Dibanding Carlo Ancelotti, Simone Inzaghi bukan siapa-siapa. Don Carlo, sapaan Ancelotti kaya prestasi bersama klub Italia, Inggris, Jerman, dan Spanyol. Sebaliknya Inzaghi baru punya gelar Coppa Italia dan Piala Super Italia.
Jam terbang Ancelotti pun jauh lebih tinggi. Saat ini usianya sudah 62 dan malang-melintang di sejumlah negara. Sebagai pemain timnas Italia, karier mantan pelatih Everton ini pun jauh lebih gemilang, yakni melakoni 26 caps.
Dari segi taktik Ancelotti identik dengan formasi pohon cemara: 4-3-2-1. Walau beberapa kali menerapkan formasi lain, taktik andalannya adalah sabar bertahan. Dalam hal ini selalu ada sosok deep-lying playmaker di dalam tim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Madrid sendiri dipastikan tidak diperkuat lima pemain yang absen saat dijamu Inter. Kelima pemain yang absen tersebut adalah Gareth Bale, Toni Kroos, Dani Ceballos, Marcelo, dan Ferland Mendy. Kondisi tersebut jadi kerugian bagi Madrid.
Karakter pelatih yang sudah tiga kali mengantarkan timnya meraih gelar Liga Champions ini berbanding terbalik dengan Inzaghi. Pria 45 tahun ini mulai menjelma jadi pelatih bertangan dingin di pentas Italia.
![]() |
Proses panjang Inzaghi di Lazio sejak 2010, dari pelatih usia muda, mengubah karakter I Biancoceleste saat promosi pada 2016. Walau berisikan pemain-pemain kelas kedua, ia bisa mengangkat harkat Lazio setara dengan Inter dan Milan.
Dalam lanskap sepak bola Italia, Inzaghi adalah pelatih generasi terakhir yang moncer. Setelah era Giovanni Trapattoni dan Marcello Lippi, ada Fabio Capello dan Carlo Ancelotti, lantas Antonio Conte dan Roberto Mancini.
Di Serie A musim ini, Inzaghi merupakan pelatih kelima termuda. Walau begitu ia yang paling berprestasi. Empat nama lainnya menangani tim-tim guram yang musim ini akan bersaing untuk lepas dari zona degradasi, bukan berburu gelar juara.
Kendati demikian, Inzaghi tak gentar dengan nama besar Ancelotti dan Madrid. Baginya, ini adalah medan pertempuran yang bagus untuk membuktikan bahwa dirinya bisa sejajar dengan para pendahulunya yang bersinar tersebut.
Untuk pertandingan ini Inter tak bisa diperkuat tiga pemain, yakni Stefano Sensi, Alessandro Bastoni, dan Federico Dimarco. Ketiganya mengalami cedera, namun ini bukan sebuah kehilangan besar.
Sebagai generasi yang lebih muda, Inzaghi menanam respek yang besar pada Ancelotti, tetapi pada saat yang sama ia ingin jadi penanda generasi sukses pelatih angkatan 70-an. Kebetulan medan pertempurannya di Giuseppe Meazza.
Sejarah membuktikan, Inter hanya sekali takluk dari Los Blancos, julukan Real Madrid, saat tampil di kandang. Kekalahan itu tercipta pada musim lalu. Karenanya Liga Champions musim ini jadi ajang balas dendam yang tepat bagi Inter Milan.