WAWANCARA EKSKLUSIF

Richard: Saya Tak Sedih Meninggalkan Pelatnas Cipayung

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Senin, 06 Sep 2021 18:30 WIB
Richard Mainaky menyatakan dirinya tidak sedih saat harus memutuskan pensiun meninggalkan pelatnas Cipayung.
Richard Mainaky punya komitmen kuat sebagai pelatih. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Apa pesan-pesan untuk asisten yang melanjutkan tugas Anda di Cipayung?

Saya sudah bilang jangan pernah hitung-hitungan waktu, harus siap segala waktu karena di sini banyak atlet yang sebelum program minta tambahan. Jadi kadang baru tidur sebentar ada WA minta tambahan latihan atau sudah janji sebelumnya minta tambahan harus kita layani, kita harus maksimal di lapangan.

Saya sudah camkan ke mereka. Karena saya sudah alami itu dan hasilnya kelihatan. Prinsip saya, kalau kita disiplin, kerja keras, tekun, pasti hasil tidak akan mengkhianati. Dan itu benar, faktanya seperti itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa pesan Anda untuk pemain di Pelatnas Cipayung?

Sama seperti pelatih, mereka juga jangan hitung-hitungan sama waktu. Curi-curi waktu untuk latihan tambahan. Kalau pelatih siap kasih waktu tambahan, atlet juga harus siap. Harus ada kerja sama timbal balik jangan hitung-hitungan. Ingat, usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Kegiatan apa yang akan Anda lakukan setelah pensiun?

Anak saya punya bakat badminton, dia latihan di klub sendiri saya tidak sempat memantau latihan dia jadinya begitu saja tidak bisa berkembang. Itu artinya otomatis mereka mengalah, istri saya mengalah.

Sekarang anak saya sudah senang di Manado. Kebetulan saya bangun restoran, rumah makan ya semacam wisata kuliner ada tempat foto-fotonya juga yang mengurus istri, jadi saya mengalah. Lokasinya di Tondano, namanya Walene Thalia. Walene itu bahasa kampung sini artinya rumah, Thalia itu anaknya, Nathalia. Jadi Walene Thalia itu rumahnya Nathalia.

Mereka tidak protes, tapi mereka senang ke sana [Manado]. Anak saya bilang senang di sana, jadi sekarang waktunya saya yang ke sana. Tapi tidak mungkin saya yang masak buat di restoran.

Pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)Richard Mainaky ingin lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)

Di sana juga mungkin saya akan badminton juga. Misalnya buka private atau buat akademi badminton. Saya akan bina pemain juga di sana dan anak saya bisa bantu saya nanti.

Tidak akan jauh-jauh sama badminton. Lihat, Christian Hadinata sudah tua masih juga di bulutangkis. Ya seperti itu, saya tetap di badminton tapi waktunya akan lebih banyak sama keluarga.

Mudah-mudahan Tuhan restui, saya ingin bangun lapangan untuk masa panjang rencana saya. Biar bagus juga regenerasi badminton di Indonesia. Di Manado potensinya ada, jadi mudah-mudahan saya di sana bisa buka pembinaan yang jelas mengarahkan, ini pasti juga bantu PBSI. Kadang ada yang bagus tapi tidak punya uang untuk ke Jakarta jadi ya begitu saja [tidak berkembang], kita akan bantu.

Saya juga masih karyawan Djarum, buka akademi juga belum tahu seperti apa ke depannya. Yang jelas saya akan mulai dari nol lagi, saya akan kerja keras lagi.

Apakah ada pekerjaan yang belum Anda selesaikan di PBSI?

Saya baru kasih surat dan per 27 September saya akan selesai. Sekarang saya masih persiapkan anak-anak buat ke Sudirman Cup. Saya mau maksimal dengan persiapkan mereka, setelah mereka berangkat baru saya fokus ke Manado.

Mudah-mudahan ini [Sudirman Cup] jadi prestasi terakhir saya buat PBSI, buat Indonesia. Jadi bisa kasih penutup yang indah di akhir pensiun saya.



(ptr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER