Jakarta, CNN Indonesia --
Cabang olahraga atletik Indonesia memiliki harapan besar untuk membuat kejutan lewat penampilan sprinter, Lalu Muhammad Zohri, di Olimpiade Tokyo 2020.
Sebagai pendatang baru di Olimpiade, Zohri bertekad berlari di bawah 10 detik di Olympic Stadium Tokyo, 31 Juli - 1 Agustus mendatang.
Pelatih lari cepat PB PASI (Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia), Eni Nuraini, yang memegang langsung persiapan Zohri mengungkapkan keyakinannya pelari 21 tahun itu mampu mewujudkan target pribadi menempuh 100 meter dalam waktu 10 detik saat tampil di Olimpiade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurang dari satu bulan menuju Tokyo, Eni menyebut persiapan Lalu Zohri sudah mencapai 90-95 persen. Persentase itu meningkat 10 persen dari sejak pelari asal Lombok, Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu tampil di test event Olimpiade Tokyo pada Mei lalu.
Dalam ajang tersebut, Zohri yang bersaing dengan sprinter ternama Justin Gatlin hanya mampu mencatatkan waktu 10,34 detik.
"Pas Mei itu paling besar 80-85 persen kondisi Lalu. Waktu itu dia catatan waktunya 10,34 tapi itu belum maksimal karena belum masuk persiapan khusus, daya tahan sama start-nya masih kurang," kata Eni kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/7).
"Pulang dari Jepang Mei kemarin baru masuk persiapan khusus, latihan daya tahan, block start dan sekarang dari hasil latihan sudah kelihatan lebih baik. Kalau di latihan, tidak pakai block start itu bisa 9,5 detik. Bedanya pakai block start dan tidak itu 0,6 detik. Jadi dia sudah bisa 10,1 detik itu sudah cukup bagus," jelasnya.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya...
Selain terus mengasah daya tahan dan mematangkan start, saat ini Eni menyebut juga terus mempersiapkan mental sang juara dunia atletik U-20 nomor 100 meter di Tampere, Finlandia 2018. Menurut Eni, Zohri masih suka mengaku gugup jelang pertandingan besar.
"Dia bilang suka deg-degan kalau mau lomba, tapi kan sebelum pemanasan kita selalu siapkan dia. Saya bilang ke Lalu, jangan berpikir tentang orang lain, pikirin diri kita sendiri, persiapkan mau lari secepat mungkin. Tapi menurut saya sih dia sudah siap, sudah sering ketemu juga sama lawan-lawannya," ujar Eni.
"Saya juga minta dia nonton lawan-lawannya lomba dari youtube supaya dia bisa mempersiapkan mentalnya. Dia anaknya cukup percaya diri, motivasinya cukup tinggi buat bisa lari di bawah 10 detik jadi tidak terlalu sulit. Dia hanya harus percaya sama hasil latihan dia. Dia pasti bisa lari seperti itu. Dia harus percaya sama kemampuannya bahwa dia bisa," bebernya.
Kendati demikian Zohri sudah tidak mengkhawatirkan cedera lutut yang pernah membuatnya naik meja operasi pada November 2020. Bahkan menurut Eni, kondisi pelari yang lolos ke Olimpiade setelah meraih perunggu nomor 100 meter di Seiko Golden Grand Prix 2019 itu sudah 100 persen aman dari cedera.
Di Olimpiade Tokyo 2020, PB PASI tidak memberikan target berat buat Lalu Zohri yang punya catatan waktu terbaik di 10,03 detik pada 2019. Namun, secara realistis, ia diharapkan mampu lolos ke final nomor lari 100 meter.
"Sebisa mungkin dia bisa ke semifinal saja sudah bagus banget. Tapi kalau bisa dia ke final. Tidak ada target waktu, tapi Lalu punya target pribadi bisa lari di bawah 01 detik. Jadi saya bilang ke dia, 'ayo, kamu pasti bisa'. Soal medali, mudah-mudahan, melihat latihannya saya yakin lah dia bisa masuk final dan lari di bawah 10 detik dan bisa memecahkan rekor atas namanya sendiri. Bisa saja di 9,99 detik kan tetap di bawah 10 detik," harap Eni.
Atletik tidak hanya mengirimkan Lalu Zohri ke Olimpiade Tokyo 2020. Tapi ada juga Alvin Tehupeiory yang mendapatkan jatah wildcard untuk tampil di nomor 100 m putri nanti.