ANALISIS

'Drakor' Usai, Momen PSSI dan STY Benahi Timnas Indonesia

Abdul Susila | CNN Indonesia
Kamis, 09 Sep 2021 08:35 WIB
Drama Korea yang terjadi antara Shin Tae Yong dan PSSI usai dan saatnya kedua pihak bersatu membenahi Timnas Indonesia.
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Nova Arianto setali tiga uang. Pelatih yang dikenal dengan sebutan Suster Ngesot ini dua kali menjuarai Liga Indonesia bersama dua klub berbeda, Persebaya dan Sriwijaya FC. Ia juga meraih gelar Piala Kemerdekaan Indonesia 2008.

Karenanya cukup wajar jika anggota Komite Eksekutif PSSI, Haruna Soemitro, memberi ultimatum. Menurut Haruna, jika STY gagal meloloskan Timnas Indonesia ke babak Kualifikasi Piala Asia 2023, sepantasnya dievaluasi.

"Pada saat pertemuan PSSI dengan Shin Tae Yong, ia siap dievaluasi dari pelatih timnas Indonesia bila gagal mengantarkan Skuad Garuda ke Kualifikasi Piala Asia 2023," ucap Haruna membeberkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Saat ini posisi Taiwan di peringkat FIFA memang lebih baik dari Indonesia, yakni ke-151, tetapi sepak bola Indonesia terbukti lebih mentereng ketimbang Taiwan. Salah satunya Indonesia menang 2-0 saat bertemu dalam uji coba pada 24 November 2010.

Selepas play-off Piala Asia 2023, STY akan berhadapan dengan agenda Kualifikasi Piala Asia U-23 2022. Ajang ini akan berlangsung pada 27-31 Oktober 2021. Indonesia tergabung di Grup G bersama Australia, China, dan Brunei.

Kebetulan Indonesia bertindak sebagai tuan rumah. Karenanya STY diharapkan bisa membawa Garuda Muda lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2022 untuk pertama kalinya. Sejak digelar AFC pada 2013, Indonesia belum pernah lolos.

Di atas kertas Indonesia sulit untuk lolos. Ini karena Australia dan China punya kualitas lebih baik dari Indonesia. Namun, STY pernah membuat keajaiban dengan membuat Korea Selatan taklukkan Jerman di Piala Dunia 2018.

Artinya tak mustahil Indonesia mengalahkan Australia dan China yang merupakan raksasa sepak bola Asia.

Untuk mewujudkan hal tersebut tentu saja dibutuhkan harmonisme. Bukan hanya harmoni permainan Timnas Indonesia, tetapi juga soliditas antara PSSI, STY, dan para asistennya.

Tak hanya Shin Tae Yong yang wajib membuktikan diri, melainkan juga Iriawan sebagai Ketua PSSI perihal kecakapan memimpin organisasi.

Sindiran mantan Ketua Umum PSSI yang kini menjadi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, kiranya bisa jadi pelecut. Hanya dalam dua tahun Edy sudah bisa membuat gebrakan besar pada kompetisi dan memberi prestasi timnas usia muda.

"Saya ganti pemain, dari ujung ke ujung, saya keliling [mencari pemain]. Saya berikan juara. Saya turun dari Ketua PSSI akhirnya luntang-lantung, bubar semuanya," kata Edy pada 24 Agustus 2021 di Medan, Sumatera Utara.

Karenanya bukan hanya kecakapan STY sebagai pelatih yang akan diuji pada 2021 ini. Keterampilan Iriawan sebagai pemimpin PSSI pun diuji. Jika tidak bisa menghadirkan harmoni dan prestasi, tak adil jika hanya STY yang dihakimi.

Dua agenda pada Oktober nanti: play-off Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2022, adalah momentum. Ini saat yang tepat bagi Shin Tae Yong buktikan kecerdikannya, dan pembuktian Iriawan bisa mengelola PSSI dengan baik dan benar.

(jun)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER