Mantan juara dunia tinju kelas bulu IBO, Daud Yordan yakin Manny Pacquiao bakal menang TKO atas Yordenis Ugas dalam perebutan sabuk juara WBA Super kelas welter di T-Mobile Arena, Las Vegas, Minggu (22/8) WIB.
Daud meyakini umur hanyalah sebatas angka bagi Pacquiao. Berusia 42 tahun tak lantas membuat motivasi petinju berjuluk PacMan itu jadi berkurang.
"Age is just number buat Pacquiao. Umur tidak berpengaruh buat dia karena saya tahu, dia disiplin sekalipun dia merangkap jabatan sebagai senator di Filipina," kata Daud kepada CNNIndonesia.com, Jumat (20/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemungkinan Pacquiao bisa mengalahkan Ugas lewat KO atau TKO di ronde berapapun, tapi saya yakin tidak akan habis di 12 ronde," tegas Daud, petinju asal Ketapang, Kalimantan Barat tersebut.
Meskipun saat ini Ugas merupakan pemegang sabuk juara WBA Super, tapi Daud mengatakan itu tak jadi alasan Pacquiao layak diremehkan. Terlebih, Ugas mendapatkan sabuk tersebut atas pemberian dari WBA setelah Pacquiao dianggap lama tidak naik ring.
Tak hanya itu, Ugas juga merupakan petinju pengganti yang tidak direncanakan untuk bertemu Pacquiao. Sebelumnya, petinju asal Filipina itu dijadwalkan bertemu Errol Spence Jr dalam perebutan sabuk kelas welter WBC dan IBF, namun akhirnya batal karena Spence Jr mengalami cedera mata.
"Ugas tidak akan terlalu banyak memberikan kejutan. Dia pengganti, sekalipun juara dunia di kelas welter tapi saya kira kapasitasnya masih satu tingkat di bawah Pacquiao."
"Pacquiao itu petinju yang sangat fantastik dan tak mudah untuk dikalahkan. Apalagi Ugas petinju pengganti yang notabene persiapannya melawan Pacquiao sangat dadakan. Jadi buat Pacquiao tidak terlalu sulit untuk mengalahkan Ugas," sebut Daud.
Di mata Daud, Pacquiao merupakan petinju yang punya frekuensi pukulan dan serangan yang luar biasa. Dengan intensitas latihan yang tinggi di sela-sela karier politiknya, Pacquiao masih menjadi petinju yang patut diwaspadai di atas ring.
Daud yakin Pacquiao tidak akan mengakhiri kariernya setelah menghadapi Ugas. Tapi bila duel lawan Ugas sudah ditetapkan Pacquiao sebagai laga terakhir, hal itu justru bakal membuat Pacman makin termotivasi.
"Dia akan semakin termotivasi untuk memenangkan pertandingan karena dia mau di puncak kariernya mendapatkan hasil yang sangat baik dengan status sebagai juara dunia. Tapi saya yakin ini bukan jadi yg terakhir buat dia karena dia sangat mencintai tinju."
"Dalam setahun ke depan dia juga akan fokus ke karier politiknya untuk maju di Pilpres Filipina. Kemenangan bisa mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya. Tidak sekadar karier dan nama besar tapi kemenangan atas Ugas bisa berdampak besar terhadap karier politiknya," ucap Daud.
(ptr/jun)