS/STEVE MARCUS) |
Sekilas tingkah McGregor mirip dengan 'El Cucuy' Tony Ferguson yang juga mulai kepayahan. Petarung berusia 37 itu getol melontarkan trash talk ke petarung lain tetapi tak bisa berbuat apa-apa ketika sudah bertarung di tiga laga terakhirnya..
Ferguson yang pernah begitu disegani kini begitu mudah kalah dari lawan-lawan. Ferguson bahkan selalu kalah dalam tiga pertarungan terakhirnya.
McGregor bukan tidak mungkin bisa mengalami nasib seperti Ferguson. Apalagi, komitmen dan antusiasme McGregor untuk eksis sebagai petarung papan atas terus dipertanyakan seiring kesuksesannya di bidang yang tak ada urusannya dengan baku pukul di octagon.
Lanjut atau tidaknya McGregor untuk terus bertarung di UFC setelah kalah TKO dari Poirier juga masih menjadi tanda tanya. Dengan usianya saat ini, 32 tahun, dan waktu pemulihan cedera yang bakal memakan waktu lama berpotensi menggerus ambisi McGregor untuk tetap tampil di ajang mixed martial arts.
Dengan waktu pemulihan patah engkel kiri yang memakan waktu 6 sampai 12 bulan, McGregor tentu bakal menimbang dengan matang soal kariernya. Apalagi, McGregor sudah memiliki segalanya saat ini.
McGregor memang tengah berada di persimpangan pilihan. Memilih pensiun dengan catatan kekalahan memalukan atau memilih melanjutkan dengan risiko harga dirinya yang tinggi terus terkebiri karena ia memilih melanjutkan karier di UFC dan menelan kekalahan demi kekalahan.