Jakarta, CNN Indonesia --
Persija (Persatuan Sepak bola Indonesia Jakarta) merupakan salah satu klub sepak bola tersukses Tanah Air. Klub yang lahir sejak 1928 ini memiliki julukan Macan Kemayoran.
Mengapa Persija dijuluki Macan Kemayoran? Sejak kapan pula klub yang identik dengan warna merah dan putih tersebut dikenal dengan sebutan Macan Kemayoran? Berikut adalah kisah julukan klub juara Liga 1 2018 tersebut.
Belum ada waktu pasti kapan Persija mulai dikenal dengan sebutan Macan Kemayoran. Namun, julukan Macan Kemayoran mulai ramai digunakan media massa nasional dan dikenal secara luas sejak era Liga Indonesia pada 1994.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum era Liga Indonesia atau era Perserikatan, sebutan Macan Kemayoran sudah ada, tetapi belum masif didengungkan. Malahan Persija sempat dijuluki dengan sebutan 'Si Jampang' oleh media massa berdasarkan keinginan pengurus klub.
Penulis buku sejarah Persija 'Gue Persija' Gerry Putra Anugrah mengatakan hingga kini waktu pasti julukan Macan Kemayoran diberikan dan digunakan Persija belum terang. Dari riset koran-koran lawas, tidak diketahui tahun yang pasti.
"Hingga kini belum pasti awal mulanya dipakai [Macan Kemayoran]. Dulu malah pernah diganti pake Si Jampang pas 1994. Malah ada yang bilang Macan Kemayoran itu julukan pemain Persija, Tan Liong Houw; Macan Jakarta; Macan Betawi," kata Gerry.
Nama Macan Kemayoran, mulanya, dalam keragaman cerita rakyat Betawi, adalah julukan untuk seorang pendekar bernama Murtado. Walau tak setenar Si Pitung atau Si Jampang, Macan Kemayoran tetap dikenal sebagai legenda.
Buktinya kisah Murtado si Macan Kemayoran masuk buku 'Cerita Rakyat dari Sabang sampai Merauke' karya Amanda Clara yang terbit pada 2008. Dalam kumpulan ini Si Macan Kemayoran bersanding dengan legenda pendekar Indonesia lainnya.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya...
Murtado disebut macan dari Kemayoran karena aksi dan sifat terpujinya. Pada masa penjajahan Belanda tersebut Murtado berjuang melawan kesewenang-wenangan dari para centeng dan tentara Belanda yang kejam.
Konotasi positif dan representasi orang Betawi yang pandai bela diri, rendah hati, dan suka membantu inilah yang membuat nama Macan Kemayoran disematkan ke Persija. Harapannya Persija menjadi sosok mulia tersebut.
Bambang Pamungkas, mantan pemain sekaligus manajer Persija, menyebut Macan Kemayoran punya nilai luhur. Ekstraksi sejarah mulia (Persija sebagai alat perjuangan melawan penjajah) dan nilai luhur julukan ini sepantasnya direfleksikan.
"Karena Persija memiliki PERJANJIAN dengan SEJARAH, untuk selalu memberikan kemampuan dan sumbangsih terbaik, tidak hanya untuk kota Jakarta namun juga Indonesia," tulis sosok yang dikenal dengan nama Bepe ini lewat media sosial Twitter pada 28 November 2020 atau di hari ulang tahun klub.
Penggunaan kata 'macan' pun bukan hal yang absurd atau fiktif. Pasalnya, Jakarta sebelum menjadi metropolitan seperti sekarang, juga menjadi salah satu habitat kucing besar tersebut. Tepatnya pada tahun 1880-an macan masih ditemui di Jakarta.
Dari potongan koran Java Bode edisi 04-11-1882 yang beredar di media sosial, diketahui bahwa hewan buas yang lebih dikenal dengan nama harimau tersebut berkeliaran di daerah Papanggo (Tanjung Priok) dan Bukit Duri (Jakarta Timur).
Banyak kalangan meyakini, yang itu berdasarkan potongan koran dan cerita dari mulut ke mulut, harimau atau macan Jakarta punah pada 1886. Macan terakhir tersebut dikabarkan mati ditembak oleh seorang pembunuh Belanda dengan sebutan: Simons Kemayoran.
Kisah soal macan Jakarta, lantas jago Kemayoran bernama Murtado inilah muncul istilah Macan Kemayoran. Dari kisah sejarah ini lantas Persija mengadopsi nama Macan Kemayoran sebagai julukan klub Persija, yang lantas diamplifikasi oleh media massa.
[Gambas:Video CNN]